Istri Kecil Tuan Ju

Penghargaan International



Penghargaan International

0"Baiklah! Lebih baik sekarang, kamu segera datang ke rumahku. Aku akan menunggumu! " lanjut Julian.      

" Oke. "      

Setelah mengatakan itu. Natan langsung menutup panggilannya.      

Tidak lama kemudian, dia sampai di rumah Julian. Seketika itu Julian sudah menunggunya di depan rumah.      

"Tumben kakak ada di luar. Ada apa? " Tanya Natan dengan malas ketika dia sudah berada di depan Julian.      

"Aku menunggumu. " Jawab Juliam dengan santai.      

"Oh, emangnya kakak gak ke kantor? Kenapa jam segini masih ada di rumah?" Tanya Natan dengan heran.      

"Itu tidak penting. Sekarang lebih baik kamu masuk ke kamar tamu dan bawa pulang orang yang ada di dalamnya ke rumah Papa. "Seru Julian tanpa berbasa basi.      

"Siapa? " Tanya Natan dengan heran     

"Lala... "     

" Lala anaknya tante Dewi?"      

"Iya. Ku fikir siapa lagi? "      

"Tapi, kenapa harus aku? Aku tidak menyukainya karena dia sangat cerewet serta nakal. Dia sekelas istrimu kakak. " kata Natan dengan ekspresi yang buruk.      

"Aku baru membeli mobil keluaran terbaru. Itu mobil sport yang sangat cocok denganmu. Kalau kamu bisa membawanya pergi, maka mobil itu akan menjadi milikmu. " Kata Julian sambil menyilang kedua tangannya.      

"Sepakat! "      

Tanpa menunggu lama, Natan pun langsung masuk dan bergegas menuju ruang tamu.      

'Dasar penggila mobil mewah ... ' Batin Julian sambil tersenyum.      

Tidak lama setelah itu Natan membawa Lala yang masih tidur dengan pelan - pelan masuk ke mobil.      

Natan merasa sangat bahagia dan dengan penuh suka cita ia mencium kunci mobil yang diberikan Julian padanya.      

Ditengah jalan, Natan berdo'a agar Lala tidak bangun sampai dia masuk rumah besar keluarganya.      

Do'a Natan pun terkabul. Lala yang tukang tidur, tidak bangun sampai Natan membawanya masuk ke kamar tamu.      

Keesokkan paginya di kampus Kemas University. Seluruh mahasiswi terutama mahasiswa berlarian ketika mendengar kabar kalau Rena sekali lagi memenangkan penghargaan sebagi pelukis terbaik bertarap International.      

Setelah lama menunggu, dari balik gerbang masuk kampus, terlihat mobil mewah berwarna merah memasuki arena kampus. Semua orang langsung menyiapkan ponselnya untuk mengambil gambar Rena yang semakin terkenal di tarap Internasional.      

"Aaa... Rena datang!"      

Suara teriakan salah seorang mahasiswa membuat suasana semakin riuh.      

Mendengar suara teriakan itu, semua wartawan langsung berlari menghampiri mobil itu di parkiran.      

"Rena, kamu harus memperbaiki sifatmu! Karena sekarang kamu sudah menjadi bintang yang sangat terkenal. " kata Manager yang sangat tau betul dengan karakter Rena. .      

"Aisss ... Tidakkah kalian bisa diam sebentar saja hah? Aku cukup lelah hari ini karena berdiri terlalu lama tadi pagi. Sekarang aku harus pergi ke kampus. Lalu, haruskan aku mendengar ocehanmu?" Teriak Rena dengan tempramennya yang buruk     

Seketika itu, sang Manager terdiam karena kaget. Mereka tidak bermaksud merusak mood nya Rena, melainkan mereka hanya ingin mengingatkan agar Rena tidak sampai merusak reputasinya kali ini setelah pertengkaraan hari itu bersama Siska.      

"Aku ini sudah berusia 21 tahun. Sudah bisa dibilang dewasa. Jadi, aku bisa mengurus diriku sendiri. Aku tau mana yang benar dan salah. Jadi, jangan ceramahi aku lagi!" kata Rena lagi dengan kesal.      

"Baiklah, aku tidak akan mengulanginya lagi! " kata Sang Manager setelah menarik nafasnya dalam - dalam. Dia tidak bermasuk mengalah, melainkan tidak ingin membuat Rena murka.      

"Ya sudah, jangan marah-marah lagi! Sekarang segera keluar karena wartawan dan para penggemar barumu di kampus ini sudah menunggu dari tadi!" Seru Manager itu lagi setelah berhasil mengendalikan emosinya.      

Tanpa mengatakan apapun. Rena membuka pintu mobil dengan bantuan sopirnya.      

Sepasang kaki mulus dan cantik serta putih, keluar dari mobil mewah berwarna merah itu.      

Hanya melihat kaki indahnya saja semua orang langsung histeris. Mendadak Rena menjadi artis idola terbaru di kampus itu setelah beberapa mahasiswa lainya.      

Tidak lama setelah itu, ia keluar dari mobil lalu berdiri tegak menghadap kamera sambil memberikan senyum termanis nya.      

Ia berdiri dengan aura yang luar biasa. Kecantikan yang memikat dengan rambut panjang sepunggung dan bibir merah merona terlihat mengkilat.      

Setelah itu, Rena melebarkan senyumnya saat bicara dengan para wartawan. Seketika itu para mahasiswa merasa ingin bertekuk lutut, bahkan merasa ingin pingsan.      

"Ohhh ... Tuhan ... Dia terlihat seperti bidadari yang baru turun dari kayangan. " Kata salah seorang mahasiswa yang benar-benar mengagumimu Rena semenjak ia menjadi viral di internet.      

"Iya ... Aku baru sadar kalau dia memang cantik. " Sahut temannya yang lain.      

"Mulai sekarang, aku akan menawarkan diriku untuk menjadi objek lukisnya. Bukankah aku cocok? "tanya salah seorang mahasiswa sambil menyisir rambutnya.      

"Sangat tampan. Jauh lebih tampam dari moyet. Hahaha... "Jawab temannya sambil terkekeh mengejeknya.      

Perasaan lelaki itu pun langsung cemberut sehingga tingkat kepedeannya merosot.      

Sementara Rena langsung berjalan setelah menyelesaikan wawancaranya.      

Rena berjalan dengan anggun dan pesonanya tampak bersinar seketika itu semua orang melupakan kejadian waktu dia yang pernah berantem dengan Siska.      

Tidak lama setelah itu. Rena berhenti tepat di depan Siska yang baru saja bergabung dengan kerumunan.      

"Ohh... Ini dia artis baru kita. Senang melihatmu disini! "Sapa Siska sambil menyeringai kepada Rena.      

"Maaf, saya harus masuk ke kelas saya! "      

Setelah mengatakan itu, Rena pun pergi meninggalkan Siska sambil tersenyum licik     

Siska menghentakkan kakinya karena merasa kesal dengan Rena yang begitu angkuh di hadapannya.      

"Gadis itu memang sangat pandai acting. Temperamen nya yang buruk tidak terlihat sedikit pun oleh senyumnya yang menawan. Dia benar-benar membuatku ingin muntah" Ucap Siska dengan eskpresi gelap. Setelah itu ia pun pergi bersamaan dengan bubarnya kerumunan.      

Sementara itu, di dalam lift menuju lantai paling atas karena ingin menenangkan diri. Rena ngedumel sesuka hatinya.      

"Nenek sihit iti benar-benar menyebalkan. Aku harus berhadapan dengannya setiap kali aku ke kampus. Harusnya aku tutup mulutnya dengan sepatuku!" Ucap Rena dengan perasan yang kacau.      

Tidak lama setelah itu. Ia sampai di tempat itu. Ia pun segera berdiri di pinggir sambil melihat ke langit bersamaan dengan terpaan angin yang menyapu lembut wajah dan rambutnya.     

'Dunia ini memang tidak adil bagi orang sepertiku. Hanya melukis yang bisa aku lakukan untuk menghibur diriku. Arrggg... Aku benci... ' Batin Rena sambil berteriak sekencangnya.      

Setelah selesai ngedumel, Ia mendongak kembali dan merasakan dirinya ada di kolong langit dengan perasaan yang kacau. Melepaskan semua beban di hatinya.     

Krek ...      

Mendengar suara dari arah sampingnya, seketika itu Rena kaget dan langsung menoleh kearah sumber suara.      

"Siapa di sana?" Teriak Rena sambil melangkah pelan mendekati tempat yang tidak jauh darinya itu.      

Tidak lama setelah itu muncul sosok lelaki tinggi menggunakan kemeja kotak - kotak dengan semua kancing yang terbuka dan daleman berwarna putih.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.