Istri Kecil Tuan Ju

Belajar Bersama



Belajar Bersama

0  Sementara itu, mendengar suara teriakan Qiara. Qiano langsung memperlambat laju motornya karena ia juga merasa kaget melihat pengendara itu.     

  "Ya ampun hampir saja". Batin Qiano sambil menghembuskan nafas lega.     

  "Ra, kamu baik-baik saja kan?". Tanya Qiano sambil melirik sedikit ke belakang.     

  "Aku baik-baik saja. Cuma sedikit kaget saja tadi, kamu lebih hati-hati dan jangan melamun!". Jawab Qiara dengan suara yang sedikit gemetar.     

  "Iya". Sahut Qiano lalu kembali fokus menatap kearah depan. Qiara pun bernapas lega saat mendengar jawaban Qiano.     

  Setelah itu, tiba-tiba Qiano melihat tangan Qiara melingkar di pinggangnya. Seketika itu jantung Qiano berdetak lebih kencang. "Dia memegang pinggangku? Ya Tuhan ... Ada apa dengan jantungku? Kenapa rasanya aku gugup sekali?". Batin Qiano. Sedangkan Qiara di belakang malah memiliki pikiran yang berbeda dengan Qiano.    

  Dalam ketakutan yang ia rasakan, entah mengapa wajah Julian yang terlintas di pikirannya.    

  "Oh astaga, ini alamat buruk? Kenapa aku malah teringat dengan Julian? Sepertinya aku kurang sehat?". Batin Qiara dengan ekspresi muka yang kesal dan jijik.    

  "Ra, kita sudah sampai". Ucap Qiano sambil menoleh kebelakang.     

  Qiara yang sedari tadi diam dan tidak menyadari kalau motor Qiano sudah berhenti, dia langsung kaget ketika mendengar suara Qiano. "Ehhh ... Sudah sampai ya?, Maaf aku tidak fokus tadi!". Ucap Qiara sambil turun dari motor dengan canggung.     

  "Ya sudah, Kamu masuk duluan, aku akan parkir motor dulu!". Ucap Qiano sambil tersenyum. "Baiklah". Sahut Qiara sambil mengangguk.     

  Setelah itu Qiano memarkir motornya di halaman rumah Abah Ujang. Tidak lama setelah itu, Qiano berlari menyusul Qiara agar mereka bisa berjalan bersama. "Assalamualaikum!". Sapa Qiara dan Qiano bersamaan tepat ketika Abah Ujang sedang duduk meminum kopinya di teras.     

  "Waalaikumsalam .... Wahhh ... Tumben dua jagoan saya datang bersamaan. Ada alamat apa nih?". Ucap Abah Ujang ketika melihat dua remaja itu memasuki halaman rumahnya seraya memberi salam.     

  Qiara dan Qiano tersenyum mendengar kata lelaki paruh baya itu seraya berjalan mendekat ke arah teras.     

  Setelah itu, secara bergiliran mereka berdua mencium punggung tangan Abah Ujang. "Maaf! Kita kesini untuk meminta izin agar diberikan izin untuk belajar di sini. Karena sebentar lagi kami akan semester". Kata Qiano dengan penuh hormat.     

  "Belajar? Bukankah kalau belajar itu lebih baik di Sekolah ya? Tapi, kenapa kalian memilih belajar di rumah saya?". Tanya Abah Ujang seraya menatap dua remaja itu dengan tatapan menyelidiki.    

  "Benar itu. Tapi, kami berdua diminta untuk bekerja kelompok, itu sebab nya kami pilih disini yang lebih tenang dan ramai, agar tidak ada fitnah kalau melihat kami sedang berduaan.    

  Begitu Mr.". Jelas Qiano sambil tersenyum, sementara Qiara hanya dengan senyum yang aneh karena dia merasa risih dengan tatapan Abah Ujang.    

  Mendengar penjelasan Qiano. Abah Ujang langsung tersenyum sembari mengangguk". Haha ... Kalian bisa saja, Ya sudah, kalau kalian mau belajar silahkan saja! Sementara itu saya akan kembali ke tempat latihan". Lanjut Abah sambil terkekeh.     

  Setelah itu, ia meninggalkan Qiara dan Qiano begitu saja. "Ayo Ra!". Seru Qiano seraya mengajaknya menuju halaman belakang rumah Abah Ujang.     

  Qiara pun mengangguk lalu mengikuti Qiano dengan patuh dari belakang. Tidak lama kemudian, mereka sampai di halaman yang di samping kebun dengan beberapa pohon besar ditanam di sana, sehingga angin bertiup dari dedaunan.     

  Seketika itu suasana romantis pun tercipta di antara dua orang yang sedang dimabuk cinta dalam diam itu.    

  "Kamu mau mulai dari mana?". Tanya Qiano sambil duduk di hadapan Qiara yang tampak sibuk mengeluarkan buku-bukunya.    

  "Bagaimana kalau Matematika dulu?". Jawab Qiara karena ia merasa pelajaran itulah yang paling sulit.     

  "Baiklah!". Sahut Qiano sambil mengangguk. "Ehh ... Bukumu mana? Bukankah kamu mau mengajariku? Kalau tidak bawa buku bagaimana bisa belajar?". Tanya Qiara ketika melihat Qiano tidak membawa buku satu pun.    

  "Kamu tenang saja! Karena pelajaran itu saya simpan disini!". Jawab Qiano dengan sombong sambil menunjuk ke arah kepalanya.     

  "Oke. Aku percaya kalau kamu yang ngomong. Kalau begitu, mari mulai belajar!". Ucap Qiara sambil mengangguk-anggukan kepalanya.     

  "Oke". Setelah itu mereka berdua mulai belajar. Qiano tampak begitu sabar menjelaskan beberapa soal pada Qiara meskipun dia harus menjelaskannya berulang kali.     

  Mata Qiara tampak berkunang-kunang ketika melihat angka-angka yang dijelaskan oleh Qiano. Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa mereka sudah sampai di penghujung hari.     

  Qiano mengajari Qiara dengan sabar dan teliti, entah datang dari mana semangat Qiara untuk belajar, dia tidak pernah mengeluh meskipun Qiano berkali-kali menyalahkannya, dan untuk hari ini tidak ada pertengkaran di antara mereka.    

  "Apa kamu sudah mengerti tentang Logaritma ini?". Tanya Qiano setelah memberikan penjelasan panjang lebar pada Qiara. "Hehehe ... Sedikit". Jawab Qiara sambil menggaruk kepalanya.     

  "Baguslah kalau begitu, Aku akan memberikanmu tugas yang kamu harus kumpulkan besok! Bagaimana?". Kata Qiano dengan tegas setelah menuliskan beberapa soal untuk Qiara.     

  Qiara menatap 10 soal yang sudah di tuliskan Qiano sambil menelan air liurnya dalam-dalam.     

  "Bagaimana kalau aku salah?". Tanya Qiara dengan ekspresi sendu. "Kamu harus siap menerima hukuman dariku jika kamu salah". Jawab Qiano sambil bersandar di batang pohon.    

  "Hukumannya apa?". Tanya Qiara dengan sedikit gemetaran. "Ummm ... Rahasia dong! Pokoknya kamu harus berusaha untuk bisa menyelesaikannya". Jawab Qiano sambil tersenyum licik.     

  Mendengar perkataan Qiano, Qiara menarik nafas berat setelah itu dia mengangguk dengan terpaksa. Hari ini, belajar bersama itu pun berakhir.    

  Tidak lama setelah itu, Qiano membawa Qiara pulang ke rumahnya karena sepedanya masih disana. Tidak lama setelah perjalanan pulang dari rumah Qiano. Qiara pun sampai di rumah dan langsung masuk ke kamarnya untuk beristirahat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.