Istri Kecil Tuan Ju

Semua Karena Kamu



Semua Karena Kamu

0Tidak lama setelah itu ia duduk di pinggir ranjang nya sambil membuka dasi dan jasnya. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya di samping Qiara karena tidak ingin membuat Qiara merasa kecewa jika tidak menemukannya di samping.      

'Apakah bayiku sedang membantuku agar ibunya tidak lagi mau pindah sehingga ia membuat ibunya untuk terus dekat sama aku? Tapi, bagaimana jika Qiara tau kalau dia hamil? Apa mungkin dia akan mengamuk lalu meminta untuk menggugurkannya? Jika itu terjadi, haruskah aku meminta bantuan Mama? 'Batin Julian seraya menepuk-nepuk bahu Qiara setelah menariknya untuk tidur berbantalkan lengannya.      

Tidak lama kemudian, ia pun ikut tertidur karena sangat jarang baginya untuk tidur jam segitu. Mereka berdua pun tertidur dengan tenang.      

Rumah Keluarga Besar Julian.      

Sementara itu, di rumah orang Tua Julian, tu sudah menjelang sore. Tuan Jhosep baru saja pulang dari perjalanannya ke beberapa Negara untuk melalukan tugasnya sebagai perwakilan Negaranya.      

"Nathan.... " Tuan Jhonsep berteriak setelah ia memasuki rumahnya sambil melepas Jasnya.      

Sarah yang sedang duduk di ruang tamu kaget mendengar teriakan suaminya.      

'Seperti suara Papa. Tapi, kenapa dia berteriak memanggil nama Nathan?' Batin Sarah.      

Karena penasaran dia bergegas menuju sumber suara.      

"Papa? Kenapa baru pulang sudah langsung berteriak? Ada apa? "Tanya Sarah ketika ia sudah berdiri di hadapan suaminya.      

"Dimana Nathan?"Tanya Tuan Jhosep dengan ekspresi yang mengerikan.      

"Ada apa dengan Nathan? Sepertinya Papa sangat marah padanya? Apakah dia sudah melakukan kesalahan?"Tanya Sarah dengan jantung yang mulai berdebar sebab ia sangat membenci pertengkaran.      

"Apa yang kamu kerjakan di rumah selama ini? Bukankah kamu berhenti menjadi dokter hanya karena ingin mengurus Anak-anak kita? Tapi, lihat saja apa yang terjadi. Anak perempuanmu kabur dari rumah dan tidak pernah mau kembali. Sekarang, satu anak yang kamu manjakan itu semakin berulah dan hampir merusak reputasi ku. Bagaimana kalau aku karirku di dunia politik hancur? " Kata Tuan Jhosep seraya melemparkan semua kekesalannya pada Sarah.      

Air mata Sarah langsung mengalir mendengar ucapan suaminya. Dianggap gagal mendidik anak adalah pukulan yang sangat menyakitkan bagi Sarah.      

"Bukankah anak-anakmu begini karena kamulah yang membuat mereka seperti ini? Kamulah yang membuat Jasmin kabur, kamu juga yang sudah merenggut senyum Julian dan kehidupannya habis kamu miliki sehingga ia tidak memiliki kehidupan itu lalu kamu jadikan dia manusia tanpa perasaan, sekarang kamu mau menjadikan anak lelakimu apalagi? "Teriak Sarah yang sudah tidak tahan dengan sikap suaminya terhadap anak-anaknya.      

Diantara empat anaknya, mungkin hanya Jihan yang tidak pernah disentuh kehidupannya sebab orang yang mengasuhnya tidak mengizinkan Tuan Jhosep mengatur hidupnya.      

Tanpa mengatakan apapun, Tuan Jhonsep pergi meninggalkan Sarah menuju kamar Natgan karena dia sudah tidak bisa menahan amarahnya pada Nathan.      

Kamar Nathan.      

Di dalam kamar, Nathan sedang asyik main game sambil mendengarkan musik jelas saja dia tidak mendengar suara ribut diluar, sebab hanya itu hal yang dia bisa lakukan selama di rumahnya karena semua alat musiknya sudah dibuang oleh sang Ayah.      

"Nathan keluar kamu, Papa mau bicara !" Tuan Jhonsep berusaha mengetuk pintu kamar Natgan, tapi tidak ada sautan, akhirnya ia mengambil kunci cadangan, segera setelah itu pintu kamar Nathan terbuka.     

Melihat Natgan sibuk main game sambil mendengarkan musik, ekspresi Tuan Jhosep menjadi gelap, dengan kasar dia segera mengambil handphon Nathan.      

"Kalau orang tua manggil itu jangan pura-pura tuli kamu! "      

Seketika itu Natgan merasa kesal karena ia pikir itu Mamanya sebab suara Papa nya tidak terdengar jelas saat handsetnya masih menempel di telinga.     

"Apa sih Ma? Natgan lagi sibuk main malah Mama ambil ponselku. "keluhan Nathan dengan kesal.      

"Mulai hari ini handphon mu Papa sita! "     

Mendengar suara itu, Natgan langsung mendongak kaget karena ternyata itu sang Papa bukan Mamanya.      

"Papa kapan pulang? "Tanya Nathan dengan sedikit gemetaran.      

"Papa pulang khusus untukmu! "Jawab Tuan Jhosep dengan ekspresi yang gelap dan menakutkan.      

"Memangnya ada apa Papa pulang untukku? "     

"Kamu masih nanya kenapa?Kamu sudah bergaul sama perusak, main di diskotik dan tidur bersama anak gadis orang yang paling buruk adalah ada wartawan yang merekam semua keburukan mu itu, mau jadi apa kamu Nathan? " teriak Tuan Jhosep yang sudah hilang kesabaran menghadapi ke nakalan Nathan yang sangat sering menentangnya.      

"Nathan, sebenarnya apa sih yang kamu inginkan? Papa sudah berikan segalanya padamu. Tapi kamu mau merusak karir dan mimpi Papa. Sekarang Papa sudah kehilangan akal untuk menghadapi mu, kapan kamu bisa berubah?"Kata Tuan Jhosep lagi yang merasa frustasi menghadapi Nathan.      

Nathan hanya menunduk karena dia tidak tau harus berkata apa.      

Melihat tidak ada respon dari Nathan, Tuan Jhosep merasa putus asa, setelah itu dia meninggalkan kamar Natan sambil memegang kepalanya.     

Nathan adalah anak yang tidak bisa dia tampar atau teriaki karena dia tau kalau Nathan adalah putra kesayangan istrinya, ia pun pernah berjanji untuk tidak menggunakan kekerasan jika Nathan berbuat ulah.      

Setelah memarahi Nathan, Tuan Jhosep keluar dari kamarnya karena ia takut tidak bisa mengontrol emosinya lagi.      

Malam Hari.      

Beberapa menit kemudian, malam pun tiba. Tiba-tiba Tuan Jhonsep masuk ke kamar Nathan yang tidak mau keluar untuk makan malam, sang ibu pun tidak bisa membujuknya.      

Tuan Jhosep mengembalikan ponsel Nathan tanpa ekspresi setelah istrinya mendesaknya.      

"Apakah handphon ku sudah waktunya kembali Pa? " Tanya Natgan dengan suara lemah lembut karena dia tau kalau dia sudah melakukan salah besar dan pantas di hukum. Namun, kejadian itu mereka rahasiakan dari Sarah.      

"Kakakmu mau bicara! " kata Tuan Jhosep.     

Karena tidak ada yang bisa membujuk Nathan, Tuan Jhosep pun meminta bantuan Julian. Kebetulan Julian dan Qiara baru pulang dari makan malam bersama Klien dan istrinya.      

Setelah itu Tuan Jhosep meninggalkan kamar Nathan untuk membiarkan ya bicara berdua dengan sang kakak yang menurut Tuan Jhosep hanya dia yang didengarkan oleh Nathan.      

"Ada apa kakak menelpon ku?" Tanya Nathan setelah menggeser icon warna hijau di ponselnya.      

"Apa Papa sudah memarahi mu? "Tanya Julian dengan suara yang lembut.      

"Ini semua karena kakak. Jika kaka tidak memberitahu Papa kejadian ini kemungkinan aku tidak akan dimarahi. " Nathan merasa kesal karena Julian tidak bisa menutup mulutnya untuk tidak mengadu pada sang Papa.      

"Papa tau sendiri bukan aku yang memberitahunya. Sekarang katakan apa yang Papa bilang padamu dan ceritakan padaku kejadian sebenarnya karena kemarin kamu tutup mulut tanpa penjelasan apapun. Apa kamu mau kami berfikir semakin buruk padamu atau pada gadis yang kamu lindungi? " kata Julian dengan santai, dia tau kenapa Nathan diam saat ditanya tentang gadis itu, semua karena Nathan tidak mau Yumi terlibat dalam masalahnya karena dia tau bagaimana cara Papa dan kakaknya menyelesaikan masalah.      

Mendengar pertanyaan Julian, Nathan nampak berfikir kalau sebenarnya dia memang butuh bicara dengan seseorang tapi apa haruskah itu kakak yang dia tidak sukai?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.