Istri Kecil Tuan Ju

Panggilan Misterius



Panggilan Misterius

0Agatha berhasil dengan capat karena dendam di hatinya membuat tekadnya membara.     

Melihat kedatangan Agatha, penjaga Club itu pun mempersilahkan nya masuk dengan cuma-cuma karena ia sudah di perintahkan untuk memberikan gadis yang di foto untuk masuk tanpa hambatan.     

Karena gadis itu akan menemani salah satu lelaki berpengaruh di kalangan mereka untuk melewati malam yang indah.     

"Halo! Maaf, dimana ruang 809?" Tanya Agatha dengan cemas.     

"Apa kamu adalah Nona Agatha?" Tanya salah seorang pelayan.     

"Ya. Bagaimana aku bisa pergi ke kamar 809?"     

"Naik lift di sisi kiri lobi ke lantai 10 kamar 809 terletak di ujung koridor yang merupakan suite terbesar dan paling mewah."     

"Terimakasih!" Setelah itu Agatha segera pergi mengikuti petunjuk penjaga itu.     

Agatha berlari kecil menuju lift sembari berpikir kenapa perempuan asing itu meminta datang? Dan kenapa dia harus menuruti nya?     

Dan kenapa Kevin bisa muncul di Club, bukanlah dia tidak begitu suka minum?     

Dengan penuh keraguan, Agatha naik ke lantai 10.     

Koridor itu sunyi, lantainya ditutupi karpet wol putih tebal, suara langkah kaki Agatha benar-benar terendam, kesunyian yang tidak biasa ini membuatnya merasa sedikit merinding.     

Ada suasana misterius dan menekan di udara. Agatha berjalan menuju ujung koridor selangkah demi selangkah dengan deg-degan.     

809, tiga angka itu muncul di depan matanya. Seketika itu Agatha mengulurkan jari-jarinya lalu mengetuk pintu dengan lembut.     

Di dalam hening, tidak ada suara.     

Hati Agatha mulai cemas, ketukannya pun sedikit lebih keras.     

"Klik..." Suara pelan terdengar yang ternyata pintunya tidak terkunci.     

Di dalam gelap, tidak ada cahaya, dan tidak ada suara!     

"Kevin ... Apakah kamu ada di dalam?" Tanya Agatha sembari merasakan punggungnya dingin karena kamar ini membuatnya merasakan semacam ketakutan yang aneh.     

Tidak lama kemudian, Agatha mendengar suara yang samar-samar dan napas yang berat, seperti sedang mencoba menahan sesuatu.     

"Siapa si sana? ... " Agatha meraba-raba dan berjalan ke arah suara nafas yang terengah-engah itu.      

Ia pikir kalau itu adalah suara Kevin. Jika benar maka dia harus segera membawanya pulang dan membuatkannya sup untuk menghilangkan mabuk.     

Suara terengah-engah itu semakin dekat dengannya! Tiba-tiba, Agatha merasakan bulu kuduk di leher belakangnya merinding! Ada orang di belakangnya!     

Belum sempat bereaksi, detik berikutnya, dia sudah dipeluk oleh sepasang tangan yang kuat dengan erat.     

"Hi ... Siapa kamu?!" Agatha berteriak, tubuhnya secara naluriah menggeliat, mencoba melepaskan diri dari pengekangan itu.     

Orang yang ada dalam kegelapan itu tidak menjawab pertanyaannya, tubuh yang kuat itu menghimpitnya, kekuatan di telapak tangan besarnya semakin bertambah, otot paha yang kencang itu menahan kedua pahanya, salah satu tangannya langsung bergerak di atas tubuhnya!     

Agatha berjuang mati-matian untuk melawan. "Tidak! lepaskan aku!"     

Kata-kata yang dia teriakkan tidak berguna, tubuh gemetar karena ketakutan!     

Penjarahan lelaki itu tidak berhenti, lidah yang panas itu menjelajah dengan kasar di bibir Agatha.     

Seketika itu Agatha mengenal rasa bibir yang akrab itu. Ia pun menggigit bibir yang menyerangnya itu.     

Pria itu kesakitan dan mendengus, sangat jelas dia kesal oleh perlakuan Agatha.     

"Ahhh ... .." Agatha meringis dan berteriak dengan liar, jari-jarinya mulai berjuang untuk mencakar tubuh lelaki itu! Namun, tidak peduli seberapa dalam kukunya menancap, seberapa erat itu pula dia menggigit, seberapa kencang teriakannya yang begitu putus asa dan tak berdaya.     

"Jangan!" Rasa sakit yang luar biasa membuat Agatha nyaris pingsan.      

Air mata mengalir turun, setetes demi setetes dengan deras, sangat getir membuatnya sulit untuk menerimanya.     

"Nathan ... Tolong hentikan ... " Agatha akhirnya memanggil nama orang yang dia curigai.     

Lelaki itu akhirnya berhenti ketika mendengar Agatha memanggil satu nama.     

Tidak lama setelah itu, lampu menyala. Seketika itu mereka saling melihat. Mata indah Agatha membulat sempurna melihat lelaki yang ada di depannya itu.     

'Sudah aku duga, dia ternyata Nathan. Kenapa dia ada disini? Dan bagaimana ia bisa menemukan aku? Bagaimana ini?' Batik Agatha dengan panik.     

Nathan yang sedang mabuk itu hanya diam membisu melihat wanita yang di cintai nya ada di depannya. Ia merasa lega karena bisa menemukannya setelah mencarinya cukup lama.     

Sebelum Nathan bereaksi, Agatha segera melarikan diri.      

"Tunggu!"     

Agatha berhenti mendengar suara lemah Nathan yang menahannya.      

"Apakah aku tidak punya kesempatan untuk bisa kembali bersamamu?"     

Mendengar pertanyaan Nathan, Agatha meneteskan air mata. Ia merasakan benci dan cinta diwaktu yang bersamaan.     

"Aku mengenal namamu dari temanku. Selebihnya aku tidak tahu siapa kamu. Jadi, aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Oleh karena itu aku harus pergi! Jika kamu menahan ku lagi, maka kamu akan aku laporkan?" Kata Agatha sembari menghapus air matanya.     

"Apakah aku salah orang?" Tanya Nathan lagi dengan suara yang lemah.     

"Iya. Kalau begitu saya permisi!" Setelah mengatakan itu Agatha segera keluar dari kamar itu dengan perasan yang kacau.     

Hatinya sakit sehingga ia tidak bisa menahan air matanya yang terus mengalir.     

'Dulu ... Aku sangat mencintai nya sampai hamil. Tapi, ia melepaskan aku dan melupakan soal bayi kami. Ia tidak pernah bertanya bagaimana kabar bayi itu. Aku membencinya sangat banyak' Batin Agatha sembari menelusuri koridor itu.     

Beberapa bulan telah berlalu sejak ia meninggalkan kota A. Di berharap saat ia kembali lagi ia pasti akan menjadi seorang bintang yang mempesona.     

Sekarang dia sudah berubah dari seorang gadis patah hati yang menyedihkan. Dan ia ingin menjadi seorang dewi yang dijadikan panutan oleh puluhan ribu orang di seluruh dunia.     

Sementara itu Nathan menangis di kamar itu setelah Agatha meninggalnya.      

'Aku tahu itu kamu. Tapi, kenapa kamu tidak mau mengakui nya. Aku yakin kamu belum mati makanya aku mengerahkan semua kemampuan ku untuk menemukan kamu. Tapi, kenapa kamu bersikap dingin padaku. Apakah cintamu sudah hilang?'Batin Nathan sembari menangis sesenggukan.     

Diwaktu yang sama. Tuan Jhosep sedang duduk bersama orang kepercayaan nya di tempat persembunyian nya. Ia mengambil cuti beberapa hari dengan alasan kurang sehat.     

Tuan Jhosep terpaksa melakukannya karena dia tidak ingin kehilangan posisinya sebagai perdana menteri.      

"Bagaimana dengan keluargaku?" Tanya Tuan Jhosep sembari menatap tajam kearah orang kepercayaan nya itu.     

"Nyonya Sarah meninggalkan rumah dan memilih tinggal di rumah tuan Ju!"      

Tuan Jhosep terdiam. Ia merasa lega karena Sarah tinggal bersama Julian. Setidaknya sang istri dalam keadaan aman.     

"Apakah Julian berusaha menemui ku atau mencari ku?"     

"Sepertinya tidak karena Tuan Ju sibuk dengan urusan anak dan istrinya. Untuk sementara kita aman dari kejaran Tuan Ju."     

Tuan Jhosep mengangguk sambil tersenyum karena anak kesayangannya itu tidak melakukan apapun yang akan mengecewakan nya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.