Istri Kecil Tuan Ju

Di Hukum



Di Hukum

0Karena penasaran. Qiara pun keluar dari kamar menyusul Julian dan Lala.      

"Lala, kamu kesini sama siapa? " tanya Julian setelah mendudukkan Lala di sofa ruang tamu.      

"Aku kesini sama Mama dan Papa. Karena Papa ada kerjaan selama seminggu disini. Tapi, mereka harus bertemu Klien makanya pak supir mengatarku ke rumah Tante. Akan tetapi, rumah tante sepi makanya aku minta diantar ke rumah kakak. Heee... " Jelas Lala dengan cengengesan.      

"Jadi, kamu mau menginap di rumah tante? "Tanya Julian sambil memicingkan matanya.      

"Bukan. Tapi, di rumah kakak. Aku mau tidur sama kakak. Kita kan sudah lama tidak tidur bareng. " Jawab Lala dengan tegas.      

"Hei... Anak kecil. Sebaiknya kamu tidur di kamar tamu. Karena aku yang seharusnya tidur bersama suamiku. " Ucap Qiara yang baru saja sampai di depan mereka.      

Julian sudah menduga akan terjadi keributan diantara Qiara yang kekanakan atau Lala yang sok dewasa.      

Lala langsung memberikan Qiara tatapan sinis.      

"Hei... Gadis tua! Sebelum kau bersaing denganku! Perbaiki penampilanmu dulu. Gunakan make up yang benar dan baju yang bagus, biar kakak Julian simpati padamu, lihat dong saya yang cantik dan menggemaskan. Tentu saja kakak Julian lebih senang bersamaku. Dia akan menikahiku." ucap Lala sambil berdecak pinggang menantang Qaira.      

"Yaa ... Anak kecil! Beraninya kamu mengatakan begitu. Apa kamu mau menantangku hah? "Kata Qiara dengan sinis.      

"Aku tidak takut... " Ucap Lala sambil menjulurkan lidahnya.      

"Hei... Sini kamu! "      

Qiara langsung mengejar Lala yang duluan berlari. Melihat itu Julian merasa frustasi dan mengacak - acak rambutnya.      

"Stoppp .... "      

Mendengar teriakan Julian. Lala dan Qiara langsung berhenti sambil menoleh kepada Julian yang sedang memasang ekspresi gelap itu.      

"Kemari kalian berdua! "kata Julian lagi.      

Qiara dan lala bergidik ngeri melihat ekspresi dan suara Julian yang menakutakan. Tidak lama setelah itu, mereka berdua datang pada Julian dengan patuh.      

"Dia yang duluan memprovokasiku makanya aku marah. Harusnya kamu membelaku karena aku istrimu. "Jelas Qiara sebelum Julian memarahinya.      

"Tapi, aku ini hanya anak kecil. Tidak seharusnya perempuan jelek ini mengejarku. "Lala tidak mau kalah dengan Qiara karena dia juga tidak terima ketika melihat Qiara membela dirinya.      

"Diamm... "     

Mendengar suara teriakan Julian lagi     

Qiara dan Lala langsung diam dan menunduk ketakutan.      

"Kalian berdua sama saja. Oleh karena itu aku akan menghkum kalian. " Kata Julian setelah menarik nafas dalam.      

"Tapi ... "      

"Tidak ada kata tapi. Kalian harus mendapat hukuman dengan menyapu halaman belakang sampai bersih. "Kata Julian mendahului Lala dan Qiara yang akan mencoba membela dirinya.      

"Baiklah!" jawab mereka berdua dengan patuh.     

"Bagus kalau begitu. Sekarang, pergilah ke halaman belakang! Jangan bertengkar lagi! Pokoknya, ketika aku kesana, semua harus bersih. Jika tidak, kalian berdua akan aku hukum lebih berat lagi. "     

Setelah mengatakan itu, Julian langsung kembali ke kamarnya karena dia masih telanjang dada.      

Dengan tatapan sinis Qiara dan Lala berjalan menuju halaman belakang sambil berlari dan saling senggol. Mereka jatuh ke lantai bergiliran, namun mereka langsung berdiri dengan segera.      

Sementara itu di kampus Universitas Kemas. Yumi mencoba menemukan Qiara karena mereka sudah berjanji untum bertemu.      

Namun, dia malah bertemu dengan Siska ketika dia meninggalkan fakultas seni.      

'Ahhh... Duniaku kiamat kalau sudah bertemu Siska. Kenapa harus bertemu mereka sih? Kesel jadinya. 'Batin Yumi sambil berbalik untuk berpura - pura tidak melihat Siska.      

"Hallo Yumi gendut! Apa kamu mau kabur? " Sapa Siska sambil tertawa jahil ketika mereka berhasil mencegat Yumi.      

"Ada apa Siska?" tanya Yumi sambil menunduk ketakutan.      

"Woeee... Teman - teman. Lihatlah artis kampus kita yang tidak dikenal! Dia katanya mau diet dan menjadi penyanyi papan atas. Tapi, sayang sekali karena dia jelek dan gendut. " teriak Siska sambil mendorong Yumi.      

Semua orang pun langsung berkumpul ketika mendengar teriakan Siska.      

"Siska, jangan ganggu aku! " Kata Yumi dengan ekspreai sendu.      

"Mengganggumu adalah bagian dari olah ragaku. Karena kamu itu paket komplit, udah jelek, gendut, miskin lagi. Kuliah di sini hanya modal beasiswa. Jika kamu berani melawanku, aku bisa saja membuatmu keluar dari kampus ini. " Kata Siska sambil menginjak tangan Yumi dengan hak tingginya.      

Bukannya membantu, yang lain malah bertepuk tangan. Namun, mereka tidak berani merekamnya karena mereka takut akan dikejar oleh Siska.      

"Arggg... Siska sakit! " Ringis Yumi karena kesakitan. Ia pun tidak bisa membendung tangisnya.      

Tepat saat itu suara ribut dari arah belakang membuyarkan kejadian menegangkan itu.      

"Ada apa itu?" tanya teman Siska sambil menoleh kesumber suara.      

"Ohhh ... Astaga, ada sang pangeran!"Teriak teman Siska ketika melihat Jhonatan dan dua sahabatnya sedang berjalan kearahnya.      

Melihat Jhonatan datang. Semua orang, terutama perempuan langsung mengerumuninya.      

Sedangkan Yumi hanya menarik nafas dalam sambil memegang tangannya yang terluka akibat hak tinggi Siska.      

Jhonatan terlihat sangat tampan hari ini dengan potongan rambut barunya. Ia tinggi dengan bahu lebar, hidung mancung , garis pipi yang tegas, bibir tipis dan kemerah-merahan yang menggoda karena terlihat sangat seksi serta sorot matanya yang tajam tampak berkilau.     

"Sumpah demi apapun, hari ini Jhonatan sangat tampan. Ketampananya membuat hatiku meleleh. " Ucap Siska dengan senyum yang manis.      

"Jhonatan... Apa kamu baru potong rambut? Kamu terlihat sangat tampan. " kata Siska dengan malu - malu.      

"Aku memang selalu tampan setiap hari. " Jawab Jhonatan tanpa melihat kepada Siska.      

"Ohhh... Tentu saja. Kamu memang yang paling tampan disini. " Kata Siska lagi yang mencoba memgambil simpati Jhonatan.      

Jhonatan menarik nafas dalam. Jhonatan paling tidak suka dengan perempuan yang suka mencari muka di depannya. Dia benar-benar muak dengan gadis yang begitu.      

Tanpa memperdulikan Siska. Jhonatan melewatinya tanpa basa basi, sumpah demi apapun Siska merasa sangat malu dan ingin menangis, dia tau Jhonatan selalu menolaknya. Tapi, kali ini terlalu menyedihkan karena semua mata teman - teamnnya tertuju padanya.      

Jhonatan berhenti tepat di depan Yumi yang masih duduk di tanah sambil memegang tangannya yang sakit.      

Sedang Yumi masih fokus meniup tangannya yang memerah. Tepat saat itu, dia mencium bau harum yang sangat akrab.      

"Apa kamu baik - baik saja? " tanya Jhonatan sambil menjulurkan tangan kanannya.      

Melihat itu Siska dengan yang lainnya kaget karena tidak menyangka kalau Jhonatam akan memperdulikan gadis yang selalu di kucilkan di kampus itu.      

"Auhhh... Kepalaku sakit! " ucap Siska seakan mau pingsan. Tubuhnya pun langsung di topang oleh kedua temannya.      

Sedang Yumi langsung kaget ketika melihat siapa pemilik parfum yang sedang menjulurkan tangannya itu.      

"Natan? " Ucap Yumi dengan mata yang membulat sempurna seakan ingin melompat dari tempatnya ketika melihat senyum manis Jhonatan yang tertuju padanya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.