Istri Kecil Tuan Ju

Melihatnya Bahagia.



Melihatnya Bahagia.

0"Apa itu?"     

"Kamu mencintaiku, dan aku tidak pernah sesenang ini. Apakah aku benar?"     

Nathan langsung tersenyum mendengar apa yang Yumi katakan. Mencintai dan dicintai adalah hal yang menyenangkan, begitulah yang Nathan pikirkan sekarang.      

"Aku menyadari kalau aku mencintaimu sejak aku meninggalkan kota A. Setiap hari aku merasa rindu padamu. " Kata Nathan.      

"Terimakasih! "      

Yumi merasa sangat senang mendengar pengakuan Nathan. Inilah hari yang dia tunggu diantara ribuan hari yang sudah dia lewati tanpa Nathan.      

"Oh iya, sekarang kita mau kemana?" Tanya Yumi setelah lama terdiam dalam pelukan Nathan.      

"Kita akan pergi ke Negara formosa yaitu Taiwan. Kata kakak, Papa tidak akan mengejarku sampai di sana." Jawab Nathan dengan singkat.      

"Apakah itu artinya kita akan tinggal disana selamanya? "     

Yumi mulai cemas karena dia ada kontrak kerja bersama Kevin. Ia tidak mungkin melepaskan karirnya atau mengkhianati janjinya pada Kevin.      

"Kenapa harus pergi sejauh itu? " Tanya Yumi lagi sebelum Nathan sempat menjawab pertanyaannya.      

"Bukan selamanya, tapi kakak ku ingin kita menghabiskan waktu di Taiwan selama beberapa hari. Ini semua karena dia ingin kita menenangkan perasaan kita setelah kejadian berat yang kita alami." Jelas Nathan.      

"Baiklah."     

Setelah Yumi setuju, Nathan meminta supir itu untuk mempercepat jalannya.      

"Tunggu dulu! " Ditengah jalan, tiba-tiba Yumi melihat Nathan dengan tatapan tajam.     

"Ada apa?"     

"Nathan, aku tidak ingin melarikan diri. Kita sudah dewasa, jika kita saling mencintai maka kita harus siap memperjuangkan nya, bukan melarikan diri karena itu tindakan pengecut." Kata Yumi dengan serius.      

Nathan terdiam mendengar apa yang Yumi katakan, seketika itu Nathan berubah pikiran karena dia tidak mau dianggap penjahat.      

"Kalau begitu kita akan ke puncak melihat gunung yang berdiri kokoh dan menyentuh embun di pagi hari." Kata Nathan.      

"Ide bagus." Sahut Yumi sambil tersenyum penuh semangat.      

Nathan merasa bahagia bisa melihat Yumi tersenyum kegirangan. Walaupun ia harus menghancurkan apa yang di buat oleh Jasmin untuknya.      

Puncak kota C.     

Tidak lama kemudian, mereka sampai di sebuah penginapan yang sudah Nathan pesan. Tentunya di daerah puncak bagian selatan, tidak terdapat jejak bisnis Papa nya atau Julian karena di sana merupakan pedesaan yang jecil.     

Ruang Tamu Penginapan.      

"Terimakasih sudah datang! " ucap Nathan sambil menatap Yumi dengan berkaca-kaca.     

"Ini karena bujukan nona Jasmin. Oh iya, aku tahu kalau yang menyekap ku adalah Papamu. Apakah kamu percaya padaku? "     

Nathan terdiam mendengar pertanyaan Yumi.      

"Maafkan aku, karena aku kamu harus mengalami ini, aku pun tidak berdaya karena tidak bisa keluar dari tahanan Papa."     

Yumi menarik nafas dalam, dia tau kalau Nathan jujur, oleh karena itu dia tidak mau mengatakan apapun lagi selain memeluk Nathan dengan hangat, untuk pertama kalinya dia berinisiatif memeluk Nathan yang menunduk menahan air matanya yang mengingat betapa sulitnya ia.      

"Aku tidak mengerti dengan keadaan ini, kenapa aku harus terseret sangat jauh kedalam dunia orang kelas atas. Selain itu, berhentilah minta maaf karena kamu tidak melakukan kesalahan apapun. " Yumi tidak berani menatap mata Nathan karena ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh Nathan jika dia melihat matanya.      

"Baiklah, aku tidak akan minta maaf lagi. Kecuali kalau aku ada salah " Kata Nathan.     

Yumi pun tersenyum bahagia melihat Nathan mau menurut padanya.      

Setelah obrolan yang ringan sekaligus berat itu, Yumi dan Nathan pun langsung masuk ke kamar mereka Masing-masing untuk beristirahat sebelum malam tiba.      

Sayangnya Nathan tidak bisa tidur, karena ia takut Yumi akan meninggalkannya setelah ia bangun dari mimpi.      

Karena tidak bisa tidur, Nathan pun datang ke kamar Yumi, untungnya Yumi lupa mengunci pintu.      

Melihat yumi terbaring tidur. Nathan pun langsung masuk dengan tersenyum bahagia. Dan Ia pun langsung merebahkan dirinya disamping Yumi.     

"Hey... Nathan, kenapa kamu malah tidur di sampingku? " Tanya Yumi ketika ia membuka mata dan menemukan wajah Nathan di depannya.      

"Aku hanya ingin tidur bersamamu. Tapi, aku tidak akan melakukan apapun padamu, jadi tenanglah! " Kata Nathan sambil menggenggam tangan Yumi dengan erat seakan ia takut Yumi akan meninggalkannya lagi.     

Mendengar penjelasan Nathan, Yumi pun menatap wajah tampan itu sembari berkata, "Aku percaya kalau kamu tidak akan melakukan hal yang macam-macam padaku, karena begitulah orang yang mencintai, ia tidak akan membiarkan orang yang dia cintai kecewa."     

"Apakah kamu sangat percaya pada lelaki normal sepertiku? Terlebih kamu adalah gadis yang aku cintai, apakah kamu yakin akan aman dariku! " Tanya Nathan sambil membelai pipi gembul Yumi yang sangat menggemaskan itu.     

Mendengar pertanyaan Nathan, Yumi langsung menatapnya dengan berurai air mata yang membuat Nathan bingung.     

"Hey ... Jangan menangis lagi, nanti cantikmu bisa hilang tau!"Kata Nathan ketika melihat butiran bening itu keluar dari mata indah Yumi.      

Tanpa berkata apa-apa Yumi langsung memeluk Nathan dan menumpahkan semua perasaan yang selama ini tertahan.      

Nathan tersenyum dan membiarkan Yumi menangis di pelukannya, dengan lembut dia menepuk-nepuk pundak Yumi.      

Nathan adalah cinta pertama Yumi walaupun Nathan tidak pernah melirik nya saat itu tapi dia tetap menyembunyikan perasaan itu hingga pada akhirnya Nathan menyatakan perasaannya. Hal yang ia pikir mustahil akhirnya menjadi nyata.      

Yumi benar-benar merasa nyaman di pelukkan Nathan, entah apa yang Nathan pikirkan saat mengetahui Yumi ditahan oleh Papa nya. Untungnya ia tidak tahu pada saat itu.      

Rumah Maxwell.     

Sementara itu di tempat tertentu, Kevin dan Maxwell tersenyum saat mereka menyelesaikan obrolan mereka tentang hukuman buat Helena.      

"Apa kamu tidak keterlaluan?" Tanya Kevin sambil melirik Maxwell dengan aneh.     

"Sepertinya kamu sangat bersemangat untuk menghukum dua wanita itu. Aku pun tidak akan menahan diri untuk memberinya hadiah yang tidak akan bisa mereka lupakan. " Kata Maxwell sambil tersenyum manis.      

"Baiklah, aku percaya padamu karena aku melihat Clara sudah mendapatkan hukumannya tinggal satu lagi. Oh iya, apakah tadi kamu datang ke Hotel untuk melihat kekacauan Tuan Jhosep?" Tanya Kevin lagi saat ia mengingat kalau Yumi dibawa pergi ke acara itu oleh Jasmin.      

"Hanya mampir, setelah itu aku pergi untuk menemui mu. Oh iya, apakah kamu yakin melepaskan Yuki?"      

Kevin terdiam mendengar pertanyaan Maxwell. Dia bukannya ingin melepaskan hanya saja, ia tidak ingin menghalangi kebahagiaan Yumi.     

"Aku hanya ingin dia bahagia. Oleh karena itu aku membiarkannya pergi bersama Jasmin. Tapi, aku tidak mau membahas tentang ini lebih jauh lagi."      

"Baiklah, aku tidak akan membahas nya. Sekarang nyalakan TV itu karena kita sudah saat nya kita menonton pertunjukan yang sempurna!"      

Kevin pun langsung menyalakan TV canggih yang transparan milik Max yang dia letakkan di ruang kerjanya tanpa banyak tanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.