Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Tidak Nyaman



Merasa Tidak Nyaman

0"Baiklah, kalau begitu aku akan keluar membelinya. Kalau kamu mau ke kamar mandi, kamu bisa panggil pelayan untuk membantumu memegang infus. "kata Julian sambil mencium kening Qiara.      

"Iya, aku akan segera menelpon pelayan. Tapi, aku tidak nyaman dengan infus ini. Jadi, bisakah kamu meminta dokter yang memasangnya untuk mencabutnya kembali? "Tanya Qiara sambil cemberut melihat infus yang terpasang di tangan kanannya.      

"Infus ini akan dilepas saat dokter susah memastikan kondisimu sudah baik. Ya sudah, aku akan berangkat sekarang! "Kata Julian.      

Qiara pun langsung mengangguk sambil tersenyum. Melihat senyum itu, Julian pun segera keluar dari kamar.      

Tidak lama setelah keluar dari kamar. Julian pun segera membuat panggilan kepada Eka sebelum dia membeli eskrim yang Qiara inginkan.      

"Tuan, apakah Ny. Sudah waktunya minum susu? " Tanya kepala pelayan ketika melihat Julian melewati dapur.      

Julian memicingkan matanya ketika melihat susu yang dipegang oleh kepala pelayan.      

"Ini kan susu ibu hamil. Tuan yang memintaku membelinya tadi malam. Bukankah Ny. Lagi hamil? " jawab kepala pelayan itu dengan polosnya.      

Julian langsung menempelkan telunjuknya di bibir ketika mendengar perkataan kepala pelayan itu.      

"Ssssttt... "      

"Ada apa Tuan? " tanya kepala pelayan itu dengan berbisik.      

"Kita bicara di luar! "kata Julian seraya mengajak sang kepala pelayan keluar dari rumah.      

Tidak lama setelah itu, Julian menatap tajam sang kepala pelayan dengan sinis dan membuat pelayan nya itu bergidik ngeri.      

"Jangan beritahu Ny. Kalau dia lagi hamil! Jika kamu ingin memberinya minum susu, katakan kalau itu susu biasa. Apa kamu faham! " Kata Julian dengan tegas.      

"Baik Tuan." Sahut sang kepala pelayan sambil menganggukkan kepalanya.      

"Baguslah. Sekarang, aku akan pergi sebentar, pastikan istriku minum susu itu! "     

Setelah mengatakan itu, Julian langsung masuk ke mobilnya tanpa menggunakan sopir, karena dia tidak pergi terlalu jauh dari rumahnya.      

Setelah meninggalkan area rumahnya. Julian pun segera membuat panggilan kepada Eka. Tidak lama kemudian, suara Eka terdengar dari seberang telpon.      

"Hallo Tuan Ju! " Sapa Eka dengan ramah.      

"Eka, tolong datang segera ke rumahku! Istriku sudah sadarkan diri. Tapi, dia memintaku untuk membelikannya eskrim, apakah dia boleh minum eskrim?" Ucap Julian dengan sangat serius, sebab dia tidak ingin terjadi apa-apa sama Qiara dan bayinya.      

"Jika itu makanan yang diidamkan istri anda, maka tidak masalah anda membelikannya. Bisa jadi, dia akan memakannya atau hanya ingin melihatnya. Anda tidak perlu khawatir akan makanan yang istri anda inginkan. Wujutkan saja selagi dia memintanya, asalkan dia tidak melakukan aktivitas berat karena usia kehamilannya masih sangat muda. "Jelas Eka sambil tersenyum.      

"Oh begitu. Baiklah, aku akan membelikan eskrim sebanyaknya untuk istriku. Tapi, kamu juga harus segera datang ke rumahku untuk memeriksa istriku. Kemungkinan hari ini aku tidak akan ke kantor. " Ucap Julian seraya melonggarkan dasinya.      

Dia berfikir, kalau menjaga dan memastikan Qiara baik-baik saja itu lebih baik daripada harus berangkat ke kantor. Karena di kantor sudah ada Andi yang mengurus semua pekerjaannya. Soal tanda tangan, bisa mereka antar ke rumah.      

Penjelasan Eka membuatnya menjadi sangat khawatir terlebih Qiara belum tau kalau dirinya hamil sehingga sangat mungkin dia akan melakukan hal yang membahayakan janinnya.      

"Baik Tuan. Saya akan langsung berangkat ke rumah anda. Sekalian saya akan mengganti infus dan vitamin penguat janinnya. " Sahut Eka.      

"Baiklah. Aku serahkan soal kesehatan istri dan bayiku padamu. Sampai ketemu di rumah!"      

Setelah mengatakan itu, Julian pun langsung menutup telponnya. Tepat saar itu ia mendapat panggilan dari Andi. Seketika itu Julian mengangkat panggilan itu dengan segera.      

"Hallo?" suara Julian terdengar dingin karena urusannya dengan Andi lain lagi lebih menegangkan.      

"Bos, saya sudah menemukan dimana tuan Muda."Jawab Andi.      

"Katakan! " seru Julian.      

"Dia ada di Apartemen Mawar yang dibelikan oleh Nona Jasmin sebagi hadiah ulang tahunnya. Menurut sumber yang terpercaya, semalam Tuan muda pulang dibawa oleh seorang perempuan gendut dalam keadaan mabuk!"Jelas Andi sesuai dengan apa yang dia dapatkan.      

"Apakah kamu sudah memastikan kalau dia memamg ada di kamarnya? "Tanya Julian yang ingin memastikan kalau Natan memang pulang dengan selamat.      

"Saya sudah memastikannya. Akan tetapi, sepertinya perempuan yang membawanya pulang juga ikut menginap. Karena sewaktu saya akan menuju kamar Tuan Muda, saya melihat dia keluar dari kamar itu dengan raut wajah sedih. " kata Andi lagi yang berusaha menjelasakan apa yang dia lihat.      

"Menginap? Apakah kamu melihat wajah perempuan itu? "Tanya Julian yang mulai memiliki perasaan yang tidak enak terhadap cerita Andi.      

"Tidak bos. Tapi, saya akan meminta rekaman CCTV itu dari keamanan Apartemen ini. "Jawab Andi.      

"Baiklah. Jika kamu sudah mendapatkannya, pastikan untuk mengirimnya padaku! Karena hari ini, aku tidak bisa kemana-mana. Jadi, kamu urus semuanya termasuk kantor. Dan jangan menggangguku jika itu tidak penting. " seru Julian.      

"Baik Tuan! "     

Setelah bicara dengan Andi. Julian pun segera membeli eskrim untuk Qiara.      

Di waktu yang sama. Natan terus-terusan menyalahkan dirinya saat mengingat kejadian semalam. Dia merasa menyesal dan bersalah sama Yumi yang sudah membantunya.      

'Aaarggg... Kenapa ini harus terjadi? Kenapa aku harus menodai Yumi? Sekarang, aku tidak tau harus melakukan apa. Apakah aku harus menelpon kakak? 'Batin Natan seraya mengacak-acak rambutnya.      

Tepat saat itu, pintu kamarnya terbuka, seketika itu Natan terkejut dan langsung menoleh kearah pintu.      

"Siapa itu? "kata Natan dengan sinis.      

"Ini saya Tuan Muda! "     

Mendengar suara berat dan dingin itu, Natan semakin terkejut.      

"Pak Andi? " Ucap Natan dengan sedikit gemetaran.      

Dia khawatir Andi akan tau apa yang sudah dia lakukan bersama Yumi. Jika kekhawatirannya benar, maka dia sudah bisa memastikan hidupnya akan tamat. Julian bisa membunuhnya dan dia akan diusir dari rumah besar keluarganya oleh sang Papa yang merupakan calon Perdana Menteri itu.      

"Tuan Muda harus pulang bersama saya hari ini! Jika anda tidak mau maka saya terpaksa akan menggunakan kekerasan. "Kata Andi dengan sopan.      

"Ini Apartemenku kenapa kalian bisa masuk? Kalau kalian tidak pergi maka aku bisa melaporkan kalian kepada Tim keamanan Apartemen ini. Jadi, keluar dari kamarku! " Teriak Natan dengan geram.      

"Sepertinya anda lupa siapa kakak anda. " Kata Andi sambil tersenyum licik.      

Natan memiliki firasat buruk mendengar apa yang Andi katakan, karena dia tau betul siapa dan bagaimana kakaknya yang bernama Julian itu.      

"Apa maksudmu? "Tanya Natan dengan heran.      

"Bos sudah membeli Apartemen ini. Jadi, anda tidak bisa melalukan apapun. "Jelas Andi.      

Ekspresi Natan menjadi gelap. Dia memang lupa siapa kakaknya yang bisa melakukan apapun yang dia inginkan dengan mudah.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.