Istri Kecil Tuan Ju

Bermain Hingga Lupa Waktu



Bermain Hingga Lupa Waktu

0  Mia menepuk jidatnya melihat Lola yang semakin hari semakin menjadi-jadi lemotnya.    

  "Bagaimana kalau kita ke mall sekarang, kita shoping dan bermaim sampai sore?". Usul Mia.    

  "Mmm ... Boleh aja sih. Tapi aku harus ngecek saldoku dulu apakah papa udah transfer atau tidak". Kata Qiara dengan cemberut.    

  "Ngeceknya di ATM yang di situ aja, kami tunggu di sini ya!". Kata Natasya sambil menunjuk ATM yang ada di samping kanan jalan.    

  Qiara mengangguk dan memutar sepedanya.     

  "Ehh tunggu aku ikut!". Kata Mia sembari mengejar Qiara yang sudah jalan duluan.    

  Setelah sampai di depan ATM, Qiara dan Mia langsung masuk bersamaan.    

  "Antri dong!". Kata Qiara pada Mia.    

  "Berdua aja ya biar lebih cepat, soalnya aku males nunggu sendiri di luar". Lanjut Mia.    

  Mendengar permintaan Mia, Qiara hanya bisa menarik nafas lalu masuk bersama Mia.     

  Tidak lama kemudian, Qiara memasukkan kartunya ke mesin ATM.    

  "Oh tuhan". Qiara terkejut melihat angka yang tertera di saldo rekeningnya.    

  Melihat Qiara terkejut, Mia menjadi penasaran langsung saja dia mengintip saldo Qiara.    

  "Waoo Papamu orang kaya ya Ra?".    

  "Papa hanya pembisnis kecil, biasanya kalau dia mau transfer paling banyak itu 2 juta itupun jatahku selama satu bulan". Jawab Qiara. Mia juga ikutan bingung.    

  "Terus lima puluh juta ini dari siapa?".     

  Qiara menggaruk kepalanya, "Mungkin ada yang nyasar kali he he ...".    

  "Siapapun yang transferin kamu itu tidak penting, karena yang terpenting dengan uang itu kamu teraktir kita bagaimana?". Kata Mia sambil tersenyum licik.    

  Qiara masih bertanya-tanya dalam hatinya, dia benar-benar bingung dari mana asal uang itu, meski begitu dia tetap tersenyum dan mengangguk kearah Mia.    

  "Yeee ... Di traktir".     

  Mia merasa senang dan merangkul Qiara dengan kegirangan.    

  Setelah mereka mengecek saldo masing-masing dan menarik uang, Qiara dan Mia meninggalkan ATM masih dengan perasaan penasaran dan bingung. Karena tidak mau pusing, Qiara melupakan soal uang itu, segera dia dan teman-temannya pergi ke mall dan bermain sampai malam.    

  Tak terasa malam mulai larut, mereka berempat mainnya kebablasan sampai lupa waktu, setelah itu mereka langsung pulang, Qiara dan Natasya pulang bersama karena rumah mereka searah, sedang Mia dan Lola pulang kearah yang berbeda, waktu di jalan pulang Qiara dan Natasya malah di cegat oleh preman.    

  "Berhenti kalian berdua!". Kata salah seorang preman yang namanya Puso, kayaknya dia ketua premannya.    

  Natasya dan Qiara berhenti ketika mendengar perkataan preman itu, namun ekspresi mereka tetap tenang.    

  "Kalian mau apa?". Tanya Qiara.    

  Puso tersenyum. "Gadis muda serahkan semua barang-barangmu maka kami tidak akan mengganggumu!".    

  Qiara menyeringai kearah Puso, "Bagaimana kalau aku tidak mau? Padahal aku memiliki uang banyak loh".    

  "Maka kami terpaksa harus menggunakan kekerasan". Jawab Puso dengan tatapan buas.    

  Qiara melirik Natasya yang nampak ketakutan di sampingya.    

  "Sya kamu istirahat aja dulu biar mereka urusanku!".    

  Natasya mengangguk dan tidak khawatir dengan Qiara, karena dia tau bagaimana kemampuan bela diri Qiara yang luar bisa secara dia murid terbaik Abah Ujang yang terkenal hebat.    

  "Dasar gadis tengik beraninya kamu tidak mematuhiku, jadi jangan salahkan aku jika mengggunakan kekerasan!". Lanjut Puso sambil mengeluarkan pisau kecil dari jaketnya.    

  "Tunggu dulu abang jelek! Aku harus mengamankan sepedaku dulu baru kita bertarung!". Kata Qiara sambil menjulurkan tangan kanannya menghentikan langkah Puso.    

  "Manis diam di sini dulu ya! Pemilikmu mau membasmi hama lingkungan dulu he he .. ". Kata Qiara sambil mengelus-elus sepeda kesayangannya.    

  Puso kehilangan kesabarannya, dia dan anak buahnya menyerang Qiara secara bersamaan.    

  "Dasar banci beraninya keroyokan". Ucap Qiara menatap tajam kearah Puso dan anak buahnya.    

  Lima preman itu bertubuh kekar dan tampang mereka sangar-sangar, mereka maju menyerang Qiara, dengan cepat Qiara menangkis serangan demi serangan yang tertuju padanya, karena bosan bermain kini giliran Qiara yang menyerang, setiap yang maju terkena pukulan di pipinya dan mengeluarkan darah, ada yang giginya rontok dan ada yang meringis menahan sakit di daerah kemaluannya.    

  "Hahahaha ... Segitu Saja kemampuan kalian? Baiklah, sekarang giliranmu jelek majulah!". Kata Qiara dengan nada mengejek sambil menjulurkan tangan kanannya menantang Puso.    

  Qiara nampak berkeringat, namun sekali lagi ia mengepalkan kedua tinjunya bersiap untuk menyerang Puso yang nampak frustasi melihat anak buahnya terkapar.    

  "Boleh juga kamu gadis kecil". Kata Puso sambil tersenyum licik.    

  Natasya duduk di depan ruko yang sudah tutup sambil menikmati permennya dan menonton aksi laga di depannya, tiba-tiba dia di kagetkan oleh Qiano yang tidak sengaja lewat di jalan itu sehabis pulang bermain futsal.    

  "Sya ngapain duduk di sini?". Tanya Qiano.    

  Natasya terkejut melihat Qiano yang tiba-tiba sudah ada di dekatnya.    

  "Lagi nonton Film laga nih, kebetulan saya suka pemeran wanitanya, dia hebat. He he he ... ".     

  Qiano duduk di samping Natasya dan ikut menonton, Qiano berfikir kali aja tuh flim membutuhkan aktor cowok.    

  "Maju kamu jelek!". Teriak Qiara sekali lagi menantang Puso.    

  Puso memainkan pisaunya dan menatap Qiara dengan buas lalu menyerang Qiara. Namun beberapa kali Qiara berhasil menghindar dari pisau itu, nafasnya mulai menderu dan keringat membasahi wajahnya.    

  "Siapa yang akan menang ya?". Tanya Qiano. Natasya menyipitkan matanya.    

  "Pastinya pemeran utamanya dong".    

  "Kamu tidak mau bantu?". Tanya Qiano.    

  Natasya menggeleng, "Kemampuan karateku masih anget-anget tai ayam hahaha...".    

  Qiano hanya senyum simpul mendengar perkataan Natasya, ketika Qiano dan Natasya ngobrol tiba-tiba Qiano melihat Qiara terkena goretan pisau di tangannya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.