Istri Kecil Tuan Ju

Kembali Ke Istana Flory.



Kembali Ke Istana Flory.

0"Halo Tuan, selamat malam!" Terdengar suara tegas Bibi Liu dari seberang telpon.      

"Apakah anak dan istriku sudah tidur? Bisakah kamu memeriksanya? " Tanya Julina.     

"Tadinya mereka sudah tidur di kamar tuan kecil, akan tetapi Nyonya Keluar lagi dan belum kembali sampai sekarang. Saya bertanya Nyonya Mau kemana, akan tetapi tidak dijawab. "Jawab Bibi Liu.     

"Baiklah! "      

Setelah itu Julian mematikan panggilannya dan langsung memeriska dimana Qiara berada karena dia sangat khawatir, apalagi Qiara tidak memberitahunya kemana ia akan pergi.     

"Apa? Kenapa dia ada di sekitaran Istana Flory? Apakah ini ada hubungannya dengan Virsen? "Julian kaget saat melihat posisi Qiara yang tidak jauh dari lingkungan Istana Flory.     

"Andi ... Kita putar balik menuju jalan Istana Flory." Perintah Julian.     

"Baik biak!" Setelah itu Andi memutar balik mobil menuju jalan Istana Flory.     

Istana Flory.      

Sementara itu, Qiara yang hampir sampai di rumahnya terpaksa kembali ke Istana Flory karena ia merasa ada yang belum ia sampaikan pada Virsen, semua demi anaknya.      

Maxwell yang mengikutinya sedari tadi kehilangan jejaknya karena Qiara meminta jalan pintas saat ia berada di keramaian malam, dan jalan cukup gelap.     

"Kenapa kamu kembali dan meminta bertemu aku lagi? " Tanya Virsen sambil menatap buas kearah Qiara yang sedang duduk di loby menunggunya.     

"Aku kembali karena aku melupakan satu hal. Aku lupa mengatakan agar kamu tidak menyentuh keluargaku lagi, terutama anak kesayanganku. Selain itu, jika kamu berani bicara pada media, maka aku akan pastikan untuk menghancurkanmu ." Ancam Qiara dengan tatapan yang tajam dan mengintimidasi.      

"Apa kamu mengancam ku?" Tanya Virsen dengan ekspresi gelap. Pipinya masih memerah akibat pukulan Maxwell sehingga ia masih sangat marah.     

"Aku berhak mengancam mu karena kamu bajingan yang sudah menghancurkan rumah tanggaku lima tahun yang lalu. Aku tahu semua trik busukmu itu!" Qiara mengepalkan tinjunya karena sangat geram jika mengingat kejadian di masa lalu.     

"Hahahaha... Itu pantas buatmu. Selama aku tidak bisa kembali kepada Rena, selama itu juga aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang. Ini semua dimulai dari suamimu yang sangat suka ikut campur. Di saat nya nanti, aku akan menghancurkan kamu bahkan di depan Maxwell yang sangat suka membelamu. Oleh karena itu jaga anakmu baik-baik sebelum aku menghabisinya. Selain itu, apa kamu yakin kalau hanya aku yang ingin rumah tanggamu hancur?"     

"Apa maksudmu brengsek? Jangan berani kamu menyentuh putraku! Dan siapa yang kamu maksud?" Qiara mulai hilang kesabaran karena Virsen sudah berani membawa anaknya.     

Seketika itu Qiara memegang kerah baju Virsen sambil menatapnya dengan sinis.      

"Katakan padaku apa yang sudah kamu rencanakan pada anak dan suamiku? "     

"Lepaskan tanganmu dari bajuku dulu!" Virsen menyingkirkan tangan Qiara dengan kasar. Akan tetapi, Qiara cukup kuat.     

"Katakan dulu baru aku lepaskan! " Jawab Qiara yang tidak perduli tatapan pelayan serta satpam yang ada Istana Flory.     

Karena itu malam hari, mereka tidak begitu jelas melihat kalau yang bertengkar bersama Virsen mereka adalah Qiara.     

"Pergi kamu dari sini segera sebelum aku hilang kesabaran!" Ucap Virsen seraya melepaskan genggaman tangan Qiara di kerah bajunya sekali lagi.     

"Kamu sudah membuatku dalam masalah, dan menghancurkan kebebasanku, siapa kamu sebenarnya hah? "Untuk pertama kalinya Qiara menanyakan siapa Virsen sebenarnya.      

"Suatu hari nanti kamu akan tahu siapa aku. Sekarang pulanglah karena tidak baik bagi seorang istri ada ditengah malam bersama lelaki lain. Kecuali kamu mau tidur bersamaku! " Kata Virsen sambil berbisik di telinga Qiara dengan nakal.     

"Kamuu.... "Qiara bertambah kesal dan mengepalkan tinjunya setelah mendengar apa yang Virsen katakan.     

"Keluarlah dengan aman, jangan memancingku untuk berbuat yang lebih jauh lagi, kalau kamu ingin tau siapa aku, kita bisa diskusikan lain kali. " Setelah mengatakan itu, Virsen meninggalkan Qiara di lobi sendirian sambil tersenyum dan melirik CCTV.     

Qiara menatap Virsen dengan sinis, setelah itu dia langsung keluar dari gedung itu dengan kesal. Tepat saat itu ia melihat Jam yang sudah menunjukkan jam satu malam, ia pun bergegas pulang dengan fikiran yang kacau.      

'Aku tidak akan membiarkan Virsen memisahkan aku dan keluargaku lagi. Aku akan lakukan apapun agar Julian dan Zio baik-baim saja. Awas kamu Virsen, aku akan membunuhmu jika kamu berani menyentuh mereka.' Batin Qiara sambil mengepalkan tinjunya.     

Tepat saat itu ponselnya berbunyi, seketika itu Qiara memgangkatnya tanpa melihat siapa yang menelpon.     

Sambil berjalan menuju taxi nya, Qiara pun mulai bicara dengan orang di seberang telpon.     

"Halo?" Sapa Qiara lebih dulu dengan nada suara yang ketus.     

"Qiara, maafkan aku karena mengganggumu tengah malam. Tapi, aku hanya ingin mengatakan kalau aku sangat kesulitan tidur karena terus memikirkan mu. Beberapa hari ini perasaanku tidak enak setelah kejadian di Galery nya Rena. "     

Qiara terdiam mendengar suara akrab itu. Ia pun melihat siapa pemanggil, ternyata itu adalah Qiano.     

'Qiano?'     

"Qiara, apa kamu masih disana? Atau, apa aku mengganggu tidurmu? Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Qiano dengan perasaan khawatir.     

"Maaf, aku hanya kaget saja kamu menelponku tengah malam. " Kata Qiara yang merasa bersalah.     

"Tidak apa-apa. Oh iya, bagaimana kabarmu? "      

"Cukup baik. Tapi, kenapa kamu begitu perduli padaku? Bukankah kita sudah lama tidak bicara?" Tanya Qiara dengan heran.     

"Karena aku masih sangat mencintaimu. Aku sudah berusaha melupakan kamu, tapi hatiku menolak nya. Oleh karena itu aku sudah mengambil keputusan untuk melamar kamu. Jika kamu setuju, maka besok aku akan datang ke rumahmu. " Kata Qiano tanpa basa basi.      

Mendengar ungkapan Qiano yang terdengar sangat tulus, Qiara terkejut dan tidak menyangka kalau Qiano masih menyimpan perasaan padanya.     

"Maaf, tapi kamu harus membuang rasa cinta itu, karena kita tidak mungkin bersama! "     

"Kenapa kamu masih saja menolakku? " Tanya Qiano dengan bingung.     

"Karena aku sudah menikah .. Tidak hanya itu, aku juga sudah punya anak. Jadi, tolong buang cintamu! " Kata Qiara dengan nada suara yang serius.      

Hati Qiano terasa sangat sakit saat mendengar penolakan Qiara dengan mengaku dia susah menikah. Dia tidak menyangka kalau Qiara akan menggunakan alasan itu untuk menolaknya.      

"Apapun yang kamu katakan dan seperti apapun kamu menolak ku. Tapi, aku tidak akan pernah menyerah. Aku mencintaimu dan itu berlaku untuk hari ini dan hari yang akan datang. Baiklah, aku akan memberikanmu waktu hingga bulan depan. Aku harap kamu mempertimbangkan semuanya. " Setelah mengatakan itu Qiano mematikan ponselnya.      

Seketika itu Qiara terkejut dan menganggap Qiano sudah gila, padahal ia sudah sangat jujur tapi Qiano tidak mempercayainya. Ia pun merasa frustasi dengan masalah yang terjadi dalam kurun waktu satu hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.