Istri Kecil Tuan Ju

Penyesalan Seorang Diva.



Penyesalan Seorang Diva.

0Ponselnya pun berbunyi lagi dan itu dari Nathan. Seketika itu Julian langsung mengangkatnya karena ini pertama kalinya Nathan menghubunginya setelah kegagalan pernikahan nya dengan Clara.     

"Halo kak? " Suara Nathan terdengar panik dari seberang telpon.      

"Ada apa denganmu dan kenapa kamu menghilang begitu lama? " Tanya Julian dengan kesal.     

"Maafkan aku. Oh iya, aku tadi mendengar kalau Papa di tahan. Lalu bagaimana dengan Mama, apakah dia baik-baik saja? "      

Nathan sangat mencintai Ibunya oleh karena itu ia tidak ingin Ibunya terluka oleh apapun. Dan dia lebih tahu lagi kalau Mama nya sangat mencintai Papa nya. Oleh karena itu Nathan panik saat mendengar berita itu tepat saat ia sudah bersiap untuk menikah dengan Yumi.      

"Mama masuk rumah sakit kota, dia sekarang sedang di tangani oleh dokter. Apakah kamu akan kembali? "      

"Kenapa kamu harus bertanya kakak? Aku tidak mungkin mendahulukan yang lain dari pada Mama. " Setelah mengatakan itu Nathan menutup telponnya lalu menatap Ibu panti degan tatapan yang berkaca-kaca.      

"Ibu ketua, maafkan aku karena sepertinya pernikahanku ini akan aku undur sampai waktu yang belum aku tentukan, karena Mama ku masuk rumah sakit. Jadi aku harus pergi sekarang!" Kata Nathan dengan menyesal.      

"Baiklah, kamu memang harus segera menemui Mama mu karena dia yang paling membutuhkanmu!" Sahut Ibu Ketua.     

"Terimakasih, aku titip calon istriku kepada Anda. Ya sudah, aku pergi sekarang! " Setelah mengatakan itu Nathan pergi meninggalkan panti asuhan tanpa berpamitan dengan Yumi yang menunggunya di ruang pengantin.      

Sedangkan Ibu Panti langsung kembali ke tempat acara.      

"Ibu ketua, dimana pengantin lelaki nya? Bukankah kita harus segera mulai ijab kabulnya?" Tanya penghulu itu ketika melihat Ibu ketua panti tiba ditempat acara.     

"Calon suami saya dimana Ibu Ketua? " Tanya Yumi yang baru saja keluar dari ruang pengantin.     

"Maaf, sepertinya pernikahan ini di undur, karena pengantin laki-laki harus pergi. "     

Mendengar pemberitahuan Ibu Ketua Panti, hati Yumi sakit karena Nathan sekali lagi membuatnya bingung.     

Tanpa bertanya lebih lanjut, Yumi berlari dengan niat menyusul Nathan untuk meminta penjelasan.     

Ibu Ketua Panti tidak sempat menahannya untuk memberikan penjelasan karena Yumi berlari dengan sangat kencang.     

'Nathan kenapa kamu mempermainkan aku seperti ini, setidaknya kamu beritahu aku kenapa kamu pergi. Kali ini aku tidak akan diam, aku akan menemui kamu untuk meminta pertanggung jawabanmu!.'Batin Yumi dengan air mata yang terus mengalir dan semakin deras.     

Rumah sakit Elit Kota A.     

Sementara itu di rumah sakit, Jasmin terus memaksa kakinya berlari menuju ICU.     

Butiran bening membanjiri pipinya saat melihat wanita yang melahirkannya itu terkapar di ranjang pasien di dalam ICU.     

Namun, kaki Jasmin berat melangkah saat melihat Viona duduk di samping Ibunya.     

"Tante harus kuat demi anak-anak tante!." Ucap Viona sambil tersenyum kepada Sarah.      

Sarah pun membalas ucapan Viona dengan senyumannya yang lemah.      

'Aku terlambat satu langkah, selama ini aku melupakan kalau aku memiliki Ibu, sekarang justru orang lain yang ada di sampingnya, aku benar-benar jahat.'Batin Jasmin dengan berurai air mata.      

Ia mengurungkan niatnya untuk menemui Ibu nya lalu berlari keluar rumah sakit karena ia pikir kalau ibunya sudah sangat membencinya.      

Di Taman Rumah sakit.      

"Apakah selama ini aku terlalu jahat sama Mama? Kenapa aku harus menghukum Mama atas kesalahan Papa, harusnya aku tidak seperti ini. Aku ingin ada di samping Mama, setidaknya untuk menggenggam tangannya saat ini ... Kumohon!" Ucap Jasmin dengan lirih sambil memukul kuat dadanya dengan penuh penyesalan.      

"Ini terlalu sakit ..."     

Tepat saat itu Julian datang, tapi ia langsung berlari menuju ICU tanpa melihat kakak nya ada di Taman.      

Ruang ICU.     

"Apakah Mama ku akan baik-baik saja? " Tanya Julian kepada Viona setelah melihat Viona keluar dari ruang ICU.     

"Tante baik-baik saja, akan tetapi dia belum bisa mengontrol emosinya saat mengingat suaminya yang di tahan. Tante selalu bilang kalau Paman bukan orang yang seperti itu! " Jelas Viona.     

Hati Julian terasa sakit mendengar penjelasan Viona, dia tahu kalau Mama nya terlalu lembut dan lemah, dia jarang marah tapi mudah terluka.      

"Julian, apakah kamu masih bertahan? Bukankah kamu Tahu kalau Tante ingin sekali kita menikah, kenapa kamu tidak coba mewujudkan kemauan Tante, siapa tahu dengan begitu dia akan bahagia." Kata Viona yang mulai mencoba memanfaatkan keadaan.      

Julian terdiam dan tidak menghiraukan apa yang Viona katakan, dia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Viona.      

"Kakak... "     

Julian dan Viona menoleh saat mendengar suara itu, mereka pun menemukan Nathan berdiri di depan pintu.      

"Aku akan pergi sekarang, kalian bicaralah! " Setelah mengatakan itu Viona langsung pergi dari hadapan Julian karena dia ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.     

Setelah Viona pergi, Julian meminta Mama nya di pindahkan ke ruang VVIV.     

Beberapa Saat kemudian.     

Sarah sudah di pindahkan ke ruangan yang lebih nyaman dan bagus. Seketika itu Nathan melangkah mendekati ranjang Mama nya dengan berurai air mata. Julian tidak banyak kata karena dia tahu bagaimana Nathan sangat dekat dan mencintai Mama nya.      

"Mama... " Nathan menangis tersedu, tapi tubuhnya ditarik oleh Julian ketika ia ingin memeluk Mama nya.      

"Lepasin aku Kak, aku ingin memeluk Mama!"Ucap Nathan sambil berusaha melepaskan diri dari Julian karena dia merasa bersalah pada Mamanya.      

"Mama sedang tidur, jika kamu memeluk nya aku khawatir Mama akan bangun. Jadi, kita duduk saja dulu menunggu sampai Mama bangun! " Kata Julian sembari mengajak Nathan duduk.      

Nathan pun mematuhi perkataan kakak nya karena dia juga tidak ingin mengganggu Mama nya.      

Beberapa saat kemudian.     

Nathan sudah tenang, ia duduk sambil menatap ranjang Mama nya.     

"Apakah kamu datang kesini sendiri? " Tanya Julian setelah terdiam beberapa saat.      

"Iya."     

"Dimana Yumi? Apakah kamu mengantarnya pulang duluan? " Tanya Julian lagi karena seingatnya Nathan memang bersama Yumi.      

Untuk sesaat Natha terdiam, ia baru ingat kalau Yumi masih di Panti Asuhan. Tapi, ia tidak khawatir karena ia yakin kalau Yumi pasti mengerti dan menunggunya jika Ibu ketua Panti memberikannya penjelasan.     

"Aku meninggalkannya di Panti asuhan yang ada di kota C. Kemungkinan dia sudah pulang setelah tahu aku pergi. " Jawab Nathan.      

Julian terkejut mendengar jawaban Nathan, ia menatap tajam kearah adiknya karena sudah keterlaluan kepada seorang perempuan.      

"Nathan ... Mengapa kamu biarkan dia pulang sendiri? Apa kau tak khawatir padanya? Hari sudah malam dan itu tidak baik untuk seorang perempuan melakukan perjalanan sendirian di luar kota. Bagaimana kalau ada yang mengganggunya?"      

Julian benar-benar tidak habis pikir kepada adiknya yang ternyata belum bisa bertanggung jawab pada seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.