Istri Kecil Tuan Ju

Tampilan Romantis.



Tampilan Romantis.

0Mendengar perkataan Julian. Qiara langsung meliriknya dengan cemberut. Melihat itu Julian tersenyum geli, namun ia mencoba menahan senyumanya agar Qiara tidak tambah manyun lagi.     

Beberapa menit kemudian, Julian dan Qiara sampai di sebuah Restauran super mewah.     

"Tunggu! " Kata Qiara dengan raut wajah sendu seraya menarik Julian agar berhenti karena tangannya di genggam Julian.     

"Kenapa? " Tanya Julian dengan heran.     

"Tali sepatuku lepas. "Jawab Qiara seraya melepaskan tanganya dari genggaman tangan Julian. Namun, belum saja dia menunduk untuk memperbaiki sepatunya. Julian malah mendahuluinya.     

Seketika itu Qiara terkejut melihat Julian menunduk lalu memperbaiki tali sepatunya. 'Ya ampun... Apa yang Julian lalukan di depan banyak pelayan begini? Apa dia tidak malu. ' Batin Qiara seraya melirik keberapa arah.     

Tepat saat itu ia merasa banyak mata tertuju padanya. Para pelayan restauran itu pun tidak bisa menahan diri untuk tidak terpesona pada apa yang seorang Julian lakukan.     

"Oh Tuhan. So sweet ... " bisik-bisik para pelayan pun di mulai.     

"Siapa itu? Dia tampan dan berwibawa. Tapi, dia masih mau melakukan itu pada wanitanya?"     

"Iya, dia siapa? Aku iri pada wanita yang di perlakukan seperti itu."     

"Tolong aku? Aku rasanya mau pingsan. Tidak kuat dengan tampilan kasih sayang yang sangat beracun itu. " Qiara merasa risih mendengar bisik-bisik para perempuan yang melihat mereka. Meskipun dia tidak mengerti apa yang mereka katakan. Tapi, Qiara tidak suka dengan tatapan nakal mereka saat melihat Julian.     

"Uhhh... So sweet... " Mendengar suara lembut dari seorang wanita itu. Julian yang sudah selesai memperbaiki tali sepatu Qiara itu pun langsung mendongak melihat siapa yang sedang berbicara itu. Qiara juga menoleh kearahnya dengan sedikit terkejut.     

"Selamat pagi Tuan Peter dan istri! " Sapa Julian sambil tersenyum setelah ia berdiri tegak di depan sepasang suami istri yang sudah terlihat tua itu.     

"Ohhh... Tun Ju. Aku terpesona melihatmu memperlakukan istrimu semanis ini. Tentunya dia sangat beruntung memilikimu. Aku saja yang sudah menikah puluhan tahun tidak pernah di perlakukan seperti ini. " Kata Ny. Peter dengan ekspresi terpesona. 'Pantas dia manis sekali padaku sampai mau melaukan hal memalukan tadi. Ternyata, dia hanya ingin mencari muka di depan dua orang tua ini. ' Batin Qiara sambil memperhatikan ekspresi wajah Ny. Peter tanpa tau apa yang dikatakannya, Qiara malah membuat kesimpulan sendiri.     

"Anda bsa saja. Kalau begitu mari kita duduk! Saya sudah membuat reservasi yang terbaik disini. " Kata Julian sambil tersipu malu.     

"Baiklah Tuan Ju." Kata Tuan Piter seraya menggandeng istrinya mengikuti kemana pelayan mengarahkan mereka.     

"Berhenti berfikir buruk tentangku. Ayo pergi! " Kata Julian seraya meggandeng tangan Qiara sambil tersenyum licik.     

Lagi-lagi Qiara di buat terkejut dengan bisikan Julian yang bsia menebak apa yang dia fikirkan. 'Apa dia dukun? Kenapa dia selalu bisa menebak apa yang aku fikirkan? Jika dia dukun, maka aku adalah istri dukun. 'Batin Qiara dengan kesal.     

"Ayo! " Kata Julian lagi saat menyadari Qiara terdiam ketika ia menggandeng tangannya. Tanpa mengatakan apapun. Qiara mengikuti perintah Julian dengan patuh.     

"Apa kamu suka dengan restauran ini?" tanya Julian seraya melirik Qiara sambil jalan menuju ruangan khsusus yang sudah dia pesan. Mendengar pertanyaan Julian. Qiara pun langsung melirik kebeberapa bagian yang cukup indah menurutnya.     

Setelah itu ia menoleh kepada Julian sambil mengangguk di iringi dengan senyum lebar.     

"Suka. Tapi, tempat ini terlalu mewah. Pasti makanannya mahal semua. Kan, itu pemborosan. " Kata Qiara setelah selesai tersenyum.     

"Tidak banyak kok. Hanya beberapa juta saja untuk bisa memesan tempat ini beserta makanannya. Bagaimana kalau kita mengadakan resepsi pernikahan di tempat seperti ini? " Ucap Julian. "Aku tidak butuh resepsi. Habisin biaya saja. " Jawab Qiara dengan ketus. Julian memicingkan matanya mendengar apa yang Qiara katakan. Dia sangat perhitungan sebagai seorang wanita. 'Bukankah itu uangku? Tapi, kenapa dia begitu takut uangku akan habis?' Fikir Julian. "Beneran kalau kamu tidak butuh resepsi? " Ucap Julian sambil tersenyum licik melihat respon Qiara.     

"Tentu saja aku serius. Jadi, tolong ngaca dulu deh! Karena kita tini nikahnya udah lebih dari setahun. Udah ah, jangan mikir macam-macam lagi. Uang nya di tabung saja." Jawab Qiara tanpa emosi.     

"Baiklah! " Kata Julian sambil mengangguk.     

Tidak lama setelah itu. Qiara dan Julian duduk rapi di seberang tuan Peter dan istrinya. Waktu terus berlalu. Julian dan Qiara pun pergi meninggalkan Restauran setelah selesai berbicara dengan Tuan Peter dan Istrinya.     

Ketika ditengah jalan menuju tempat Andi. Tiba-tiba pak supir merasa tidak tenang.     

"Maaf Tuan Ju! Saya mau memberitahu kalau ada mobil yang sedang mnegikuti kita. " kata pak supir sambil melihat mobil itu dari kaca sepionnya.     

"Aku tau. Jadi, jangan hiraukan mereka!" sahut Julian sambil memperhatian beberapa berkas kerja sama yang baru saja ditanda tangani oleh Tuan Peter dan Istrinya. Qiara merasa aneh melihat ketenangan suaminya itu. Padahal, di belakamg sudah nyata sekali ada yang mengikuti.     

Sesaat kemudian Qiara melirik Julian dengan tatapan khawatir.     

"Julian. Kenapa kamu diam saja? Kita ini sedang di kejar. " Kata Qiara dengan panik.     

"Belum waktunya. Jadi, biarkan saja mereka! Jangan khawatir! " Kata Julian tanpa melihat Qiara.     

Tidak lama kemudian. Mobil itu menghalangi jalan mobil Julian. Seketika itu Qiara kaget. Namun, dia tidak merasa takut saat melihat Julian hanya tenang saja.     

"Diam di mobil! Aku akan megurus mereka!" Kata Julian sambil membuka pintu mobil lalu keluar.     

Qiara pun mengangguk patuh karena dia merasa Julian bisa melawan mereka semua. Qiara bukannya tidak mau membantu. Hanya saja dia tau kapan dia harus bertindak atau diam saja.     

Sementara itu di luar. Julian berdiri di depan mereka semua dengan tatapan yang sangat santai seolah tidak gentar melihat wajah seram dan jumlah yang banyak dari mereka.     

"Ada yang bisa saya bantu? " Tanya Julian dengan nada suara dingin.     

"Tuan serahkan surat perjanjian kerja yang baru saja Tuan tanda tangani, baru kami akan melepas Tuan. " Jelas salah satu dari kelompok itu yang Sepertinya ketua dari mereka.     

"Apakah kalian sangat membutuhkan kontrak itu? " Tanya Julian lagi sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.     

"Tolong jangan membuang waktu kami lebih banyak lagi Tuan! Kami hanya menjalankan perintah dan tidak tau apapun selain harus mengambil kontrak kerja itu. Jika Tuan tidak mau memberikannya. Maka kami harus memaksa."     

"Ohh... Begitu. Sayang sekali aku juga harus segera pergi karena aku punya urusan lebih penting dari ini. Jadi, menyingkirlah! " Setelah mengatakan itu Julian berbalik hendak masuk ke dalam mobilnya tanpa memperdulikan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.