Istri Kecil Tuan Ju

Merasakan Rindu yang mendalam



Merasakan Rindu yang mendalam

0Tepat saat itu, Julian masuk ke kamar karena mau mencari sesuatu yang lupa dia bawa untuk Klien nya. Untungnya, Restauran tempanya bertemu tidak jauh dari rumahnya.      

Julian mengerutkan keningnya melihat Qiara sudah pulang sebelum jam dua belas siang.      

"Sayang tumben pulang cepat, biasanya sore kan kalau hari senin begini? Aku lihat jadwalmu kemarin soalnya."Tanya Julian setelah duduk di pinggir tempat ranjang.      

Mendengar suara dan bau parfum Julian, Qiara pun langsung bangun lalu memeluk Julian dengan erat karena itu adalah hal yang sangat dia ingin lakukan sewaktu dia ada di kampus.      

"Kamu sendiri kenapa pulang cepat? Setauku kamu selalu pulang malam?" Tanya Qiara sambil mengeratkan pelukannya.      

Julian kaget karena Qiara melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dipeluk Qiara duluan tentu saja beda rasanya.      

"Ada barang yang ketinggalan, makanya aku pulang." Jawab Julian seraya menepuk-nepuk bahu Qiara.      

Setelah mengatakan itu, Julian melepas pelukan Qiara lalu menatapnya dengan ekspresi yang rumit.     

"Katakan ada apa di kampus sehingga kamu pulang lebih awal, bukankah hari ini kamu punya jadwal kuliah sampai sore? "     

Julian yang belum membaca pesan masuk dari mata-matanya karena ponselnya tertinggal di ruangannya sehingga ia tidak tau apa yang sudah terjadi pada Qiara.      

Tanpa mengatakan apapun, Qiara menjulurkan surat dari kampusnya tanpa ekspresi.      

"Apa ini?" Tanya Julian dengan heran.     

"Buka aja!" Sahut Qiara dengan malas. Setelah itu ia menunduk untuk mencari aman kalau Julian memarahinya.     

"Kamu di Skors dari kampus? "Tanya Julian seraya memandang Qiara dengan penuh arti.      

Qiara menjawab pertanyaan Julian dengan anggukan yang pelan.      

'Apa dia akan memarahiku? Atau dia akan memukulku? 'Batin Qiara dengan sedikit ketakutan.      

"Kenapa cuma satu minggu? "Tanya Julian setelah terdiam beberapa saat.      

"Apa? Kenapa kamu bertanya begitu? Apakah kamu senang kalau aku di Skors? "Tanya Qiara dengan heran.      

"Tentu. Itu artinya kamu akan memiliki kesempatan untuk istirahat yang banyak. Bagus kan? "Kata Julian dengan antusias.      

Qiara menyeringai kepada Julian. Dia berfikir kalau suaminya itu sangat aneh. Bagaimana bisa ia merasa senang melihat sang istri di skors dari kampus. Bukankah itu memalukan?      

"Aku tidak senang. Aku ingin kuliah dan bertemu dengan teman-temanku. Dirumah itu membosankan dan tidak menyeangkan. Aku mau bermain. "Kata Qiara dengan tatapan sendu.      

"Ummm... Bagaimana kalau kamu tinggal bersama Mama di Bandung. Setidaknya kamu tidak akan bosan kalau bersama Mama. Apakah kamu setuju?" Kata Julian memberikan ide.      

Qiara tampak diam. Ia mencoba mencerna ide yang Julian berikan padanya.      

"Oke. Aku akan pulang ke rumah Mama. Tapi... "      

Qiara menunduk setelah setuju dengan ide Julian.      

"Tapi apa? " tanya Julian dengan sedikit bingung karena Qiara tiba-tiba menghentikan perkataannya.      

"Tapi, aku bingung dengan diriku."Jawab Qiara seraya menahan malu.      

"Bingung? Kenapa? " Julian semakin tidak mengerti apa yang sedang Qiara bicarakan.      

"Aku akan katakan, tapi kamu tidak boleh menertawakanku! "     

"Iya janji!" sahut Julian. Qiara pun tersenyum lalu menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Julian.      

"Aku bingung, saat berada di kampus tadi, entah kenapa aku merasa sangat merindukanmu. Bawaannya ingin memeluk dan memandang wajahmu. Aku merasa kenyang saat melakukan itu. Bahkan, saat kamu ada di depanku sekarang aku malah masih merindukanmu. Jadi, jika aku ada di rumah Mama, bagaimana caraku agar bisa memelukmu? Kemungkinan aku akan kesulitan tidur jika kamu tidak ada di sampingku. "Jelas Qiara seraya menahan malunya. Namun, ia bukan orang yang pandai menyimpan perasaannya yang menggebu.      

Julian merasa ingin tertawa, bukan karena ungkapan Qiara, melainkan melihat ekspresi Qiara yang menggemaskan saat saat mengatakannya.      

"Apa aku memalukan? " Tanya Qiara yang masih menunduk.      

"Heeheh... Bagaimana kamu bisa memalukan sayang? Kamu itu istriku dan rindu pada suamimu adalah hal yang sangat wajar. Jadi, kamu tenang saja! Aku akan datang ke Bandung setiap kali kamu memintanya. Jangan ragu menelponku jika kamu tidak bisa menahan rindumu. "Kata Julian seraya membelai wajah Qiara setelah ia mengangkat wajah polos itu agar membalas tatapannya.      

"Benarkah? " tanya Qiara untuk menyakinkan dirinya.      

"Tentu saja itu benar. Aku tidak akan membohongimu. "Jawab Julian seraya menarik Qiara Kepelukannya.      

Qiara tersenyum lalu mengeratkan pelukannya karena dia memang benar-benar sangat merindukan Julian.      

"Umm ... Aku ingin tidur denganmu sekarang!" Suara Qiara terdengar begitu menggoda dan membuat Julian terkejut.      

Sebelum menjawab, ia melihat jam yang ada di tangannya. Itu sudah nenunjukkan pukul 11:30, waktu mendekati jam makan siang. Ia ingin segera kembali ke kantor, tapi dia tidak ingin mengecewakan istrinya yang lagi hamil.      

"Umm... Kita tidur saja kan? "Tanya Julian dengan sedikit gugup.      

"Bercinta. " jawab Qiara dengan spontan.      

"Bercinta? Siang-siang begini? "Tanya Julian lagi dengan ekspresi kaget karena tidak menyangka akan diajak bercinta oleh istrinya disaat ia lagi terburu-buru balik ke kantor.      

"Iya, aku inginnya sekarang. Bukankah kita sudah lama tidak bercinta? Sudah lebih dari seminggu. " Kata Qiara seraya mendongak menatap Julian dengan ekspresi memelas.      

"Khemm... Baiklah. Tapi, aku akan menelpon sekretarisku dulu agar menyelesaikan pekerjaanku. Kamu tunggu sebentar! " Kata Julian seraya berdiri dari duduknya.      

Setelah itu Julian keluar dari kamar, Qiara pun menjadi anak baik dengan patuh menunggu di kamar.      

Dengan cepat Julian mencaritahu di google tentang bercinta saat istri hamil. Ia fikir akan melukai istrinya apabila dia melakukannya.      

Setelah mengambil nafas lega. Julian pun langsung membuat panggilan kepada Eny.      

"Hallo bos! " Sapa Eny dari seberang telpon, untungnya dia menyimpan nomer telpon rumah Julian sehingga ia tidak perlu bertanya.      

"Aku tidak bisa kembali ke kantor hari ini. Batalkan semua jadwalku, dan katakan pada Andi untuk membereskan pekerjaan yang tidak sempat aku selesaikan hari ini, selain itu katakan padanya juga untuk mengantar ponselku ke rumah tapi sore hari. Mengerti? " Seru Julian.      

"Iya bos. Tapi, malam ini anda ada janji makan malam bersama klien baru kita yang dari Jepang. Apakah itu juga harus di batalkan? "Tanya Eny.      

"Tidak perlu. Aku akan datang menemuinya bersama istriku. Kebetulan dia juga membawa istrinya. Ya sudah, aku akan menutup telponku, jangan biarkan ada yang mengangguku! "     

"Baik bos! "     

Setelah itu ia menutup telponnya, lalu kembali ke dalam kamar. Seketika itu Julian menemukan Qiara sudah tertidur.      

'Kenapa dia malah tidur? Bukankah dia mengajakku bercinta tadi? Haduhhh... Apakah ini bawaan bayi? ' Batin Julian seraya berjalan mendekati Qiara.      

Tidak lama setelah itu ia duduk di pinggir ranjang nya sambil membuka dasi dan jasnya. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya di samping Qiara karena tidak ingin membuat Qiara merasa kecewa jika tidak menemukannya disamping.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.