Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Geram



Merasa Geram

0Natalia terlihat sangat senang melihat Julian setuju dengan peraturannya.Ini adalah hari yang dia nantikan setelah beberapa tahun.     

"Kamu sudah berjanji. Maka aku akan menandatangani kontrak hari ini juga. "Jawab Natalia sambil mengeluarkan polpennya dan tesenyum bahagia.      

"Oke. "Julian tersenyum licik melihat Natalia mengatakan itu. Dia tidak menyangka kalau Natalia sangat ceroboh dalam bekerja.      

Beberapa saat kemudian Natalia dan Julian akhirnya selesai, perusahaan FIG LS akhirnya memilih perusahaan Julian. Mereka pun menandatangani perjanjian yang berisi siapapun yang membatalkan kontrak akan menanggung kerugian yang banyak serta berurusan dengan hukum.      

"Baiklah, kita akan bertemu nanti malam!" kata Natalia sambil menjulurkan tangannya kepada Julian.      

"Oke. "Kata Julian sambil menjabat tangan Natalia dengan terpaksa.      

Setelah itu, Julian meninggalkan perusahaan Natalia bersama Andi dan segera kembali ke hotel.      

Di tengah perjalanan. Julian pun mengingat Qiara. Segera setelah itu ia membuat panggilan ke Qiara karena dia ingin memastikan keadaan Qiara.      

"Hallo! "Sapa Julian setelah orang yang di sebarang telpon mengangkat panggilannya.      

"Hallo Julian. Apa kamu baik - baik saja? " suara Qiara terdengar sangat khawatir dari seberang telpon. Itu membuat Julian merasa aneh, karena seingatanya Qiara sangat kesal saat ia tinggalkan sendiri.      

'Apa yang di rencanakan perempuan kecil ini? Apa dia sudah membuat ulah? 'Batin Julian sambil tersenyum kecil.      

"Aku baik, bagaimana dengamu? apakah kamu merindukanku saat aku meninggalkanmu sendiri di Hotel?" Jawab Julian seraya menggoda Qiara.      

"Jangan harap! Aku tidak akan pernah merindukanmu meskipun kamu tidak kembali juga. Bahkan aku senang jika kamu tidak ada. Karena tidak akan ada yang mengangguku." Jawab Qiara dengan ketus.      

"Oh ya? Kalau begitu aku akan tidur di Hotel yang lain denganmu. Aku tidak akan kembali. "Kata Julian dengan sedih.      

"Yaaa ... Julian... Berani sekali kamu tidak akan kembali. Pokoknya, kamu harus segera temui aku dan bawa aku pulang dulu baru kamu pergi kemanapun kamu mau. " Teriak Qiara dengan kesal sehingga Julian menjauhkan ponselnya detik itu juga saking kencangnya suara Qiara yang berteriak padanya.      

"Maaf, karena aku sudah terlanjur memutuskan untuk menginap di Hotel lain. Tapi, kamu tidak perlu khawatir karena Andi akan membawamu pulang. " kata Julian dengan menyesal.      

"Terserah... Aku tidak perduli. Aku benci sama kamu." Teriak Qiara lagi dengan lebih kencang karena dia benar-benar kesal sampai kehilangan kata-kata.     

"Ya ampun istriku lagi marah? Kenapa kamu susah sekali mengatakan kalau kamu rindu sayang? Kalau saja kamu mau mengatakannya, aku pun pasti segera datang menghampirimu. Ya sudah, sekarang juga aku akan kembali ke Hotel. Jadi, tolong pastikan kamu sudah berdandan menyambutku agar aku merasa senang. "Kata Julian seraya terkekeh karena dia merasa geli dengan sikap Qiara.      

"Terserah... Aku tidak perduli. "Setelah mengatakan itu, Qiara menutup panggilannya karena benar -benar kesal dengan Julian.      

Setelah mendengar apa yang Qiara katakan. Julian langsung menutup telponnya dan tertawa kegirangan di mobil sampai Andi merasa heran melihat tawa lebar bosnya yang biasanya kaku dan jarang tertawa itu.      

Tidak lama setelah itu. Julian sampai di Hotel. Ia pun bergegas menuju kamarnya karena tidak sabaran untuk bertemu Qiara.      

"Qiara... " Julian tidak melanjutkan apa yang dia ingin katakan ketika melihat kamarnya berantakan tepat saat dia membuka pintu.      

Selain itu ia pun menemukan Qiara sedang makan diatas tempat tidur. Seketika itu ekspresi Julian langsung gelap karena dia sangat tidak suka dengan ruang yang kotor.      

"Qiara ... Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu jorok sekali? "Tanya Julian dengan geram.      

Qiara mengabaikan Julian karena dia sangat kesal. Bahkan dia memalingkan wajah dari Julian.      

Melihat dirinya diabaikan. Julian menjadi semakin geram.      

"Qiara. ... " Teriak Julian yang sudah hilang kesabaran itu.      

Seketika itu Qiara terkejut dan langsung duduk dengan benar seraya menunduk. Jantungnya deg - degan mendengar suara teriakan Julian.      

"Qiara... Aku sudah sering bilang padamu agar hidup dengan bersih. Tapi, kenapa kamua malah membuat kamar ini kotor dan bau. " Kata Julian dengan nada suara yang mulai melemah.      

"Maaf! "Ucap Qiara tanpa berani mendongak menatap Julian.      

Mendengara suara lemah Qiara yang terdengar ketakutan. Julian pun menarik nafas dalam untuk mengendalikan emosinya. Setelah itu ia pun duduk di samping Qiara dengan ekspresi bersalah.      

"Maaf , karena aku meneriakimu. Aku hanya tidak ingin kamu hidup kotor, itu akan mengundang penyakit. "Kata Julian sambil memegang tangan Qiara.      

"Oh ya, apa kamu sudah makan? "Tanya Julian lagi dengan suara pelan karena dia takut membuat Qiara mengamuk.      

"Kamu sangat lama. Aku kelaparan. Orang yang akan mengantar makanan tidak juga datang. " Jawab Qiara dengan sedih.      

Julian langsung menepuk jidatnya karena dia baru ingat kalau dia lupa menghubungi pelayan.      

"Baiklah, kita akan makan siang bersama. Tapi, aku akan mandi sebentar. " Kata Julian dengan perasaan menyesal.      

Tanpa menunggu perkataan Qiara. Julian pun langsung menuju kamar mandi. Qiara pun menunggu dengan sabar.      

Tidak lama kemudian. Julian selesai mandi. Setelah itu ia segera mengenakan pakaian gantinya yang sudah tersedia di lemari.      

Qiara pun diminta untuk mengganti pakaiannya. Setelah lama bersip - siap, Julian dan Qiara pergi ke restauran Hotel untuk makan siang.      

Waktu berjalan begitu cepat. Malam pun tiba. Qiara terlihat duduk diatas tempat tidur dengan tenang seraya memainkan ponselnya.      

"Ra, aku akan keluar sebentar. Apa kamu tidak apa - apa sendirian di kamar? "Taya Julian yang sudah rapi dengan jas nya itu.      

"Iya. "Jawab Qiara tanpa melihat Julian.      

"Baiklah. Aku pergi! "Setelah mengatakan itu, Julian pun keluar dari kamarnya. Sedangkan Qiara melanjutkan permainan game di ponselnya tanpa bertanya kemana suaminya pergi malam - malam begini.      

"Apa yang harus saya lakukan bos? "Tanya Andi saat bertemu dengan bosnya di lobi Hotel.      

"Antarkan kado kecil ini buat nona Natalia!" Kata Julian sambil menjulurkan kado kecil itu.      

"Dimana saya harus menemukan Nona Natalia? " Tanya Andi setelah mengambil kado itu.      

"Aku akan kirim alamatnya ke nomermu. "Jawab Jululian seraya mengirim pesan kepada Andi.      

"Baiklah bos, saya akana berangkat sekarang! " Setelah mengatakan itu, Andi pun pergi dari hadapan Julian.      

Sementara itu, di Restauran kelas atas di kota itu. Natalia sudah sampai duluan dengan penampilan yang sangat memukau. Dia menggunakan pakaian tipis dan seksi. Diatas meja nya sudah tersedia beberapa anggur terbaik yang merupakan minuman kesukaannya.      

Natalian pun semakin gelisah ketika Julian tidak kunjung datang. Tepat saat itu Andi yang merupakan asiaten Julian sudah berdiri di samping Natalia. Seketika itu Natalia merasa heran dengan kehadiran Andi.      

"Malam Nona Natalia! Ini ada titipan buat anda dari bos saya! " ucap Andi seraya menyerahkan kado itu kepada Natalia.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.