Istri Kecil Tuan Ju

Teman Lama.



Teman Lama.

0"Apakah kakek mu memintamu untuk pulang?" Tanya Kevin tanpa ekspresi.     

"Seperti biasanya, orang tua itu selalu ingin diikuti. Kalau begitu aku akan pergi sekarang! " Setelah mengatakan itu Maxwell segera pergi meninggalkan rumah Kevin tanpa menunggu apa yang akan Kevin katakan.     

Rumah Sakit Kota B.      

Jam menunjukkan pukul dua belas siang. Julian berpamitan kepada Qiara untuk membeli makanan karena Qiara belum mau beranjak dari kamar ibunya yang belum juga sadarkan diri.     

Beberapa Saat Kemudian.      

"Permisi ... " Seorang suster memasuki ruangan Nyonya Renata.      

Qiara pun langsung menoleh kearah sumber suara. Seketika itu Qiara kaget melihat wajah suster itu.      

"Kamu?" Qiara menunjuk kearah suster itu dengan tatapan yang tajam.     

Suster itu juga terkejut karena orang yang ada di hadapan nya adalah orang yang dulu memiliki masalah dengannya.     

"Qiara ... Kenapa kamu bisa ada disini? " Tanya Suster itu dengan gemetaran.     

"Justru aku yang harus bertanya padamu. Kenapa kamu disini? Apakah kamu sudah kehabisan uang setelah menjual ku?" Tanya Qiara dengan geram.     

"Siapa yang menjual mu? Kamu salah paham?" Kata suster itu yang tidak lain adalah rekan kerja Qiara saat ia bekerja di sebuah Restauran di kota B. Dia adalah Regina.      

Qiara mengepal tangannya karena ia sangat membenci Regina yang sudah menghilang setelah mengkhianati nya.      

"Apa aku perlu mengingatkan kamu tentang hari itu?" Tanya Qiara.     

Regina menunduk. Ia sangat ketakutan akan di pukuli oleh Qiara.      

Tanpa menunggu lama, Qiara pun segera membawa Regina ke masa lalu yang pahit itu.      

Flash Back.     

Beberapa Tahun yang lalu, Qiara melakukan banyak pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan ibunya yang sakit-sakitan.      

Pagi hari ia menjadi pengantar susu hingga siang. Dan sore harinya hingga malam ia bekerja sebagai pelayan di salah satu Restauran di pusat kota B.     

"Aku butuh uang untuk membayar tagihan rumah sakit ibuku." Kata Qiara dengan sedih setelah ia selesai beres-beres.     

Suasana Restauran sudah sunyi karena malam semakin larut dan mereka harus segera menutup.     

"Apa kamu masih ingat dengan Tuan muda Jeff ... ?" Tanya Regina sambil tersenyum licik.     

"Ada apa dengannya? Bukankah dia pelanggan tetap di sini?" Tanya Qiara dengan bingung.     

"Dia sepertinya menyukaimu sehingga ia sering kesini. Kamu rayu dia, siapa tahu dia mau menjadikan kamu istrinya. Atau kalau kamu mau aku punya cara yang praktis tanpa merayunya. Yaitu, aku akan membantumu memasukkan obat ke dalam minumannya. Setelah itu kamu pura-pura tidur tanpa pakaian di sampingnya seolah kamu sudah ditiduri. Aku yakin dia akan mengajakmu menikah karena tidak ingin ada masalah." Kata Regina sambil tersenyum licik.     

Qiara terdiam. Saat ini ia sangat membutuhkan uang untuk ibunya. Tapi, sekeras apapun ia bekerja tetap saja tidak mencukupi. Oleh karena itu ia terpaksa merespon ide Regina.     

"Kenapa harus diberikan obat segala? Bukankah kamu bilang kalau dia menyukaiku? Jadi, aku tinggal mengatakan kalau aku juga menyukai nya lalu kami bersama." Kata Qiara dengan santai.     

"Masalahnya tuan kuda Jeff hanya ingin menikahi wanita yang masih perawan. Makanya aku menyarankan untuk memberikannya obat. Jadi, kamu ikuti saja rencana ku. Semua demi kesejahteraan mu dan ibumu. Tuan Jeff itu sangat kaya di kota B ini. Tapi, jika kamu percaya diri karena kamu masih perawan, maka kamu bisa mencoba untuk tidak menuruti ide ku."     

"Apa?" Suhu tubuh Qiara seketika turun beberapa derajat mendengar kata perawatan. "Jadi, tuan muda Jeff hanya ingin gadis perawan?"     

"Itu yang aku dengar dari bos. Karena bos merupakan sepupu tuan muda Jeff. Katanya malam pertama, haruslah seorang perawan." Jawab Regina yang belum tahu kalau gadis kecil yang baru berusia dua puluhan itu sudah menikah dan memiliki anak.     

Qiara merasa darah di seluruh tubuhnya menurun hingga ke titik beku karena kata perawan mengingatkannya pada Julian dan anak yang dia tinggalkan      

Sesaat kemudian, Qiara menarik nafas dalam lalu mengambil keputusan yang berani karena dia sudah lelah melihat ibunya menderita. Qiara berpikir kalau hidupnya akan menjadi lebih baik jika menikah dengan lelaki kaya seperti saat dia bersama Julian. Namun, ada keraguan di hatinya saat ia berpikir apakah mungkin Jeff bisa memperlakukan nya sebagaimana Julian mempermalukan nya.     

"Kapan kita akan melakukannya?" Tanya Qiara.      

"Malam ini!" Jawab Regina sambil tersenyum licik.     

"Kalau begitu ayo kita pergi!" Kata Qiara dengan percaya diri.     

Regina pun mengangguk. Ia lalu membawa Qiara ke kosnya untuk mengganti pakaian dengan yang lebih terbuka.      

Karena tidak punya pilihan, Qiara terpaksa mengikuti perintah Regina.      

Beberapa Menit Kemudian.     

Mereka berdua sampai di depan Hotel tempat mereka janjian sama Jeff.     

"Apa kamu yakin kalau Tuan Muda Jeff meminta bertemu di hotel ini?" Tanya Qiara dengan ragu.     

"Tentu Saja. Jadi, ayo kita segera masuk sebelum tuan muda Jeff merasa lelah menunggu!" Regina menarik Qiara untuk masuk ke dalam Hotel itu.     

Qiara sekali lagi menuruti Regina sembari berjalan dengan tidak nyaman karena pakaiannya sangat terbuka.     

"Qiara ... Aku hanya bisa membantumu sampai di depan pintu karena Tuan Muda Jeff hanya ingin kamu yang masuk!" Kata Regina setelah mereka berada di depan pintu salah satu kamar suit di hotel itu.     

"Bagaimana dengan minumannya? Aku tidak ingin melayani tuan Jeff dengan sadar sebelum aku menikah dengannya. " Tanya Qiara dengan khawatir.     

"Soal itu kamu tenang saja! Aku sudah meminta pelayan hotel ini untuk membawakan kalian minuman. Tapi, kamu harus ingat kalau minuman mu berwarna merah. Jadi, jangan sampai salah ambil."      

"Baiklah!"      

"Kalau begitu masuklah sekarang! Aku akan pergi setelah kamu masuk!"     

"Iya." Qiara menarik nafas dalam. Setelah itu ia membuka pintu lalu masuk ke kamar itu dengan pelan.     

Seperti biasa, Qiara tidak memiliki rasa takut sedikitpun karena ia terlalu percaya diri pada kemampuannya yang tidak diketahui oleh Regina.      

Di dalam kamar.      

Qiara terkejut saat melihat lelaki dengan tubuh besar sedang bersandar di ranjang. Lelaki itu menggunakan baju tidur yang berwarna keemasan.     

'Siapa dia? Apakah Regina salah memilih kamar? Aku masih ingat bagaimana wajah tuan Jeff. 'Batin Qiara dengan waspada.     

"Kemarilah cantik! " Kata lelaki itu yang tidak lain adalah sang direktur yang dulu pernah di pukul oleh Maxwell.      

Direktur itu adalah anak dari wali kota B yang sangat kejam.     

"Siapa kamu?" Tanya Qiara dengan ketus.      

"Aku adalah orang yang sudah membeli mu. Jadi, jangan buat aku marah!" Kata direktur itu sambil turun dari ranjang.      

Qiara terkejut. Dia tidak ingin percaya kalau Regina sudah membohongi nya.      

"Apa maksudmu?"      

"Hahaha ... Sepertinya teman mu yang bernama Regina itu tidak memberitahu kamu kalau dia sudah menjual mu padaku. " Jawab direktur itu sambil tertawa cukup keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.