Istri Kecil Tuan Ju

Tidak Mungkin Hamil!



Tidak Mungkin Hamil!

0'Datang bulan? Tunggu, kenapa aku merasa ada yang salah dalam diriku? Iya, sepertinya aku sudah lama tidak datang bulan. Ini sudah tanggal berapa?' Batin Qiara dengan bingung.     

"Qiara, kenapa kamu diam? Maaf karena aku teralalu senang. Karena, aku fikir ada penyakit padaku." tanya Yumi ketika melihat Qiara menunduk sambil terdiam.     

"Kak Yumi, ini bulan apa dan tanggal berapa? "Tanya Qiara dengan wajah yang tegang dan bingung.      

"Ini bulan september tanggal lima. Memangnya ada apa? " jawab Yumi seraya bertanya dengan bingung.      

Mendengar jawaban Yumi, Qiara langsung mengecek ponselnya. Seketika itu dia kaget karena seingatnya dia biasanya datang bulan di akhir bulan.      

'Sudah telat satu bulan lebih, ada apa denganku? Kenapa aku belum juga datang bulan? 'Batin Qiara dengan gemetaran dan tatapan yang dipenuhi ketakutan.      

"Qiara, ada apa? Kenapa ekspresimu ketakutan gitu? " Yumi menjadi panik saat melihat ekspresi Qiara yang tidak enak dilihat.      

"Kak, apakah wajar kalau kita telat datang bulan? Misalnya, telat sebulan atau lebih? " Tanya Qiara tanpa menjawab pertanyaan Yumi.      

"Ummm ... Ada masa kita kadang telat satu bulan kalau kita belum menikah, dan itu wajar. Tapi, jika sudah menikah dan pernah melakukan hubungan badan dengan suami, maka ada kemungkinan jika kita tidak datang bulan. Pertanda hamil atau ada ganguan. "Jelas Yumi sepengetahuannya.      

Mendengar penjelasan Yumi. Qiara melotot dengan jantung yang berdegup kencang.      

'Aku tidak mungkin hamil kan? Julian sudah janji padaku agar tidak membuatku hamil. Ini pasti salah 'Batin Qiara seraya menggertakan giginya.      

"Apa mungkin kamu hamil? "Tanya Yumi dengan ekspresi yang rumit.      

"Tidak mungkinlah! Karena, kalau orang hamil biasanya kan muntah-muntah. Tapi, aku tidak pernah muntah atau ngidam apapun. Lagi pula, aku dan Julian sudah sepakat untuk menunda punya anak. Oh ya, sebaiknya kita makan dengan segera karena aku sudah lapar dan mengantuk. "Kata Qiara seraya meminum susu yang Julian wajibkan buatnya.      

Tanpa mengatakan apapun, Yumi mengangguk mengikuti keinginan Qiara walau perasaannya masih curiga Qiara hamil.      

Setelah selesai makan. Mereka kembali ke kamar.      

Di dalam kamar, Qiara bolak-balik karena tidak bisa tidur.      

"Sayang, apa kamu tidak bisa tidur?"     

Mendengar suara Julian yang di ikuti oleh suara pintu yang tertutup, Qiara segera bangun lalu turun dari ranjangnya. Tidak lama kemudian dia berlari memeluk Julian karena tidak sabar menunggu Julian menghampirinya.      

"Sayang, ada apa denganmu? Kenapa kamu memelukku? Aku belum mandi. "Tanya Julian yang baru saja melepas jasnya, Qiara langsung memeluknya.      

Sebelum menjawab pertanyaan Julian, Qiara kaget dengan suara ponsel Julian yang berbunyi di saku celananya.      

"Maaf sayang, aku akan angkat telpon sebentar! "Kata Julian seraya menggeser icon hijau di ponselnya.      

Qiara pun melepas pelukannya lalu duduk di pinggir ranjang.      

"Halo Julian! Saya butuh bantuanmu! "Kata seseorang dari seberang telpon.      

"Ada apa?"Jawab Julian dengan nada suara yang dingin.      

"Aku butuh koneksimu untuk melepaskan kakakku dari tuduhan yang mengarah padanya. " kata orang itu yang tidak lain adalah teman baiknya waktu SMA yang sekarang menjadi rekan bisnisnya bernama Dimas.      

"Kita bicara besok karena aku ada dirumah beserta istriku. " jelas Julian yang tidak mau membahas apapun selagi dia bersama Qiara.      

Setelah mengatakan itu Julian pun menutup panggilan nya tanpa menunggu jawaban Dimas dari seberang telpon.      

"Kamu bicara dengan siapa?" tanya Qiara dengan heran ketika dia melihat Julian sudah duduk di sampingnya.      

Julian pun langsung menoleh kearah nya sambil tersenyum lalu berkara, "Sayang, apa kamu ngantuk? Oh iya, sebelum itu, apa kamu sudah sikat gigi? Karena gigimu masih kuning. Hehehe... "     

Ekspresi Qiara berubah manyun mendengar ejekan Julian, dia bertanya apa malah di jawab apa.     

"Aku bertanya, siapa yang nelpon kamu tadi? Kenapa kamu malah membalas nya dengan bertanya kembali? Aku kesal sama kamu."sahut Qiara sambil memalingkan wajahnya.      

Julian benar-benar senang membuat Qiara kesal dan cemberut, itu adalah tampilan paling manis yang bisa dia lihat dari istri nya yang kecil dan menggemaskan.     

"Ummmm .... Sayang, apakah kamu sedang marah? Atau apakah aku harus memperlakukanmu dengan baik dulu baru kamu akan tersenyum?" tanya Julian sambil memeluk Qiara.      

"Ada ... " jawab Qiara sambil membalikkan badan nya seraya menatap Julian dengan ekspresi serius.      

Julian mengerutkan keningnya dengan heran saat melihat ekspresi istri kecil nya yang kecil dan menggemaskan itu.     

"Apa itu?" tanya Julian.      

"Kamu harus kencan bersamaku besok pagi karena aku tidak mau ke kampus. " jawab Qiara.      

Julian tersenyum lebar mendengar permintaan Qiara.      

"Kenapa kamu ketawa? Apakah kamu menganggap permintaanku ini lucu? Apakah kamu tidak mau melakukan nya tuan Ju? "tanya Qiara dengan geram karena Julian tidak menjawab nya malah menertawakan nya.     

"Buka begitu sayang, aku hanya sedang memikirkan kencan yang seperti apa atau seromantis apa yang akan kamu sukai karena ini kali pertamanya kamu mengajakku kencan. Aku ingin kamu terkesan dan tidak akan melupakan kencan kita kali ini. "Jelas Julian sambil menarik tubuh Qiara yang menggunakan piyama tipis itu.      

"Maaf tuan Ju! Kali ini saya ingin kencan sebagaimana biasanya orang kencan karena sebelum masa remaja saya di renggut, saya tidak pernah melakukannya. Dan anda harus mengikuti aturan saya kali " kata Qiara seraya berbicara formal.      

"Aturan kamu? Maksudnya?"Julian mulai bingung dan mengerutkan kening nya mendengar ucapan Qiara.      

"Iya, kamu harus mengikuti semua permintaanku besok. Bagaimana?" ucap Qiara seraya melingkarkan tangannya di leher Julian.     

"Dengan senang hati sayang. Aku akan menyediakan waktuku seharian untukmu besok. "Jawab Julian dengan senyum yang merekah seraya mengecup bibir lembut Qiara yang menggoda.      

Untuk sesaat, Qiara melupakan soal dia yang belum datang bulan karena dia percaya sama Julian yang sudah berjanji untuk tidak membuatnya hamil.      

"Julian, tidak bisakah kamu tidak memelukku dalam keadaan belum mandi? Selain itu, kamu memelukku terlalu erat. Oleh karena itu, kamu menyakitiku, karena ku sudah merasa sesak ini." kata Qiara sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan erat Julian.      

Mendengar keluhan Qiara, Julian pun langsung melepaskan tubuh Qiara dari pelukannya.      

"Ohh ... Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud seperti itu padamu. Apakah kamu baik-baik saja?"     

"Aku baik-baik saja. Sekarang lebih baik kamu segera mandi, agar kita bisa istirahat dan sehat saat kencan besok. " ucap Qiara sambil mendorong Julian untuk bergegas masuk kamar mandi karena dia sudah tidak sabar untuk tidur sambil memeluk Julian.      

Julian hanya pasrah di dorong-dorong seperti itu sama Qiara. Ia tau kalau istri kecilnya itu sangat sensitif bila tidak dituruti maunya. Demi istri dan bayinya, Julian siap melakukan apa saja untuk memastikan mereka aman dan bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.