Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Sangat Kesal



Merasa Sangat Kesal

0Julian mengelus dahi Qiara karena masih menyisakan keringat dingin setelah lelah membersihkan halamam belakang. Dia pun, mengusap keringat itu dengan sapu tangannya.     

Tidak lama setelah itu. Julian tertidur di sebelah Qiara.      

Sementara itu, di suatu jalan menuju rumah Julian. Terlihat mobil sport mewah berwarna hitam tanpa tutup, melaju kencang.      

Mobil itu dikendarai oleh Jhonatan yang memiliki rambut yang di sisir ke belakang, ia memakai kaca mata dengan senyum yang menawan terlukis di wajahnya karena membayangkan apa yang ingin dia minta pada Julian.      

Kulitnya putih dengan rahang yang tegas membuatnya terlihat menawan. Dia mewarisi kecantikan Sarah yang putih bersih dan alami, tidak seperti Julian yang hitam manis.      

"Ahhh... Sial ... Kenapa udara di kota A ini sangat panas? Apa ini karena para kuruptor ya? " Ucap Natan dengan kesal.      

Ia pun melambaikan tanganya keluar sehingga untuk menangkap angin yang mendesir.      

"Aaaa ... "      

Suara teriakan yang mengejutkan membuat Natan berhenti mendadak. Seketika itu ia terkejut dan hampir kejedot di stang mobil. Kaca matanya pun turun ke hidung.     

Tidak lama setelah itu, Natan mendongak dan kaget ketika melihat ekspresi gelap seorang perempuan dengan rambut berantakan yang hampir dia tabrak tadi mengarah kepadanya, ia pun dengan segera menutup matanya mobilnya dan merapatkan kacanya.      

"Ohhh ... Astaga ... Bukankah itu Sherly si anak wali kota? Uhhh... Aku benar - benar tidak menyukainya. Kenapa dia tidak ketabrak sih. " ucap Jhonatan setelah sadar kalau gadis itu adalah orang yang dia kenal.      

"Ehhh... Kenapa dia menatapku seperti tatapan kucing liar yang mencari mangsa? Apakah dia tidak mengenali mobilku? Ini kan dulu mobil kak Julian. " Kata Natan lagi dengan heran.      

"Hei ... Keluar kamu!"      

Natan dikejutkan lagi oleh Sherly yang sudah berada di samping mobilnya sambil menggedor-gedor pintu nya.      

"Astaga ... Apa dia hantu? " ucap Natan dengan heran.      

Tidak lama setelah itu, Natan keluar dari mobil karena merasa kesal dengan Sherly yang terus-terusan mengetuk pintu mobilnya.      

"Ada apa?" tanya Natan seakan tidak bersalah.      

Mendengar pertanyaan Natan. Sherly pun geram. Ekspresinya menjadi sangat gelap sehingga Natan langsung bergidik ngeri.      

"Beraninya kamu bertanya setelah kamu malakukan kesalahan dengan jelas. Tidakkah kamu kenal siapa aku? "Tanya Sherly dengan sinis.      

'Wahhh... Sepertinya dia tidak mengenalku. Ahh... Iya, kami bertemu waktu aku masih SD. Dia kelamaan di luar negeri sih. 'Batin Natan sambil mengangguk - anggukkan kepalanya.      

"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak mau ganti rugi dengan kerusakan mobilku? " tanya Sherly sambil menyelidik.      

"Tidak apa - apa! Oh iya, aku akan meminta kakakku untuk mengganti rugi kerusakan mobilmu. " Kata Natan dengan santai.      

'Ahhh ... Ini benar-benar kacau. Aku harusnya meminta yang lain bukan soal ini. ' Batin Natan dengan ekspresi yang buruk.      

"Ahhh... Sepertinya kamu hanya pemuda yang tidak punya uang. Baiklah, aku tidak akan meminta ganti rugi lagi padamu karena aku tidak kekurangan uang. " Ucap Sherly sambil menyeringai kepada Natan.      

"Baguslah kalau begitu. Jadi, aku hanya cukup minta maaf! " sahut Natan sambil bernafas lega kalau dia tidak akan mengganti permintaannya.      

"Hahah... Kalau semua penjahat dimaafkan, lalu untuk apa ada penjara? Jadi, tidak semudah itu"Kata Sherly seraya membekuk kedua tangan Natan lalu mendorongnya ke mobil.      

"Ahhh ... Hei ... Apa yang kamu lakukan? Tidakkah kamu tau siapa aku hah? Aku ini ... " Teriak Natan dengan geram. Namun, ia berhenti bicara ketika Sherly mendekat padanya.      

'Ternyata dia hanya lembut di luar. Nyatanya dia hanya perempuan kasar dan menakutkan. Untung dia perempuan yang pantang untuk aku lawan. ' Batin Natan seraya melirik kebeberapa arah yang banyak pejalan kaki sedang menonton nya.      

"Aku tudak mengenalmu. Memangnya penting untuk mengenalmu? " Tanya Sherly dengan tatapan tajam.      

Sherly sangat emosi, kini dia bisa melampiaskam emosinya setelah ia tahan karena kejadian pagi tadi di kantor Julian.      

"Tentu. Kamu harus tau siapa aku agar kamu tidak menyesal." Jawab Natan masih dalam posisi menahan sakit akibat ke pentok mobilnya.      

'Baiklah, jika kamu bersi keras untuk kenalan. Maka, kamu harus tau siapa aku juga. Aku ini Sherly, putri dari Wali kota." Ucap Sherly sambil menggertakan giginya.      

"Ya, siapa pun kamu aku tidak perduli. Lebih baik aku ganti rugi! Tapi, kamu lepasin aku. Bagaimana? " Sahut Natan ketika mendengar apa yang Sherly katakan.      

"Tolong lepaskan aku! Karena aku sangat terburu - buru! "kata Natan lagi dengan ekspresi memohon. Dia sudah janji untuk tidak membuat ulah makanya dia berusaha menahan diri untuk tidak melawan dengan kekerasan.      

Sherly pun melepaskannya. Setelah itu, Natan bisa bernafas lega. Ia pun memperhatikan Sherly kembali mulai dari atas hingga bawah.      

"Katakan padaku berapa ganti rugi yang kamu inginkan?" Tanya Natan sambil mengeluarkan dompetnya yang kebetulan hanya berisi beberapa juta uang tunai.      

Sherly tidak menjawab. Dia malah tersenyum licik sambil mengambil berjongkok untung membuang angin ban mobil Natan. Seketika itu mobilnya menjadi kempes.      

"Selesai ... Sekarang kita sudah impas. Selamat tinggal dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi!"     

Setelah mengatakan itu, Sherly tersenyum licik menatap Natan yang kebingungan akan apa yang Sherly sudah lakukan pada mobilnya.      

"Apa yang kamu lakukan pada mobilku? " Tanya Natan dengan raut wajah gelap.      

"Dadah... " Sherly melambaikan tangannya lalu pergi dengan mobilnya meninggalkan Natan.      

"Yaaa ... Perempuan gila! Apa yang kamu lakukan?Kenapa kamu membuat mobilku kempes?" Teriak Natan sambil memeriksa dua ban mobilnya.      

Natan mulai kebingungan karena disekitar sana tidak ada bengkel mobil. Ia menunduk putus asa dan tidak bisa berfikir jernih.      

Tidak lama setelah itu, sura ponselnya berbunyi. Natan pun segera mengangkatnya karena itu dari Julian.      

"Hallo ... Kakak! " Sapa Natan terlebih dahulu sambil bersandar di mobilnya setelah menggeser icon hijau itu.      

"Dimana kamu? Kenapa kamu belum juga sampai? Setauku klinik Frans tidak jauh dari rumahku. Hanya membutuhkan waktu 30 menit. Tapi, jika itu kamu maka waktunya pasti berkurang. Aku fikir, setelah aku bangun kamu sudah berada di ruang tamuku. "      

Mendengar omelan Julian. Natan merasa kesal .      

"Kakak .. Tolong jangan mengomel terus! Tanya satu - satu dulu biar aku bisa jawab. " Kata Natan dengan ekspresi yang buruk.      

"Baiklah, sekarang kamu ada dimana? " tanya Julian dengan pertanyaan yang lebih penting terlebih dahulu.      

"Aku ada di jalanan, mobilku kempes gara - gara wanita gila. Makanya aku bingung karena di sekitar sini tidak ada bengkel. " keluh Natan dengan ekspresi yang ingin menangis.      

"Naik taxi saja! Biarkan mobil disana! Nanti, aku akan memanggil montir langgananku untuk membawanya pulang. " Kata Julian dengan santai.      

"Iya. " Sahut Natan sambil berdiri lalu berjelanan untuk menemukan taxi.      

"Baiklah! Lebih baik sekarang, kamu segera datang ke rumahku. Aku akan menunggumu! " lanjut Julian.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.