Istri Kecil Tuan Ju

Negosiasi.



Negosiasi.

0"Sebenarnya kamu mau mengajakku kemana?" Tanya Yumi dengan bingung setelah mereka cukup jauh dari rumah Yumi.     

"Ke suatu tempat agar kita enak bicaranya. " Jawab Nathan sambil melirik Yumi dengan senyum yang manis.     

Yumi pun terdiam dan tidak mau bertanya lagi karena ia tahu kalau Nathan tidak akan memberitahunya apapun.      

Kantor Polisi.      

Di depan kantor polisi, wartawan sudah pada berkumpul untuk mencari informasi tentang Tuan Jhosep.     

Melihat para wartawan dari balik jendela, Tuan Jhosep merasa geram.     

"Sampai kapan aku akan disini Komisaris?" Tanya Tuan Jhosep kepada Komisaris Polisi yang merupakan rekan yang mendukungnya.     

"Tidak akan lama tuan. Kita hanya menunggu waktu agar tidak ada yang berfikir kalau polisi melindungi orang yang salah. " Jawab Komisaris itu.     

"Aku bosan dan sangat marah berada disini. " Kata Tuan Jhosep sambil memukul meja.     

"Para detektif yang berada di departemen kejahatan sedang mengumpulkan bukti. Saya akan menghentikan mereka saat waktu yang tepat. "      

"Baiklah aku akan tunggu." Tuan Jhosep akhirnya duduk dan mencoba menenangkan hatinya.      

Tepat saat itu, suara ketukan pintu membuat mereka menoleh.      

"Ada apa?" Tanya Komisaris itu.     

"Ada pengacara dari Firma Hukum Lewis yang ingin bertemu tuan Jhosep."      

Tuan Jhosep terdiam. Ia tidak pernah berfikir akan menggunakan Firma Hukum yang dimiliki oleh Ayah Clara, yaitu Lewis Hogan.      

'Aku pikir ia akan memutus hubungan kami, tapi ia mengirim pengacaranya. Tentu saja ini bukan karena Julian karena Julian memiliki pengacara andalan di JJ Grup.'Batin Tuan Jhosep.     

"Bagaimana Tuan Jhosep? Apakah anda mau bertemu?" Tanya Komisaris itu.     

"Berikan dia masuk!" Jawab Tuan Jhosep.     

"Baiklah!"      

Sesaat Kemudian.     

"Selamat siang Tuan Jhosep!"      

Mata Tuan Jhosep membulat sempurna saat melihat siapa orang yang sudah berdiri di hadapannya itu.      

"Apakah saya boleh duduk?" Tanya lelaki itu sambil tersenyum.     

"Duduk dan katakan apa yang kamu inginkan!" Tuan Jhosep merasa ada yang tidak benar setiap kali ia bertemu Virsen.     

Hari ini, penampilan Virsen sangat berbeda, ia menggunakan jas hitam mewah dengan anting berlian di telinga kirinya.      

Virsen duduk di sebarang tuan Jhosep sambil meletakkan tas hitamnya di atas meja.     

"Aku akan membantu anda untuk keluar dari sini." Kata Virsen tanpa basa basi.     

Tuan Jhosep langsung memperhatikan Virsen dengan seksama karena ia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.      

"Virsen Adamson ... Pengacara hebat yang membela penjahat untuk imbalan yang fantastis. Jika kamu berhasil mengeluarkan aku dari masalah ini, apa yang ingin kamu dapatkan?"     

Tentu saja Tuan Jhosep mengenal siapa Virsen dimasa lalu sebelum ia terlibat konflik dengan Julian dan Rena.     

Hanya karena konflik bersama Julian dan Rena, ia dianggap orang gila sehingga ia di masukkan ke rumah sakit jiwa. Seketika itu karirnya hancur dan ia memutuskan untuk balas dendam.     

"Kita adalah orang yang sama. Apakah anda masih ingat bagaimana anda datang sama saya untuk meminta saya memisahkan Julian dan istrinya? Saya pikir anda ingin mencuci tangan dari kesalahan itu. Apa aku benar?" Virsen mencoba mengancam Tuan Jhosep secara tidak langsung.     

"Katakan apa yang kamu inginkan!" Teriak Tuan Jhosep sambil memukul meja.      

Untungnya di ruangan itu hanya ada mereka berdua.     

"Aku akan memberitahu Anda apa yang aku inginkan setelah aku mengeluarkan anda dari sini. " Jawab Virsen.     

Tuan Jhosep langsung menatap tajam kearah Virsen. Seketika itu, ia menyesal telah membuat kesepakatan dengan Virsen.     

Setelah mengatakan itu, Virsen segera meninggalkan ruangan itu untuk membuktikan perkataannya.      

Tuan Jhosep pun mencoba mempercayai Virsen walaupun hatinya masih was-was karena Virsen bukan orang yang bisa ia remehkan. Ia takut kalau Virsen akan meminta hal yang akan merugikan dan menyulitkannya.      

YM Entertainment.      

Sementara itu di YM Entertainment. Kevin duduk di kursinya sambil mengingat kejadian waktu Yumi ditinggal oleh Nathan. Ia melihatnya hancur dan sangat terluka.     

"Kenapa kamu hanya diam?" Tanya Aurel yang tiba-tiba sudah berada di depan Kevin.     

Seketika itu Kevin mendongak melihat Aurel dengan tatapan yang aneh.     

"Ada perlu apa?" Tanya Kevin tanpa ekspresi.     

Aurel langsung duduk di seberang Kevin. Setelah itu ia menyilang kan kakinya lalu membuka mulutnya dan berkata, " Aku penasaran pada satu hal. Apakah kamu menyukai gadis beranak Yumi itu?     

"Aku tidak mungkin menyukainya. Aku menbawanya kesini karena ia punya potensi yang bagus untuk menjadi penyanyi hebat. Akan tetapi, aku harus membersihkan banyak sampah yang menghalangi jalannya." Jawab Kevin sambil mengepalkan tinjunya.      

Aurel mengerutkan keningnya, ia tidak bisa mengerti apa yang Kevin maksud karena ia tidak mengenal Yumi, walaupun Kevin memintanya untuk menjadi Manager Yumi juga, agar ia satu tim dengan Qiara.     

"Baiklah .... Aku pikir kalau alasan mu itu masuk akal. Oh iya, aku sudah menemukan asisten yang cocok untuk Liana. Hanya saja. Apakah aku perlu menemukan asisten buat Yumi juga? Dan, kapan ia akan mulai bergabung secara resmi disini?" Kata Aurel.     

"Itu urusanmu. Karena aku serahkan dia padamu." Jawab Kevin dengan tidak semangat.      

Tepat saat itu, Aurel tiba-tiba mengingat pesta kebun yang Maxwell sudah undurkan secara tiba-tiba. Seketika itu, Aurel mulai penasaran karena Maxwell tidak memberikan keterangan jelas akan itu.     

"Oh iya, apakah kamu tahu kenapa bos Maxwell menunda pesta kebun itu?" "Tanya Aurel.     

"Aku kurang tahu karena aku belum bertamu dengannya hari ini. Tapi, kata sekretaris nya, hari ini dia ada di Paris untuk satu keperluan. Aku pikir dia menundanya karena ada pekerjaan yang mendesak."Kevin sengaja berbohong karena ia tidak ingin Aurel tahu kalau Maxwell membatalkan pesta kebun itu gara-gara Yumi di culik.     

Aurel menarik nafas dalam, karena ia tahu kalau bos anehnya itu sangat sibuk. Ia suka muncul tiba-tiba dan pergi dengan tiba-tiba juga. Oleh karena itu ia tidak merasa curiga pada Kevin.     

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi sekarang untuk membicarakan iklan kalung berlian di kantor Luan Grup. Aku berharap Liana bisa membawa berlian itu menjadi perhiasan kelas mewah yang diminati oleh masyarakat kelas atas. Aku deg-degan karena Liana baru pertama kali melakukannya. Apa kamu yakin dia bisa??" Kata Aurel dengan sedikit cemas.     

Ia menatap Kevin sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan ruangan Kevin.     

"Jika kamu sebagai Manager nya tidak yakin, bagaimana mungkin aku bisa yakin? Liana itu adalah artis yang dipilih langsung oleh Maxwell. Jadi, apa kamu akan terus ragu?" Kevin malah bertanya balik pada Aurel karena ia tidak suka melihat orang merasa ragu saat ia sudah melangkah jauh.     

Aurel terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa karena semua yang Kevin katakan adalah benar.      

"Jangan melakukan sesuatu jika kamu tidak yakin! Karena hasilnya pasti seperti apa yang kamu pikirkan." Sambung Kevin lagi sambil menatap Aurel dengan penuh arti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.