Istri Kecil Tuan Ju

Untuk Pertama Kalinya



Untuk Pertama Kalinya

0"Natan? " Ucap Yumi dengan mata yang membulat sempurna seakan ingin melompat dari tempatnya ketika melihat senyum manis Jhonatan yang tertuju padanya.     

"Apa kamu baik - baik saja? " Tanya Jhonatan lagi mengulang pertanyaanya.      

"Umm... Iya. Saya tidak apa - apa. " Jawab Yumi dengan terbata - bata.      

"Kalau begitu, ayo aku bantu berdiri!"Kata Jhonatan sambil menjulurkan tangan kanannya lagi kepada Yumi.      

"Umm... "     

Yumi meraih tangan Jhonatan dengan malu-malu. Setelah itu Jhonatan hampir saja ikut jatuh ketika menarik Yumi yang gendut.      

"Ahhh... Maafkan saya! Tapi, Terimakasih karena sudah membantu saya! " ucap Yumi sambil menunduk karena tidak berani menatap Jhonatan.      

Melihat tindakan kebaikan yang Jhonatan lakukan. Seseorang tertentu sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya tepat di belakang Qiano yang tidak sengaja berhenti dan menyaksikan pemandangan itu.      

"Aissss... Lagi-lagi dia mencari muka di depan para gadis. Aku merasa ingin muntah melihatnya. "     

Mendengar suara itu. Qiano pun kaget lalu menoleh kearah sumber suara.      

"Ohhh... Astaga. Kenapa kamu tiba-tiba disini? " Tanya Qiano dengan ekspresi terkejut.      

"Aku disini karena ada kamu disini. Simple kan? " Jawab gadis itu sambil tersenyum kepada Qiano dengan manis.      

Qiano menyeringai kepada gadis itu yang tidak lain adalah Rena. Dia tidak habis fikir dengan gadis itu yang selalu ada dimana-mana. Sedangkan orang yang dia cari tidak dapat dia temui beberapa hari ini.      

"Permisi! "     

Setelah mengatakan itu Qiano pun melarikan diri dari Rena. Dia ketakutan sejak kejadian malam itu. Baginya, Rena adalah makhluk yang harus di waspadai keberadaannya.      

"Yaaaa... Qiano... Kenapa kamu malah pergi hah? " teriak Rena dengan kesal.      

Karena tidak terima dengan sikap Qiano. Rena pun berusaha untuk mengejarnya.      

'Ada apa dengan Rena? ' Batin Jhonatan yang kebetulan melihat Rena berlari.      

"Natan, kenapa kamu harus membantunya? " pertanyaan Siska mengejutkan Natan dari diamnya.      

"Apa urusanmu? Kenapa kamu mau mengatur hidupku?" Tanya Jhonatan balik. Dia sangat tidak menyukai Siska karena sifat dan latar belakang keluarganya yang sombong dan sok berkuasa.      

"Aku... " Siska kehilangan kata-kata ketika Natan memalingkan muka darinya. Ia pun melirik semua orang yang memandangnya dengan heran.      

"Ayo ikut aku! " Kata Natan kepada Yumi yang sedari tadi diam sambil memegang tangannya.      

"Ummm... "      

Yumi pun, mengangguk patuh ketika Natan mengajaknya pergi dari sana. Ia pun berjalan di samping Natan dengan malu-malu.      

"Aaa... Tunggu dulu! " Natan berhenti ketika dia belum jauh dari tempat semula. Dua temannya dan Yumi pun, ikut berhenti dan melihat Natan dengan bingung.      

Setelah memberi instruksi, Natan berbalik dan menatap Siska sambil tersenyum.      

"Siska... ?"      

Mendengangar Natan memanggilnya. Siska langsung mendongak dan merasa sangat bahagia. Seketika itu hatinya berdetak kencang saat melihat Natan tersenyum dan mendekat kepadanya.      

"Ada apa? " tanya Siska dengan ekspresi yang manis.      

"Berikan uangmu! " kata Natan.      

"Aa? Uang? Maksudmu? " Siska merasa bingung dengan permintaan Natan. Tidak mungkin baginya jika Natan meminta uang untuk jajan atau membeli sesuatu, secara keluarga Natan lebih kaya dari keluarganya.      

Semua teman - temannya yang masih di sana juga ikut kaget termasuk Yumi dan dua sahabatnya. Mereja semu pun langsung pada berbisik.     

"Kenapa Natan minta uang sama Siska? "      

"Aku juga tidak tau. Yang jelas, bukan untuk jajan atau membeli barang mewah kan? "     

"Iya dong. Itu mustahil. Kecuali, keluarganya bangkrut. Tapi, keluarganya tidak mungkin bangkrut kan? Terlebih kakak nya sangat kaya yang jumlah uangnya tidak terkira."     

"Sudahlah, kita lihat saja apa yang akan dia lakukn! "     

Bisik - bisik itu terdengar jelas di telinga Natan. Namun, ia hanya tersenyum karena orang - orang berfikir posif padanya.      

"Iya, berikan semua uang di dompetmu! "Kata Natan lagi mengulangi perkataannya.      

"Untuk apa? " Tanya Siska yang masih ragu dengan niat Natan yang tiba - tiba meminta uang dari nya.      

"Kamu pilih mana? Berikan uang padaku atau kantor polisi? Jika kamu terlibat dengan hukum, maka kekuargamu akan mengamuk padamu. Bukan begitu? " Kata Natan sambil tersenyum licik.      

"Apa maksudmu? " Tanya Siska dengan perasaan yang mulai tidak enak.      

"Hei Siska! Kamu fikir aku tidak lihat apa yang kamu lalukan pada Yumi? Tindakkan mu itu sudah termasuk buliying dan itu tindakan kriminal. Mungkin, teman yang lain tidak berani melakukannya padamu. Tapi, aku beda dengan mereka. Aku tinggal kirim vidio ketika kamu menindas Yumi ke Dekan. Coba tebak apa yang akan terjadi jika aku yang melapor? Ini kampus terhormat dan sangat terkenal. Jadi, pihak kampus akan mengeluarkanmu karena dianggap merusak nama baik kampus. " jelas Natan sambil tersenyum.      

Mendengar penjelasan Natan, Siska langsung kaget. Sedang Yumi terkejut karena Natan menyebut namanya. Padahal selama ini dia berfikir kalau Natan tidak mungkin meliriknya dan karena itu ia tidak pernah tau namanya.      

"Jadi, kamu mengancamku? " Tanya Siska dengan kesal.      

"Lebih tepatnya, aku mengajakmu berdiskusi." Jawab Natan.      

Mendengar jawaban Natan. Siska langsung melirik Yumi dengan sinis.      

"Gara - gara hadis gendut dan jelek itu kamu sampai begini padaku. Apa kamu fikir kamu tidak terlalu kasar hah?" teriak Siska dengan mata yang mulai berkaca - kaca.      

"Yaaa... Siska! Kamu harus bertanggung jawab dengan tangan Yumi. Gara - gara kamu tangan cantik Yumi kemungkinan tidak akan bisa memainkan piano atau gitar dalam waktu dekat. Jadi, dia harus di rawat secara intensif " Kata Dias sahabat Natan. Dia juga tuan muda dari keluarga kaya raya walaupun tidak sekaya keluarga Natan.      

"Ummm... Hentikan! Tolong jangan di perpanjang lagi! Aku tidak apa - apa kok. Tanganku hanya lebam sedikit. Nanti juga sembuh kalau sudah di olesi sama salep. " Kata Yumi yang mulai tidak merasa nyaman dengan tatapan Siska.      

"Diam kamu perempuan jelek! Aku tidak butuh belas kasihmu. Baik, aku akan mengeluarkan uang yang banyak untukmu. Mungkin kamu akan kaget melihat jumlahnya sebab orang miskin sepertimu tidan akan pernah melihat uang sebanyak ini. " Kata Siska sambil mengeluarkan dompetnya dari dalam tas.      

"Ohhh... Bagus kalau begitu. Aku ingin tau sebanyak apa kamu ingin memberikannya pada Yumi. " Kata Natan sambil tersenyum licik.      

Yumi mulai ketakutan. Sudah cukup baginya menjadi perempuan gendut dan jelek sehingga Siska bebas membulinya. Sekarang, kebencian Siska berlipat - lipat padanya. Bukan hanya soal Natan, melainkan soal uang yang akan dia terima dari Siska. Kemungkin besar Siska akan mengejarnya ketika Natan tidak ada.      

"Jangan takut Yumi! Siska tidak akan berani lagi membulimu, sebab ada aku bersamamu. Kamu percaya kan? " Kata Natan pada Yumi sambil meyakinkannya.      

Jantung Yumi seakan ingin meledak saat melihat senyum dan suara lembut Natan ketika berbicara dengannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.