Istri Kecil Tuan Ju

Gadis Kecil



Gadis Kecil

0Melihat Qiara begitu. Julian pun tidak ingin mengganggunya, karena percuma saja dia membujuk Qiara saat emosi. Itu hanya akan sia - sia. Sehingga, ia memilih untuk tidur di ruang kerjanya itu tanpa mengejar Qiara.      

Keesokan paginya. Qiara yang telat tidur itu, terkejut karena mendengar suara ketukan pintu.      

"Qiara sayang, apa kamu sudah bangun?" terdengar suara lembut dari balik pintu.      

Mendengar suara lembut itu, Qiara pun langsung bangun dan mengucek -ngucek matanya.      

"Ya ... Qiara sudah bangun kok. "Teriak Qiara seraya berlari menuju pintu.      

"Ohh... Sayang, apa kamu benar - benar baru bangun? Aduh, bagaimana ini? " Kata Sarah dengan bingung ketika melihat rambut Qiara masih berantakan.      

"Memangnya ada apa Ma? "Tanya Qiara dengan heran.      

"Begini! Tadi, suamimu sarapan membawa laporan yang dia kerjakan semalaman di ruangan kerjanya. Tapi, dia sudah lama pergi dan melupakan laporan ini padahal hari ini dia ada rapat penting. Tadinya, Mama ingin memintamu untuk membawakannya ke kantor. Tapi, kamu sepertinya tidak sempat. Sedangkan Mama harus segera pergi arisan. "Jelas Sarah dengan raut wajah sedih.      

"Biar Qiara yang akan mengantarnya. Tapi, Qiara akan cuci muka sebentar."Ucap Qiara seraya mengambil laporan itu dari tangan Sarah.      

"Terimakasih ya sayang! "      

"Sama - sama Ma! " Jawab Qiara sambil tersenyum     

Setelah itu, Sarah meninggalkan kamar Qiara dengan ekspresi bahagia.      

Karena malas keluar. Qiara langsung membuat panggilan kepada Julian. Namun, Julian tidak mengangkatnya sama sekali.      

Karena laporan itu penting menurut mertuanya. Qiara pun menarik nafas dalam karena dia terpaksa harus mengantarnya sendiri walaupun dia merasa kesal karena Julian sarapan dan berangkat kerja tanpa membangunkannya.      

Tidak lama setelah itu, Qiara pun sudah rapi dan langsung berangkat ke kantor Julian bermodalkan alamat yang dikasih oleh Mama mertuanya, ia pun, pergi menggunakan taxi.      

Sesaat kemudian Qiara sampai di depan gedung megah yang menjulang tinggi. Seketika itu Qiara merasa takjub melihat gedung itu karena ini pertama kalinya dia datang ke kantor suaminya sendiri.      

Stap kantor Julian pun, merasa bingung meliahat Qiara yang terlihat seperti orang aneh yang ingin mengacaukan kantor itu. Namun, ia tidak mengambil tindakan apapun, karena dia ingin melibat sejauh mana Qiara akan bertingkah.      

Tidak lama setelah itu, Qiara masuk kedalam kantor. Namun, dia mulai merasa kebingungan melihat lobi yang luas.      

"Selamat datang Nona! Ada yang bisa saya bantu."     

Akhirnya pak satpam mendekati Qiara seraya bertanya dengan baik - baik ketika melihat Qiara kebingungan.      

Julian yang dia telpon tidak kunjung mengangkat, sehingga Qiara merasa frustasi.      

"Saya ingin ketemu bos perusahaan ini" Jawab Qiara dengan lantang.      

Satpam itu tercengang, dia merasa aneh melihat Qiara. Seketika itu, ia menatap Qiara dari atas sampai bawah yang memiliki penampilan yang sangat biasa bahkan Qiara masih remaja. Qiara juga menggunakan sandal biasa bukan hight heels sebagaimana lanyaknya remaja moderen.      

'Berani sekali anak kecil ini ingin bertemu bos Ju. Apa dia gila? 'Batin Pak Satpam.      

"Maaf, apa adik sudah buat janji?"tanya pak Satpam dengan acuh sambil memandang Qiara sebelah mata.      

"Saya tidak punya janji denganya. Tapi, saya harus bertemu dengannya. " Qiara terpaksa datang untuk mengantar laporan yang tertinggal. Jadi bagaimana dia bisa membuat janji.     

"Maaf, saya tidak bisa mengijinkan kamu masuk, karena bos hanya akan bertemu orang-orang penting bukan gadis kecil sepertimu. "Kata Satpam itu dengan ketus.     

'Rasanya aku ingin mencongkep bola mata Satpam ini. Tapi, jika aku berteriak kalau aku istri si Julian nyebelin itu. Kemungkinan aku di anggap gila.' Batin Qiara sambil menarik nafas dalam untuk mengendalikan emosinya.      

"Gadis kecil, sebaiknya kamu pergi dari kantor ini! Karena, jika Bos Ju melihatmu disini, dia pasti akan marah besar. Tapi, jika kamu tidak mau pergi, maka saya akan menyeretmu. "Kata Satpam itu dengan kejam.     

"Yaaaa ... Satpam jelek. Apa anda mau di pecat? " Tanya Qiara dengan sinis.      

Pak Satpam ini memang cari gara - gara sama Qiara. Belum tau Satpam itu, siapa orang yang sedang di hadapinya. Preman sekolah yang nyasar jadi Cindrella karbitan di istananya Tuan Ju.      

Qiara tidak akan melawan kalau dia diperlakukan dengan baik. Jadi, jangan buat seorang Qiara kesal apalagi sampai marah besar.     

"Hahaha... Gadis kecil, kenapa mulutmu sangat tidak sopan? Apa orang tuamu tidak pernah mengajarimu sopan santun? Atau, orang tuamu sendiri yang tidak punya sopan santun. " Kata Satpam dengan tatapan yang mengintimidasi.      

Satpam yang sangat kasian karena kini dia membawa - bawa orang tua yang sangat Qiara cintai.      

Tanpa mengatakan apapun, Qiara berputar, setelah itu mengangkat kaki kirinya, seketika itu kaki kirinya melayang ke pipi Pak Satpam dengan keras.      

"Arrggg... " ringus Satpam itu yang sudah tergeletak di lantai dengan pipi yang memerah kena tendangan melayang Qiara.      

Semua orang langsung berkumpul melihat kejadian itu. Bahkan, ada yang merekam nya.      

"Yaaa... Satpam jelek, berani sekali kamu membawa nama orang tuaku untuk menghinaku? Asal kamu tau ya, aku hanya sopan sama orag yang pantas untuk diperlakukan dengan sopan. Mengerti! " Ucap Qiara seraya menarik kerah bak Satpam yang usianya masih terlihat masih muda itu.      

Pak Satpam ketakutan melihat tatapan Qiara yang mengerikan. Dan, dia tidak punya kesempatan untuk melawan karena Qiara memblokirnya.      

"Pak tolong seret gadis mengerika. ini keluar!" teriak Resepsionis itu ketika melihat dua Satpam yang berjaga di gerbang masuk dan berlari menuju tempat kerumunan.      

Mendengar teriakan Resepsionis itu, Qiara langsung memberinya tatapan mematikan. Seketika itu, sang Resepsionis bergidik ngeri.      

"Ada apa ini?"     

Tiba-tiba suara lembut itu muncul dari arah pintu masuk. Seketika itu semua orang menoleh kepadanya.     

"Mbak Sherly, tolong kami. Disini ada gadis gila yang telah membuat Pak Satpam terluka. " Lapor Resepsionis itu yang mengenal Sherly sebagai orang terdekat bosnya.      

Mendengar penjelasan resepsionis itu Sherly langsung melihat Qiara yang masih memegang kerah baju Satpam itu.      

"Hei... Lepasin dia! Apa kamu sudah gila? " tanya sherly seraya menatap jijik kepada Qiara.      

Mendengar apa yang Sherly katakan, Qiara pun melepas kerah baju Satpam itu dengan kasar. Setelah itu ia berdiri dengan tegak.      

"Kamu fikir ini kantor nenek moyangmu? Berani sekali kamu bertindak kriminl begini. Tidakkah kamu takut akan kami laporkan ke polisi? "kata Sherly dengan tatapan tajam.      

Qiara tersenyum kecut mendengar apa yang Sherly katakan.      

"Kenapa kamu tersenyum? Apa kamu benar - benar tidak waras? "Tanya Sherly sambil bergidik ngeri.      

"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, aku tidak perduli."Ucap Qiara sambil berbalik untuk pergi. Karena dia sudah tidak berminat untuk mengantar laporan itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.