Istri Kecil Tuan Ju

Berakhir Dengan Kelegaan



Berakhir Dengan Kelegaan

0Mendengar perkataan Yumi yang tegas, Natan pun tersenyum simpul dan merasa senang. Entah kenapa hatinya merasa nyaman dan damai melihat semangat Yumi yang kembali setelah mereka bicara dari hati kehati.     

"Aku akan menagih janjimu saat kamu kembali nanti. " Kata Natan lagi seraya melirik Yumi dengan lucu.     

Yumi pun segera mengangguk setuju dengan apa yang Natan katakan.      

Tidak lama setelah itu, pintu lift terbuka. Mereka pun keluar dan berpisah tepat di depan lift itu.      

Yumi bersyukur karena Natan tidak jadi mengajaknya naik ketingkat yang paling tinggi. Ia malah mengajaknya untuk tutun kelantai dasar lagi lalu berpisah di sana setelah mengikat janji.      

"Tunggu!"      

Natan menghentikan langkah Yumi saat dia hendak pergi kearah yang berlawanan dengannya.      

"Apa? "Tanya Yumi dengan heran setelah ia menoleh kepada Natan.      

Tanpa mengatakan apapun, Natan melangkah mendekati Yumi. Tidak lama kemudian, Natan menyelipkan cincin di jari tengah Yumi.     

"Apa ini Natan? "Tanya Yumi dengan heran karena cincin itu tidak terlihat seperti cincin pertunagan melainkan cincin perak yang biasa Natan pakai.      

Cincin perak itu dibuatkan khusus oleh kakak perempuannya. Dan di dalam cincin itu terukir nama Natan.      

Tidak hanya itu, cincin perak itu di lengkapi dengan berlian kecil di pinggirnya sehingga tampak berkilau saat terkena cahaya.      

"Ini adalah cincin kesayanganku yang di disain langsung oleh toko berlian terbaik di London. Tapi, ini dikasih oleh Kak Jasmin sebagai hadiah kelulusanku waktu SMP karena aku sering merengek minta dibelikan cincin yang sama dengan pemain sepak bola idolaku. "Jelas Natan setelah selesai memasangnya di jari Yumi.      

"Jika ini cincin kesayanganmu, kenapa kamu malah Memberikannya padaku? "Tanya Yumi dengan heran.      

Sejujurnya dia menyukai cincin itu, sederhana tapi cantik dan terlihat sangat elegan.      

"Cincin iti sudah kecil dan tidak muat di jariku. Oleh karena itu aku meminjamkannya padamu. Jadi, aku punya alasan kuat untuk kembali, yaitu mengambil cincin berhargaku. "Kata Natan.      

Setelah mengatakan itu, Natan pergi begitu saja dari hadapan Yumi tanpa menunggu apa yang akan Yumi katakan karena dia melihat Andi dan beberapa pengawalnya tidak jauh dari mereka.      

Yumi hanya tesenyum melihat Natan, setelah itu ia berbalik setelah Natan tidak terlihat lagi.      

"Malam Nona Yumi! Kami mencari anda dari tadi, apakah ada masalah? "Tanya Andi dengan tatapan menyelidik.      

"Tidak ada. Oh iya, saya ingin pulang dan tidak mau menginap di Hotel ini."Kata Yumi dengan eskpresi memohon.      

"Anda memang tidak akan menginap di Hotel ini sedirian. Tapi, anda akan tinggal di rumah Tuan Ju untuk menemani Ny. Bos. "Kata Andi lagi yang terus aja menerima perintah dari Julian.      

"Ny. Bos? Siapa yang anda maksud Pak Andi? "Tanya Yumi dengan bingung karena seingatnya dia tidak mengenal Ny. Bos itu.      

"And sebaiknya ikut dengan kami, nanti anda akan tau sendiri. Selain itu, malam sudah kian larut, pesta pun sudah berakhir. Jadi, sebaiknya kita pergi dari sini dengan segera."Jawab Andi dengan tegas.      

Tanpa banyak tanya lagi, Yumi pun langsung mengangguk. Tidak lama setelah itu ia mengikuti Andi dengan patuh.      

Di waktu yang sama. Julian sampai di rumahnya lalu memarkir mobilnya dengan acak.      

"Selamat malam Tuan Ju! "Sambut Bibi Mu setelah membukakan Julian pintu.      

"Bibi Mu, apakah istriku sudah pulang?"Tanya Julian dengan suara terenggah-enggah sebab nomer Qiara tidak bisa dihubungi semenjak dia ada di Hotel.      

Tanpa banyak bertanya lagi pada pelayannya, Julian bergegas masuk ke kamarnya.      

Tidak lama kemudian, Julian sampai di kamarnya lalu menemukan Qiara sedang tertidur diatas ranjang dengan acak.      

"Cara tidurnya masih saja buruk seperti ini. Dasar istriku. "Ucap Julian seraya tersenyum geli.      

Setelah berkata begitu, Julian pun segera membantu memperbaiki cara tidur Qiara.      

Sesaat kemudian, Julian naik ke ranjang. Setelah itu ia membawa kepala Qiara agar tertidur di lengannya.      

Tepat saat itu Qiara malah bergerak lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Julian dengan manja.      

Julian pun kaget lalu mengatur kembali posisinya agar nyaman. Setelah itu, Julian memeluk Qiara dengan hangat.      

"Kenapa kamu lama sekali? Aku hampir mati oleh rinduku padamu. "Ucap Qiara dengan pelan tanpa membuka matanya.      

Julian tersenyum sambil mengeratkan pelukannya sehingga Qiara semakin tenggelam dalam pelukannya.      

"Maafkan aku? "Sahut Julian.      

"Umm ... " Ucap Qiara dengan manja.      

Julian baru sadar kalau ngidam Qiara adalah tidak bisa jauh darinya. Hampir setiap hari Qiara mengatakan kalau dia rindu dan ingin memeluknya. Julian merasa bersyukur jika memang benar begitu. Itu artinya, bayinya sudah membantu orang tuanya untuk tetap harmonis.      

Tidak lama kemudian, mereka pun tertidur dengan lelapnya. Hati Julian yang cemas langsung tenang karena istrinya sudah berada di pelukannya.      

Keesokan paginya, mentari mulai menyapa pagi. Julian sudah duduk menikmati sarapan paginya.      

"Tuan, apakah saya harus membangunkan Ny.?"Tanya Bibi Mu setelah menyiapkan minuman berupa susu ibu hamil buat Qiara diatas meja makan.      

"Tidak perlu, karena aku sudah bangun. "Kata Qiara setelah keluar dari kamarnya.      

Mendengar suara itu, Julian yang sudah rapi dan tampan itu menoleh sambil tersemyum.      

Seketika itu hatinya menjadi nyaman saat melihat pagi ini Qiara tersenyum ceria dengan pakaiannya yang centil dengan rambut yang di kuncir kesamping.      

"Selamat pagi sayang! "Sapa Julian seraya menjulurkan tangan kanannya.      

Bukannya meraih tangan Julian, Qiara malah memeluknya dari belakang dengan manja.      

Bibi Mu terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Ny. Bosnya begitu agresip pada Tuannya. Padahal biasanya dia menatap kasian pada Tuannya yang kadang kewalahan harus menghadapi istrinya yang kecil.      

"Sepertinya kamu senang sekali, kamu dandan sangat pagi dan senyum terlukis indah di wajahmu, ada apa?"Tanya Julian seraya melirik Qiara yang pipinya menempel dengan pipi kirinya.      

"Hari ini aku ada kuliah pagi, oleh karena itu aku dandan lebih awal. Selain itu, aku lagi semangat kuliah."Jawab Qiara seraya meletakkan dagunya di bahu lebar Julian.      

"Bagus kalau begitu. Ya sudah, kamu sarapan dan minum susumu dulu baru kita berangkat."Seru Julian seraya mempersilahkan Qiara duduk di sampingnya.      

Tapi, Qiara malah menggeleng tanpa melepas pelukannya.      

"Aku ingin diet, karena tadi aku melihat di cermin kalau pipi dan tubuhku mulai membengkak, ini gara-gara aku kebanyakan makan. Dan lemak di perutku semakin banyak, makanya aku frustasi. Selain itu aku tidak suka sama susu itu karena Bibi Mu tidak memberikan sedikit gula jadi rasanya gak enak. "Jelas Qiara dengan tegas.      

'Ya ampun, Ny. Muda benar-benar polos. Dia belum menyadari dirinya hamil. Jelas saja tubuhnya mulai gemuk, secara ada kehidupan yang semakin tumbuh di perutnya. Aku tidak bisa membayangkan jika perut Ny. Muda semakin membesar, kemungkinan seluruh isi rumah akan repot. 'Batin Bibi Mu sambil geleng-geleng.      

"Qiara? "     

Mendengar suara perempuan memanggil namanya, Qiara pun langsung menoleh tanpa melapas pelukannya dari Julian.      

Melihat siapa yang memanggilnya, mata Qiara seakan melompat dari tempatnya karena kaget. Seketika itu ia berdiri dengan tegak setelah melepas pelukannya dari Julian.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.