Istri Kecil Tuan Ju

Gadis Kecil Yang Menyebalkan



Gadis Kecil Yang Menyebalkan

0Qiara berfikir kalau Julian mulai keterlaluan. Dia sudah baik merawatnya namun, Julian malah membalasnya dengan godaan yang membuatnya merasa malu.     

"Yaaa... Tidak bisakah kamu berfikir jernih sedikit hah? Aku melakukan ini hanya untuk membantumu mengganti bajumu." kata Qiara sambil menggertekkan giginya lalu, mencubit pipi Julian.      

"Auuh ... Sakit. " Ringis Julian sambil memegang pipinya.      

"Rasain itu! Siapa suruh jadi orang mesum begitu. " kata Qiara sambil tersenyum geli. Entah kenapa Qiara baru sadar kalau Julian mulai menggemaskan.      

"Jangan cubit lagi! Sakit tau. "     

Mendengar keluhan Julian. Qiara pun langsung melepas cubitanya. Setelah itu, Qiara pun kembali melanjutkan untuk melepas kancing kemeja Julian.      

Melihat kancing kemejanya sudah terlepas semua, Julian tersenyum licik, dengan segera dia menarik tubuh Qiara kepelukanya. Seketika itu, Qiara terkejut sambil mengedip-ngedipkan matanya. Kini ia bisa merasakan secara langsung suhu tubuh Julian yang semakin panas saat wajahnya menempel di dada bidang Julian yang berotot.      

Jantung Qiara masih berdebar hebat seperti awal Julian menyentuhnya. Untuk sesaat, Qiara terdiam kaku dalam pelukan hangat Julian.      

Menyadari Qiara tidak melawan. Julian pun mempererat pelukannya sambil berkata.      

"Qiara ... Aku... "      

"Aku apa? "Tanya Qiara sambil mendongak melihat wajah Julian.      

"Aku... "      

"Aku apa Julian? " Tanya Qiara dengan geram.      

Julian pun, menatap Qiara yang selalu memotong pembicaraannya dengan kesal.      

"Kheemm... Lupakan saja! Aku tidak jadi bicara. " Jawab Julian sambil berdehem karena merasa grogi.      

"Memangnya kamu mau ngomong apa tadi? Jangan buat aku penasaran dong! " Kata Qiara lagi dengan kesal.      

"Tidak ada." Jawab Julian lagi sembari menggeleng menyembunyikan apa yang ingin dia katakan.      

Qiara pun, merasa kesal dengan jawaban Julian untuk kedua kalinya.     

"Masa bodohlah dengan apa yang kamu katakan. Sekarang lepaskan aku! " ucap Qiara seraya berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Julian.      

Tepat saat itu, Qiara merasa tergoda melihat dada bidang Julian dalam keadaan telanjang. Tanpa sadar, Qiara pun tersrnyum sambil meraba dada telanjang Julian.      

"Bukankah kamu mau lepas dariku? Tapi, kenapa kaku malah mencoba menggodaku dengan meraba tubuhku? " tanya Julian sambil tersenyum licik.      

Ekspresi Qiara berubah gelap lagi ketika mendengar ejekkan Julian itu. Ia pun tidak segan - segang mencubit tubuh Julian dengan kesal.      

"Auuuhhh... sakit" rintihan Julian cukup keras di telinga Qiara.      

"Rasain itu. Ngomong sembarangan aja, ya udah aku akan mengambilkanmu obat agar demammu bisa turu. " Kata Qiara sambil melepaskan diri dari Julian. Namun, Julian malah menarik tangannya lagi lalu mencium bibir cerewet yang suka mengumpat dan bicara tidak sopan itu.      

Qiara tersenyum menikmati ciuman itu. Ia selalu tidak punya kekuatan untuk menolak ciuman Julian.      

"Kak Julian.... "      

Mendengar teriakan dan suara pintu yang di banting. Julian yang lagi asik - asiknya berciuman itu langsung kaget, terlebih Julian yang merasa sangat akrab dengan suara cempreng itu.      

Tanpa sadar, Julian dan Qiara langsung panik. Julian segera bangun sedang Qiara menjatuhkan dirinya ke lantai sambil menutup wajahnya karena malu. Ekspresi Julian sangat buruk. Mereka seperti orang yang ketahuan mencuri.      

"Kak Julian... Aku datang karena merindukanmu. " Kata gadis muda itu sambil berjalan menghampiri ranjang. Setelah berdiri di depan Julian, gadis muda itu langsung memeluknya.      

Qiara masih meringkuk di lantai karena malu. Namun, dia penasaran siapa gadis muda yang sangat tidak sopan datang dan langsung masuk ke kamar mereka.      

"Lala, apa kamu sudah lama disini? "Tanya Julian dengan ekspresi buruk     

"Uhhh... Tubuhmu sangat seksi kakak. Kotak - kotak begitu membuatku semakin menykaimu. Kapan kamu akan menikahiku? " Kata gadis muda itu dengan manja. Ia benar-benar mengabaikan pertanyaaan Julian.      

Mata Qiara membulat sempurna mendengar apa yang gadis itu katakan.      

"Yaaa... Jawab pertanyaanku! Apa kamu sudah lama disini? Dan, apa kamu lihat sesuatu tadi?"Tanya Julian lagi dengan tatapan sinis.      

"Kamu fikir aku lihat apa? aku sudah cukuplama di bawah makanya aku naik ke kamarmu. Lalu, Kakak hawatir aku melihat di bagian mana? Apakah saat seorang perempuan sedang menempel kayak prangko di atas kaka, atau saat kakak kaget seperti cacing kepanasan lalu melepas ciuman kakak? Yang mana? "Jawab Lala dengan raut wajah yang menyebalkan.      

Julian langsung menunduk mendengar jawaban Lala. Dia merasa sudah bersalah karena telah mempertontonkan hal mesum pada anak kecil.      

Qiara semakin malu lalu menenggelamkan wajahnya di tangannya dengan perasaan yang buruk.      

'Ahhh... Malunya.' Batin Qiara.      

"Ahhh... Jadi, kamu melihat semuanya? " kata Julian.      

"Jangan terlalu malu. Kakak juga pernah kan menciumku. Jadi, aku tidak marah. Kalau begitu, ayo kita turun! Aku membawakan kakak makanan kesukaan kakak! " kata Lala sambil menarik tangan Julian.      

Sementara itu, kepala Qiara seakan bertanduk saat mendengar apa yang dikatakan oleh Lala.      

Dengan mengepalkan tinjunya. Qiara pun berdiri lalu menoleh kepada Julian dan Lalal. Seketika itu, dia kaget ketika melihat siapa Lala.      

Gadis kecil yang imut dan menggemaskan, usianya sekitar 9 sampai 10 tahun. Dia adalah adik sepupu Julian dari Ibunya. Lebih tepatnya, anak dari adik kandung Ibu nya Julian.      

Dari dulu, dia selalu mengatakan kalau dia menyukai Julian dan ingin menikahinya. Dia sangat bawel dan musuh bebunyutannya adalah Jhonatan.      

"Kamu siapa? " tanya Lala sambil menunjuk kepada Qiara.      

"Ahhh ... Lala, kenalkan, ini kakak Qiara istriku!"      

Julian pun langsung memperkenalkan Qiara pada Lala. Namun,respon Lala menjadi berubah.     

"Yaaa... Jadi, kakak ini yang mencuri kakak Julian dariku? Apa bagusnya kakak? Dari atas hingga bawah rata. Tidak seperti Lala yang sepuluh tahun lagi akan tumbuh jadi gadis cantik dan seksi. " Ucap Lala dengan sinis.      

Julian langsung membungkam mulut Lala agar tidak melanjutkan ucapannya. Karena Dia dan Qiara sama - sama bom waktu.      

"Hah? " Rasanya Qiara ingin mencekik leher Lala karena sudah menyebutnya rata. Sudah mengganggu adegan ciumamnya, malah di hina lagi. Gadis kecil yang butuh di racuni. Fikir Qiara.      

"Sayang, Lala tidak bermaksud seperti itu kok. Hehehe ... "      

Julian berusaha membuat Qiara tidak marah dengan ucapan Lala.      

"Ummm... Kakak Julian lepasin! Aku belum selesai ngomong sama dia. "Teriak Lala sambil menyingkirkan tangan Julian yang membungkamnya.      

Sebelum Qiara meledak, Julian segera turun dari ranjang. Setelah itu, ia mengangkat tubun Lala, lalu dengan cepat dia melarikan Lala keluar dari kamarnya.      

"Arggg... Gadis kecil itu membuatku kepanasan. Beraninya dia bilang tubuhku rata. Sepertinya dia minta dimasukkan kembali ke rahim ibunya. " ucap Qiara sambil mengepalkan tinjunya dan duduk di pinggir ranjang.      

"Ngomong - ngomong, siapa gadis kecil ini? Kenapa dia bertindak sesukannya dan omongannya tidak seperti usia dan wajahnya yang menggemaskan.      

Karena penasaran. Qiara pun keluar dari kamar menyusul Julian dan Lala.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.