Istri Kecil Tuan Ju

Merindukannya.



Merindukannya.

0'Ya Ampun, kenapa anakku begitu cerdas? Dia selalu terlihat tenang dan berwibawa. Aku tidak pernah menyangka akan bisa melahirkan anak hebat ini.'Batin Qiara.     

Sebelum masuk ke mobil Nathan, Qiara menoleh ke beberapa arah untuk memastikan tidak ada paparazi yang akan mengambil gambarnya lalu membuat gosip tentang dia dan Nathan. Jika ada gosip dia dan Nathan, maka semua yang dia rahasiakan akan berantakan.     

Setelah memastikan semua aman, Qiara pun segera masuk ke mobil itu dengan cepat.      

"Tante kangen banget sama Zio walaupun kita sudah bertemu tadi pagi. " Kata Qiara sambil memeluk Zio setelah dia duduk di samping anak lelaki yang lembut itu.     

Mendengar ucapan Qiara, pipi Zio menjadi merah karena malu, Qiara pun semakin gemas melihat ekspresi Zio yang malu kepada dirinya yang merupakan ibu kandung nya sendiri.      

Sedang di dalam kantor YM Entertainment, semua kariyawan dan artis berkerumunan memulai bergosip tentang Qiara yang didatangi oleh Tuan Muda kedua dari JJ Grup. Seketika itu mereka mencibir karena merasa iri.      

"Ayo berangkat! " Kata Nathan yang baru saja masuk ke mobilnya.      

"Kita mau kemana? " Tanya Qiara dengan bingung saat melihat Nathan sudah berada di dalam mobil.     

"Kakak ipar harus pulang ke rumah karena kakak ku yang sedang dimabuk cinta itu mendatangkan orang butik ke rumah. Jika kakak ipar tidak segera memilih mungkin dia akan menjadikan rumah kalian toko pakaian. Gara-gara dia aku menunda rekaman ku beberapa menit. " Jawab Nathan dengan sinis.      

"Kenapa aku harus memilih pakaian? " Tanya Qiara yang semakin bingung.     

"Karena kakak tahu kalau saudara tirinya kakak akan menikah dan kakak ipar di undang. Jadi, kakak ku tidak ingin kakak ipar terlihat biasa saja di acara itu." Jawab Nathan dengan kesal karena Qiara belum juga mengerti apa tujuan Julian.     

"Aku tidak bisa pergi. Jadi, kamu bisa membawa Bintang Kecil pulang sekarang. Soal Julian, nanti aku yang akan bicara dengannya. " Kata Qiara yang tidak mungkin pulang sebab dia sudah berjanji akan makan siang bersama Aurel.     

Nathan hanya terdiam sambil melihat Bintang Kecil itu.      

"Sayang, tante akan bekerja dulu. Nanti sore kita bertemu lagi!" Kata Qiara sambil mencubit pipi lembut Zio dengan lembut.     

"Oke tante. Aku akan menunggu tante sambil bermain game. Aku punya game terbaru yang diberikan oleh Paman Nathan. " Jawab anak cerdas itu dengan tatapan yang berbinar.      

Namun, ekspresi nya tiba-tiba berubah dan itu membuat Qiara dan Nathan merasa bingung.     

"Apa yang salah sayang?" Tanya Qiara.     

"Aku kangen Bibi Lin, biasanya dia yang menemaniku main game. Selain itu, dia jago main game sehingga aku merasa sudah menemukan lawan yang sepadan." Jawab Zio.     

Seketika itu Qiara menoleh kearah Nathan dengan tatapan yang rumit. Bibi Lin yang dirindukan anaknya adalah dirinya yang berada dalam sebuah penyamaran.     

"Siapa Bibi Lin?" Tanya Nathan dengan bingung karena ia baru saja mendengar tentang Bibi Lin.     

"Dia adalah pengasuh kesayangan Zio. Tapi, dia ada urusan makanya dia berhenti." Setelah menjawab pertanyaan Nathan Qiara menoleh lagi kepada Zio lalu berkata," Sayang ... Tante bisa kok beramain seperti Bibi Lin, tentu saja Tante lebih jago darinya. Apakah kamu tertarik?"      

"Tentu saja. Aku akan menunggu Tante pulang. Pokoknya aku tidak akan tidur sebelum Tante pulang "Jawab Zio dengan antusias.     

Melihat betapa menggemaskannya Zio, Qiara merasa berat meninggalkan Zio. Tapi dia harus profesional terhadap pekerjaannya.      

Sementara itu Nathan sangat bahagia melihat wajah berseri Zio yang sangat langka. Karena yang dia lihat sejak Zio bayi hingga sebesar ini, tidak pernah ada senyum terukir bahagia di wajah anak itu.     

'Dia memang Ibunya. Tanpa sadar, Zio sudah mengenali Ibunya akan tetapi ia tidak memahami akan perasaanya.'Batin Nathan.     

"Oke. Sekarang, tante akan pergi dulu. Hati-hati di jalan ya! " Setelah mengatakan itu Qiara langsung keluar dari mobil Nathan.      

Sesaat kemudian mobil Nathan meninggalkan area YM Entertainment dengan cepat sebelum ada paparazi memergoki gelagatnya.     

Setelah kepergian Nathan, Qiara mencari tempat aman untuk membuat panggilan ke Julian.      

Ia pun masuk ke toilet perempuan yang kebetulan masih sepi.     

"Hallo sayang! " Terdengar suara lembut Julian dari seberang telpon ketika panggilan sudah tersambungkan.      

"Halo, Julian. Kenapa kamu melakukan hal yang aneh begitu? Kamu mengirim Nathan dan Zio ke kantorku. Aku tidak suka itu! " Kata Qiara yang mulai protes tanpa basa basi duluan.     

Julian terdengar menarik nafas berat, ia pikir Qiara akan suka dengan apa yang dia lakukan. Tapi, ia tidak mungkin marah saat ia mengingat kalau Qiara sekarang bukanlah Qiara yang dulu.     

"Maafkan aku sayang. Aku cuma tidak sabar untuk melihatmu mencoba semua pakaian yang kamu suka dan dibawa langsung oleh salah satu butik terekenal di kota A. Jadi, apakah ada yang kamu suka? Atau kamu mau model yang lain? " Tanya Julian dengan tidak sabaran.      

"Aku tidak mau, karena aku masih punya baju yang bisa aku pakai. Selain itu, aku tidak mau menggunakan gaun yang terlalu mencolok karena aku ini masih artis baru." Kata Qiara yang masih bertahan dengan prinsipnya.     

Julian tersenyum mendengar perkataan Qiara. Karena dia tahu betul bagaimana watak wanita yang dia cintai ini.      

"Baiklah, jika itu yang kamu mau. Aku akan ikuti. Tapi, kamu bisa membeli gaun yang kamu mau kapan saja dengan kartu kredit yang aku selipkan di dompetmu tadi pagi. " Kata Julian yang tidak ingin memaksa Qiara.      

Mendengar apa yang Julian katakan, Qiara tertegun karena Julian sudah mulai menunjukkan betapa kaya nya dia.     

"Kenapa kamu membongkar dompetku tanpa izin ku? " Tanya Qiara yang merasa mulai tidak nyaman.     

"Maafkan aku sekali lagi, tapi aku hanya ingin membuat kejutan buatmu. Ya sudah, aku akan kembali bekerja. Selamat siang istriku! " Setelah mengatakan itu, Julian melarikan diri dari amukan Qiara karena dia tahu bagaimana tanda Qiara yang akan marah.     

'Dia mulai pamer lagi. Tapi kenapa hatiku merasa bahagia mendengar Julian memanggilku istrinya? Ya ampun, apakah ini yang namanya jatuh cinta? 'Batin Qiara sambil senyum-senyum sendiri dengan pipi yang memerah.      

Setelah membatin, Qiara segera keluar dari kamar mandi. Akan tetapi, kamar mandi itu di kunci. Seketika itu Qiara menjadi panik.     

"Hey ... Siapa di luar? Tolong aku!" Teriak Qiara sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi itu dengan keras.     

Qiara terus berteriak sampai ia merasa lelah. Tepat saat itu ia mendengar suara gelak tawa dari balik pintu kamar mandi itu.     

'Sial, sepertinya aku di dikurung di sini. Haruskah aku berikan mereka pelajaran dengan menghubungi Maxwell? Tapi, aku takut Maxwell akan besar kepala dan merasa di butuhkan.'Batin Qiara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.