Istri Kecil Tuan Ju

Apa Kamu Cemburu?



Apa Kamu Cemburu?

0Setelah mengatakan itu, Eka pun segera melepas infus dari tangan Qiara dengan hati-hati agar tidak menyakiti Qiara. .      

"Terimakasih karena kamu sudah membantu istriku. Kalau begitu, aku akan mengganti pakaianku sebentar." Ucap Julian sambil berkedip pada Qiara.      

Setelah mengatakan itu, Julian pun segera pergi menuju ruangan khusus pakaiannya untuk mengganti jas yang dia gunakan sedari pagi karena dia berencana untuk berangkat ke kantor lebih awal.     

Dan kepala pelayan juga keluar dari kamar itu untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.      

Kini, di kamar yang luas dan mewah itu, hanya ada Qiara dan Eka. Kesempatan itu Eka manfaatkan untuk ngobrol dengan Qiara dari hari kehati.      

"Apa anda mencintai suami anda? "     

Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Eka, Qiara pun langsung menatapnya penuh arti.      

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apakah kamu meragukan hubunganku dengan suamiku? "Tanya Qiara balik sambil tersenyum licik.      

"Bukan begitu. Saya cuma heran dengan anda. Bukankah anda melihat kami berpelukan? Kenapa anda tidak marah, malah menunjukkan sikpa romantis." Kata Eka seraya menantang tatapan Qiara.      

"Karena itu urusan rumah tanggaku. Orang lain dilarang tau. Bagiku, semua yang terjadi dalam rumah tanggaku cukup aku dan suamiku yang tau, tidak mesti aku harus mempertontonkan semua perasaanku dihadapan orang lain, termasuk didepan wanita yang sedang mengincar suamiku. "Jelas Qiara dengan menekankan pada kata mengincar.      

Ekspresi Eka menjadi gelap. Dia merasa tersindir dengan ucapan Qiara, namun dia tidak mau kalah karena dia berfikir kalau dirinya jauh lebih baik dua kalilipat dari Qiara.      

"Hahah.. Anda memang cepat tanggap. Memang benar kalau dari dulu saya menginginkan untuk menjadi Ny. Ju. Tapi, saya bukan orang yang akan melakukan hal kotor buat merebutnya. Jadi, saya lebih suka bersaing dengan sehat. Oleh karena itu, jaga baik-baik suamimu jangan sampai aku berhasil kerebutnya. " Bisik Eka sambil tersenyum.      

Tepat saat itu, Julian datang kembali setelah mengganti pakainnya. Qiara pun mengurungkan niatnya untuk membalas perkataan Eka.      

"Apakah sudah selesai? "Tanya Julian seraya duduk di pinggir tempat tidur.      

"Saya sudah selesai Tuan. Dan saya sudah membuatkan resep obat buat istri anda dan tubuhnya. Kalau begitu saya pamit dulu! "Jelas Eka sambil menunjukkan hormatnya pada Julian.      

"Baiklah, kamu hati-hati dijalan! "Kata Julian dengan sopan dan ramah.      

Setalah itu, Eka pun keluar dari kamar. Walaupun dia menginginkan Julian dan Qiara bercerai, tapi dia tetap profesional pada pekerjaanya. Ia memberi resep sesuai dengan kebutuhan Qiara sebagi wanita hamil.      

"Sayang, apa ada yang mau kamu makan lagi? " Tanya Julian sambil medekati Qiara dengan senyum termanisnya.      

Tanpa mengatakan apapun. Qiara memalingkan wajahnya dari Julian karena dia fikir kalau ini sudah saatnya untuk dia protes tentang masalah Julian yang memeluk Eka.      

Julian memicingkan matanya melihat sikap Qiara yang langsung berubah saat mereka sedang berdua.      

"Ummm... Apa aku ada salah sehingga kamu tidak mau melihatku? "Tanya Julian seraya naik ke ranjang sambil mengintip ekspresi Qiara.      

"Jangan sentuh aku! Karena aku tidak mau disentuh oleh tangan yang sudah memeluk gadis lain. " Ucap Qiara seraya menjauhi Julian dengan sedikit bergeser.      

Mendengar perkataan Qiara. Julian tersenyum lalu menarik nafas dalam karena dia senang kalau Qiara akhirnya menunjukkan rasa cemburu padanya, itu artinya dia tidak akan meminta cerai lagi.      

"Apa kamu cemburu? " goda Julian lagi sambil berbisik di telinga Qiara.      

"Apaan sih? Siapa juga yang cemburu. Aku hanya tidak suka melihat lelaki yang sudah beristri malah memeluk perempuan lain di depan istrinya sendiri. " Ucap Qiara seraya menyingkirkan tangan Julian dari bahunya.      

"Ohhh... Gitu. Tapi, aku juga punya penjelasan kenapa aku melakukannya. Dengan kata lain, aku tidak sengaja. " Kata Julian sambil bersandar.      

Mendengar perkataan Julian. Qiara pun terdiam, setelah itu ia menoleh kepada Julian dengan ekspresi sendu.      

"Ummm... Tidak sengaja apa maksudmu? Apakah kamu sedang mencoba membuat alasan untuk membenarkan apa yang sudah kamu lakukan. Apa itu benar? " Tanya Qiara seperti orang yang sedang mengintrogasi penjahat.      

"Sayang, rumah ini dipenuhi oleh CCTV. Jadi, kamu bisa melihat apa yang akan aku katakan ini benar. Tadi itu, Eka hampir terjatuh dari tangga, oleh karena itu aku menarik tangannya sehingga ia jatuh ke pelukanku. Begitu ceritanya. "Jelas Julian apa adanya. Qiara pun bisa merasakan kalau Julian memang berkata jujur.      

"Kali ini aku percaya padamu. Tapi, jika terulang lagi aku tidak akan mempercayaimu lagi." ucap Qiara.      

"Aku tidak akan mengulanginya lagi. Oh iya, apa kamu masih ingin makan eskrim? "Kata Julian lagi seraya memicingkan matanya.      

"Umm... Aku tidak mau lagi. Tapi, aku ingin mandi lalu berangkat kuliah "kata Qiara seraya menyingkirkan selimutnya.      

Belum sempat kakinya menyentuh lantai, Julian menarik lengannya sehingga Qiara langsung terjatuh di pelukan Julian lagi.      

"Yaaaa... Julian! Kenapa kamu menarikku lagi? Jangan bilang kalau kamu mau menahanku untuk tidak masuk kuliah! " Kata Qiara seraya mendongak melihat Julian.      

"Ini sudah jam 9 pagi. Bukankah hari ini kamu ada mata kuliah pagi? Itu artinya kamu sudah terlambat. Tapi, kamu tenang saja, karena aku sudah memintakanmu izin untuk tidak masuk! "Jelas Julian seraya mempererat pelukannya. Dia merasa sangat bahagia karena sebentar lagi akan menjadi Ayah. Oleh karena itu ia harus memastikan janin itu kuat dulu baru ia akan memberitahu Qiara. Sementara itu, ia harus memastikan kalau Qiara tetap berada di Zona aman.      

"Apa kamu gila? Dalam satu semester kamu sudah membuatku izn berulang kali. Lalu, mahasiswi macam apa aku ini? Sudah banyak aku ketinggalan pelajaran.     

"Protes Qiara dengan kesal, karena ini yang kesekian kalinya ia tidak masuk kuliah.      

"Soal itu, aku sudah meminta teman sebangkumu untuk mencatatatkan semua mata kuliah yang tidak kamu ikuti. Jadi, tenanglah! " Kata Julian seraya menepuk-nepuk bahu Qiara dengan pelan.      

"Temanku siapa? "Tanya Qiara dengan heran.      

"Ummm... Kata Asistenku, namanya Vega. Dia mau melakukannya setelah Andi memberinya sedikit hadiah. "Jawab Julian.      

"Ohh ... Baiklah, kali ini aku terima. Tapi, di kedapannya, aku tidak ingin kamu memintakan aku izin lagi. Karena aku ingin menjalani hari-hari kuliahku dengan normal. Apa kamu mengerti? "Kata Qiara menegaskan apa yang menjadi keinginannya.      

"Oke. Aku tidak akan melakukan itu lagi. Sekarang, kamu tidurlah agar tenagamu bisa kembali dan benar-benar siap untuk kuliah lagi!"Ucap Julian.      

"Oh iya, kenapa kamu tidak jadi ke kantor? " tanya Qiara ketika menyadari itu.      

"Aku sengaja mengurungkan niatku untuk ke kantor, karena aku ingin menemani dan menjagamu di rumah untuk memastikan kalau kamu baik-baik saja. "Jawab Julian sambil menatap lembut wajah manis Qiara.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.