Istri Kecil Tuan Ju

Aku Ingin Sepertimu!



Aku Ingin Sepertimu!

0Yumi merasa kagum dengan keberanian Qiara yang menentang Nita. Dia berfikir kalau dia akan belajar sama Qiara agar bisa menjadi orang yang setangguh Qiara.      

"Aku tidak takut. Jika tidak bisa dengan gunting ini, maka aku akan menggunakan tanganku untuk menjambak rambutmu serta merobek mulutmu yang lancang itu. "Kata Nita setelah membuang gunting itu.      

"Silahkan! Majulah! "     

Mendengar serta melihat betapa sombongnya Qiara. Nita semakin geram, tidak lama setelah itu, ia berlari menyerang Qiara dengan mengepalkan tinjunya.      

"Arggg... " Teriak Nita ketika pergelangan tangannya di genggam erat oleh Qiara. Sedangkan tangan yang satunya di pelintir kebelakang.      

"Upsss... Aku tidak sengaja, hehehhe..." Ucap Qiara seraya mendorong Nita setelah ia melepaskan pegangan tangannya.      

"Auhh... "      

Nita sekali lagi merasa kesakitan dibagian bokongnya akibat jatuh.      

"Hei... Anak baru. Beraninya kamu memperlakukan Nita begini. Kami tidak akan tinggal diam, rasakan ini! "Kata dua teman Nita yang berusaha membela Nita.      

Qiara yang masih belum sehat itu hanya bisa menarik nafas dalam untuk menutupi kondisinya yang sebenarnya.      

'Sudah lama tanganku tidak memukul orang, apakah ini sudah waktunya? 'Batin Qiara seraya mengepalkan tinjunya.      

"Arrgg ... "      

Teriakan dua gadis itu cukup keras ketika mereka ingin memukul Qiara, namum mereka sendiri yang malah tersungkur ke lantai.      

"Ahhh ... Kalian tidak bilang sih kalau aku harus menahan tangan kalian agar tidak jatuh. Hehehehe. " Ucap Qiara sambil tersenyum melihat dua gadis itu seperti ayam yang baru di potong lehernya.      

"Awas kamu! Ini bukan akhir dari semuanya, namun ini awal dari penderitaanmu. Kami tidak akan membiarkan untuk hidup tenang selama berada di Asrama ini. "Ancam Nita sambil membantu dua temannta berdiri.      

"Ye ye ye ... Saya tunggu! "      

Setelah mendengar ucapan Qiara. Nita semakin membencinya walaupun baru pertama Kali bertemu dengan Qiara. Tidak lama kemudian, mereka bertiga pergi dari hadapan Qiara.      

"Kak Yumi baik - baik saja kan? " tanya Qiara dengan khawatir.      

"Iya, aku baik-baik saja kok. Oh iya, kamu hebat banget. Aku pengen deh kayak kamu. Tidak di buli lagi, sayangnya aku terlalu lemah." Kata Yumi sambil menunduk sedih.      

"Hahaha ... Jangan pernah kakak menjadi seperti aku! Karena aku hanya gadis nakal yang hobinya berantem. Tidak ada yang baik dalam hidupku. " kata Qiara sambil terkekeh.      

"Kamu bisa saja. Hehehehe ... Oh iya, kamu baru pindahnya? Kamarmu nomer berapa? " Tanya Yumi sambil tersenyum.      

Qiara pun langsung memeprlihatka nomer kuncinya.      

"Nomor 103? Wahhh ... Akhirnya aku punya teman sekamar. Tapi, kamu tidak keberatan kan kalau sekamar denganku? " Kata Yumi dengan antusias. Namun. Ia langsung menunduk sedih ketika mengingat banyak mahasiswi yang tidak mau berbagi kamar denganya.      

"Wahhh ... Jadi, kakak teman kamarku? Aku fikir hantu, karena kata Madam Dwi, gak ada yang mau sekamar dengan orang itu. Aku senang banget kalau itu kakak. "Ucap Qiara sambil memeluk tubuh Yumi yang gendut.      

"Beneran kamu senang satu kamar denganku? " tanya Yumi dengan tidak percaya.      

"Iya. Aku tidak berbohong kok. Aku senang bisa kenal kakak yang apa adanya. "Jawab Qiara seraya menganggukan kepalanya.      

"Kamu teman pertamaku di kampus bahkan di Asrama juga. Kalau begitu, ayo ngobrol di kamar! " Kara Yumi seraya membantu Qiara membawa kopernya.      

Qiara pun mengangguk lalu mengikuti Yumi dengan senang hati. Untuk sesaat dia lupa permasalahan yang baru saja terjadi antara dia dan Julian.      

Tidak lama setelah itu, mereka berdua sampai di kamar yang cukup besar untuk mereka berdua dengan dua dipan susun, meja belajar yang berada dintengah - tengah dan dua lemari yang imut dan cantik. Serta ada satu kamar mandi yang tidak jauh dari meja belajar.      

"Wahhh... Kakak orangnya pembersih ya? Beda banget dengan aku yang sembarangan. Apakah kakak tidak apa - apa sekamar dengan orang sepertiku? " Kata Qiara seraya memperhatikan setiap sudut kamar itu.      

"Itu artinya kita saling melengkapi. Kamu yang sembarangan dan aku yang rapi dan suka kebersihan. Jadi, tidak ada masalah untuk itu. Trimakasih ya Qiara sudah mau berteman dan tinggal sekamar denganku. "Kata Yumi dengan tatapan yang berkaca - kaca.      

"Senang bisa kenal dengan kakak. Mari kita meraih mimpi bersama! Mohon bimbingannya kakak jenius! "Kata Qiara sambil memberikan hormatnya kepada Yumi.      

"Kamu ini apa - apaan sih? Aku tidak sejenius itu. Aku masih butuh belajar untuk mempertahankan beasiswaku,dan aku juga harus membagi waktu untuk pekerjaan paruh waktuku. " Kata Yumi sambil membantu Qiara memasukkan bajunya ke lemari yang berada disebelah lemarinya.      

"Kakak melakukan pekerjaan paruh waktu? Apakah aku bisa ikut? Karena aku butuh uang untuk bayar Asrama dan uang kuliahku. "Kata Qiara dengan ekspresi sendu.      

"Kamu yakin ingin kerja paruh waktu bersamaku? " Tanya Yumi untuk memastikan niat Qiara.      

"Seratus persen yakin kok. Jadi, tolong bantu aku untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu "Kata Qiara sambil memegang tangan Yumi.      

Yumi terdiam sesaat sambil memperhatikan tatapan Qiara yang penuh harap. Tidak lama setelah itu ia pun tersenyum lalu mengangguk.      

'Aku kasian sama Qiara. Semoga Bos Beni mau menerimanya! Aku akan berusaha meminta tanpa mengandalkan bantuan Natan. 'Batin Yumi.      

"Yeee ... Terimakasih kakak! Akhirnya sebentar lagi aku akan memiliki pekerjaan paruh waktu." Kata Qiara dengan antusias, tidak lupa dia memeluk Yumi kembali saking bahagianya.      

Yumi pun, tersenyum sambil menepuk - nepuk bahu Qiara. Tepat saat itu ia merasakan suhu tubuh Qiara yang panas.      

"Ra, kenapa tubuhmu panas banget? Apa kamu sakit? "Tanya Yumi dengan khawatir.      

"Hahaha ... Aku tidak sakit kok. Suhu panas ini diakibatkan karena aku kurang istirahat. Itu aja. " Jawab Qiara sambil menggelengkan kepalanya.      

"Ya sudah kalau begitu, kamu istirahat saja! Aku akan mandi sekarang karena aku harus segera berangkat ke kampus. " kata Yumi seraya menarik Qiara untuk tidur.      

"Baiklah, aku akan istirahat sekarang, selamat kuliah kakak Yumi!"Sahut Qiara sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur.      

Yumi pun langsung memasuki kamar mandi dengan terburu-buru karena dia sudah hampir terlambat.      

Waktu terus berlalu. Malam pun, akhirnya tiba. Julian pulang ke rumah dengan wajah lesu dan dasi yang sudah berantakan. Ia baru saja memecat beberapa kariyawannya yang dia anggap sudah melanggar peraturan.      

"Selamat malam Tuan!" sambut kepala pelayan sambil dengan penuh hormat.      

"Malam. Oh iya, apakah istriku sudah makan?" tanya Julian dengan suara lemah.      

Kepala pelayan pun, terdiam ketika mendengar pertanyaan Julian. Melihat ekspreai pelayannya yang aneh, Julian memicingkan matanya lalu membuka mulutnya kembali.      

"Dimanna istriku? " Tanya Julian lagi dengan ekspresi gelap.      

"Anu Tuan ... Maksud saya, Ny. Pergi membawa kopernya setelah Tuan pergi siang tadi. "Kata kepala pelayan dengan gemetaran karena dia takut akan kena marah Julian.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.