Istri Kecil Tuan Ju

Kembali



Kembali

0  Selesai bergumam, Qiara merasa gerah dengan kebaya yang di kenakannya, dia pun langsung turun dari tempat tidur menuju meja rias. Kemudian menghapus make up nya, namun ketika dia ingin membuka resleting kebayanya, tangannya tidak sampai. Tepat saat itu, Julian keluar dari kamar mandi dan melihat Qiara kesulitan membuka kebayanya.    

  "Aku akan membantumu". Kata Julian sambil berjalan kearah Qiara.    

  Karena merasa kewalahan Qiara tidak menolak sedikitpun pertolongan Julian, dari cermin Qiara bisa melihat tubuh Julian yang indah dan berotot, rambutnya basah dengan raut wajah yang menawan, untuk sesaat Qiara merasa kagum, namun tak lama setelah itu Qiara tersadar dan menutup wajahnya.    

  "Kenapa kamu tidak pakai baju?".    

  Julian menjepit alisnya sambil membuka resleting kebaya Qiara, "Aku baru keluar dari kamar mandi dan belum sempat pakai baju".    

  Ketika resleting berhasil di buka, untuk sesaat hasrat kelelakian Julian tergoda melihat punggung mulus Qiara, tapi segera dia memalingkan pandangannya.    

  "Sudah selesai sekarang kamu bisa mengganti bajumu di kamar mandi!".    

  Qiara berdiri dan mengangguk masih dengan posisi menutup wajahnya.    

  "Terimakasih!".     

  Setelah megatakan itu Qiara bergegas masuk kamar mandi dengan membawa pakaian gantinya.    

  "Vania bukan pernikahan seperti ini yang aku impikan? Aku ingin dirimu dan namamu yang aku sebut ketika akad bukan adikmu. Aku selalu bermimpi kalau kamulah yang akan menemaniku di kamar pengantin, menatapku dengan penuh cinta, mencium tanganku dan membantuku mengenakan baju dan dasi ini, Vania aku merindukanmu sayang". Batin Julian seraya melirik kearah kamar mandi.    

  Setelah rapi, Qiara keluar dari kamar mandi tapi tidak menemukan Julian berada di kamar, karena merasa lelah Qiara memilih tertidur tanpa memperdulikan kemana suaminya pergi.    

  "Di mana istrimu Julian?". Tanya Renata.    

  Sambil mencium punggung tangan Renata Julian berkata, "Tolong jangan di ganggu! Biarkan dia istirahat, Oh ya Ma, besok supir akan mengantar Mama dan Qiara pulang ke Bandung".    

  "Iya nak Julian, terus berapa lama kamu akan pergi?". Tanya Renata.    

  "Dua bulan Ma, kalau aku sudah pulang aku pasti akan mampir ke Bandung, titip istriku ya Ma!". Lanjut Julian.    

  "Sayang kalau kamu sudah sampai tujuan tolong kabari Mama ya!". Kata Sarah sambil memeluk anaknya dengan ekspresi sedih.    

  "Jaga kesehatan Mama, pulanglah ke Bandung bersama tante di sana! Biar Julian bisa tenang meninggalkan Mama".    

  "Pasti Mama akan pulang, lagian Mama lebih suka tinggal bersama tantemu dan anak-anaknya yang lucu".    

  "Bagus kalau begitu. Ya sudah, Aku pergi dulu!".    

  Setelah berpamitan, Julian langsung masuk ke mobil namun sebelum itu dia menatap kearah pintu rumah, dia masih membayangkan seandainya yang dia nikahi adalah Vania pastinya dia akan melihat Vania berdiri di depan pintu melepas kepergiannya dengan senyuman, tapi sayang itu hanya bisa hidup dalam mimpi dan hayalannya semata.    

  "Vania, maafkan aku karena sampai detik ini aku masih menyimpan namamu di hatiku dan mungkin ini untuk selamanya. Aku mohon jangan salahkan aku jika aku belum bisa menerima kehadiran Qiara sepenuhnya! Tapi, aku janji akan menjaganya untukmu!".    

  Setelah bergumam Julian langsung menutup kaca mobilnya dan dengan cepat dia meminta supir untuk menjalankan mobilnya, sesaat kemudian mobil berjalan cepat meninggalkan rumah besar Julian.    

  Keesokan paginya supir mengantar Qiara dan Renata pulang ke Bandung, sedang Sarah memilih berangkat belakangan.    

  Sesampainya di rumah, Qiara langsung merebahkan tubuhnya di sofa tepat saat itu dia menerima telpon dari Mia. Qiara pun tersenyum lalu bergegas menggeser icon warna hijau di ponselnya.    

  "Girls lagi di mana? Kemarin gak sekolah kenapa?". Suara cempreng Mia terdengar dari seberang telpon.    

  "Kemarin aku nengokin Papa ku di Jakarta". Jawab Qiara dengan malas.    

  "Jadi begitu. Oh iya, mumpung hari minggu kita jalan yuk! Yang lain sudah kumpul nih di rumahku tinggal kamu aja, gi mana Ra?".    

  "Oke, 5 menit lagi kita ketemu di persimpangan jalan!".    

  "Sip".    

  Setelah menutup telpon, Qiara langsung mengganti pakaiannya dengan baju kaos merah dan celana jins selutut dilengkapi dengan sepatu putih, tak lupa juga rambut pendeknya di kuncir kuda biar gak mengganggu.    

  "Mau kemana?". Tanya Renata ketika melihat putrinya sudah rapi.    

  "Mau jalan sama Mia dan yang lainnya Ma". Jawab Qiara santai.    

  Ekspresi Renata menjadi rumit, dia melihat jari manis Qiara kosong.    

  "Di mana cincin pernikahanmu?".    

  Qiara tersenyum sambil berkata, "Mmm ... aku simpan di laci".    

  "Kenapa kamu melepasnya? Ingat! Kamu itu sudah menikah, meskipun suamimu jauh tapi kamu harus tetap menjaga kehormatanmu, sekarang gunakan kembali cincinmu!". Kata Renata dengan tegas.    

  Qiara berdengus kesal, "Mama juga harus ingat kalau pernikahan Qiara dan Julian itu hanya status dan tidak lebih dari itu".    

  "Qiara kenapa kamu belum juga bisa bersikap dewasa sih sayang? Mau gak mau kamu itu harus menerima kenyataan kalau kamu itu bukan anak gadis lagi yang bebas keluyuran". Lanjut Renata.    

  "Itu Mama sudah tau, anak belum dewasa tapi kenapa masih aja mau di nikahkan, ya udah deh Ma, Qiara harus pergi sekarang, bay Ma!".    

  Setelah itu Qiara mencium punggung tangan Renata tanpa perduli dengan nasehatnya. Tidak lama setelah itu ia mengendarai Sepeda kesayangannya menuju pintu keluar.    

  Renata merasa bersalah, menghadapi situasi ini dia tau betul sikap Qiara tapi bagaimana dia harus menasehati Qiara tentang bagaimana seorang istri bersikap.    

  "Raaaa ... ! Kita di sini!". Panggil Mia ketika melihat Qiara dari seberang jalan.    

  Qiara tersenyum dan langsung mengayuh sepedanya menuju tempat teman-temannya.    

  "HI girls, mau kemana kita?". Tanya Qiara.    

  Tiba-tiba Lola ketawa mendengar pertanyaan Qiara,     

  "Kamu kenapa Lol?". Tanya Natasya heran.    

  Sambil mengatur nafasnya Lola berkata, "Qiara lucu, pertanyaannya mengingatkanku pada Dora yang selalu bertanya pada Boots, mau kemana kita? Ha ha ha ... ".


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.