Istri Kecil Tuan Ju

Ingat Kamu Punya Suami!



Ingat Kamu Punya Suami!

0  Qiara merasa telinganya gatal karena ibunya lagi dan lagi mengingatkannya soal pernikahan yang sangat ingin dia lupakan.    

  "Maaf Ma aku capek, bicaranya besok saja ya!". Setelah mengatakan itu Qiara berdiri dan langsung masuk ke kamarnya, sedang Renata benar-benar sedih melihat kelakuan dan sikap Qiara yang semakin melampaui batas.    

  Di dalam kamar Qiara langsung melepas tas dan sepatunya, setelah itu dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.    

  Saat memejamkan matanya, tiba-tiba dia teringat wajah Julian, Qiara terkejut dan langsung membuka matanya.    

  "Ya ampunnnn kenapa aku mengingat wajah itu sih? Aahhh menyebalkan". Ucap Qiara seraya mengacak-acak rambutnya.    

  Tepat saat itu Qiara di kagetkan oleh suara ponselnya. Melihat nomor tidak di kenal Qiara mengerutkan keningnya lalu melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam, Qiara memilih tidak mengangkatnya dia fikir itu orang iseng, tapi nomer itu terus menelpon dan untuk ke tiga kalinya Qiara mengangkatnya dengan kesal.    

  "Hallo ini siapa sih nelpon malam-malam?". Tanya Qiara dengan kesal.    

  "Qiara apa kamu sudah tidur?". Terdengar suara seorang lelaki dari seberang telpon.    

  "Ini sudah mau tidur, ini siapa ya?".    

  "Julian, ini nomerku! Tadi pagi kamu sampai di Bandung jam berapa sama Mama?".    

  Qiara kaget ketika mendengar nama Julian, dia heran dari mana Julian dapat nomernya, tapi dia harus menjaga sikapnya selagi orang itu tidak membuatnya kesal.    

  "Jam 9".     

  "Baiklah, kamu istirahat dah karena sudah larut malam!".    

  "Ya".    

  Setelah itu Qiara menutup telpon dan melemparnya ke kursi busa yang mirip jari dengan kesal, tanpa fikir panjang lagi dia menarik selimutnya dan langsung tertidur.    

  Sedang di suatu tempat, tepatnya di salah satu hotel mewah di London, nampak Julian berdiri di dekat jendela sambil menutup panggilan telponnya, ekspresinya rumit mengingat nada bicara Qiara yang nampak tidak senang menerima telponnya.    

  "Tuan Ju, lama tidak bertemu!". Sapa Seorang gadis cantik dengan gaun yang indah membawa segelas wine membuyarkan lamunan Julian. Julian berbalik melihat gadis itu seraya berkata, "Siska, kamu di sini juga?".    

  Siska tesenyum manis memperlihatkan gigi taringnya yang indah. "Iya, aku ada urusan di sini lalu tidak sengaja melihatmu, makanya aku menghampirimu".    

  "Oh begitu". Jawab Julian datar.    

  "Mau wine?". Siska menjulurkan gelas wine kepada Julian.    

  "Tidak terimkasih!". Jawab Julian.    

  Siska merasa kesal dengan sikap cuwek Julian. "Mmm apakah kita bisa duduk sambil ngobrol?".    

  "Maaf saya harus melanjutkan pekerjaan saya! Lain kali saja kita ngobrolnya". Jawab Julian, setelah itu dia meninggalkan Siska begitu saja.    

  "Tidakkah Julian buta? Di sini ada gadis cantik yang jarang sekali mengajak seorang lelaki ngobrol, tapi dia malah nyuekin?". Gumam siska seraya menyesap Wine nya.    

  Siska benar-benar mengagumi sosok Julian yang kalem dan tenang, selain itu dia juga pintar, bahkan dia sudah jatuh cinta padanya ketika mereka duduk di bangku SMA, sayang dia dulu harus sakit hati karena Julian lebih memilih Vania dari pada dirinya. Tapi sekarang dia punya kesempatan lagi karena dia tau kalau Vania sudah meninggal.    

  "Maaf saya lama, tadi saya harus menelpon keluarga sebentar!". Ucap Julian dengan sopan pada Klien nya.    

  "Santai saja! Oh iya, selamat karena proposal anda di setujui oleh Tuan David, tapi sayang beliau tidak bisa hadir hari ini karena masih di Indonesia mengurus pernikahannya". Jelas Mike dengan ramah.    

  Julian tersenyum karena David menyetujui proposalnya, dan sekrang tinggal penandatangani kontrak bersama David.    

  "Tidak apa-apa, mendengar berita itu saja sudah cukup membuat saya senang".    

  "Saya dengar selain proposal bagus, Tuan Ju juga di rekomendasikan oleh Tuan Alvin apakah itu benar?". Tanya Mike.    

  "Kalau soal itu saya kurang tau, tapi perusahaan saya sering menjalin kerja sama dengan MH Grup, selain itu Alvin juga teman saya sewaktu kuliah di sini, mungkin menurutnya saya pantas di rekomendasikan". Jelas Julian.    

  "Saya yakin Tuan Alvin tidak akan merekomendasikan orang yang salah. Oh iya saya ingin tau dong, apa alasanmu tertarik dengan Diamond Grup?". Lanjut Mike.    

  "Aku tertarik dengan penjelasan tuan David waktu dia menggelar acara besar di Jakarta bersama MH Grup, dari situ aku berminat untuk merambah ke bisnis perhiasan,". Jelas Julian.    

  Mike tersenyum, "Mmm ... Alasan yang masuk akal, ada satu lagi yang membuat saya penasaran, tentang KI Grup perusahaan asal korea itu, katanya anda yang berhasil mendapat kontrak darinya, bagaimana kamu bisa melakukannya secara CEO nya itu terkenal sangat ketat dan sulit di temui. Katanya juga kalau dia tidak segan melempar proposal suatu perusahaan yang menurutnya jelek".    

  Mendengar perkataan Mike, Julian tersenyum dan memperbaiki duduknya seraya berkata, "Tuan Kim Lion bukanlah orang yang seperti kebayakan orang katakan! Dia hanya teliti dan tidak menyukai kesalahan, saya tertarik dengan kecerdasannya dalam melihat peluang, dan kebetulan juga dia tertarik dengan Indonesia sehingga dia menyetujui proposal saya".    

  "Sepertinya anda cukup mengenal Kim Lion. Baiklah, kalau begitu senang bisa menjalin kerja sama dengan pemuda hebat seperti Tuan Ju ini. Ngomong-ngomong setelah ini tuan Julian mau kemana?".    

  "Saya ada janji temu di Jerman bersama tuan Kim Lion sekalian di minta untuk ikut menghadiri lelang".    

  "Bagaimana kalau kita berangkat bersama? Kebetulan saya di minta Bos David untuk mewakili dirinya datang di lelang itu?".    

  Dengan senang hati Julian mengangguk, setelah pertemuan singkatnya itu, mereka berdua langsung brangkat ke Jerman, di tengah perjalanan itu hati Julian merasa tidak tenang, dia rindu Vania tapi dia juga harus ingat tanggung jawabnya pada Qiara yang sudah menjadi istrinya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.