Istri Kecil Tuan Ju

Di Skors



Di Skors

0  Tatapan Qiara sangat mematikan mendengar Qiano mendukung apa yang dikatakan oleh Intan. Sementara itu, Intan tersenyum bangga karena Qiano berpihak padanya.    

  "Tapi, aku lebih suka Qiara karena ia tidak palsu. Aku lebih baik didatangkan seribu Qiara di sekolah ini karena setidaknya ia jujur saat tidak menyukai orang tanpa harus berpura-pura baik untuk menyembunyikan ketidaksukaannya. Bagaimana teman-teman, apa kalian setju?". Lanjut seraya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum kearah Qiara.    

  "Setuju ... Qiano memang benar". Sahut semua teman-temannya. Mereka berfikir memang lebih baik orang kayak Qiara di perbanyak dari pada orang seperti Intan.    

  Ekspresi Intan langsung jatuh, ia mengepalkan tinjunya karena ternyata Qiano mempermalukannya, Sedang Qiara bernafas lega mendengar perkataan Qiano, setidaknya ia tidak berpihak pada Intan.    

  "Ini semua gara-gara kakak! Aku akan .. ".    

  "Akan apa? Ahh sudahlah meladeni orang tidak penting sepertimu itu hanya membuang waktuku saja. Aku pergi saja". Kata Qiara mendahului perkataan Intan yang sudah memerah terbakar emosi. Setelah itu Qiara meninggalkan kerumun dan mengabaikan Qiano.    

  "Ehhh perempuan jalang! Kamulah yang sebenarnya sampah bagi sekolah ini bukan aku, jadi perempuan bodoh dan jelek saja kamu sudah begitu sombong, ngaca dong !". Teriak Intan kearah Qiara ketika kerumunan ikut bubar bersama Qiara.    

  Qiara tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Intan, dia tetap berjalan menuju kelasnya dengan tenang tapi tidak dengan Mia, dia mendengar semua umpatan Intan pada Qiara, dengan tatapan buas Mia berjalan menghampiri Intan dan langsung menjambak rambutnya.    

  "Aaa ... Sakit ... ". Intan meringis kesakitan sambil memegang rambutnya yang di jambak oleh Mia.    

  Mia melepas rambut Intan setelah itu dia menampar wajah Intan tampa ampun, sampai Intan tersungkur ke lantai hingga mengeluarkan darah tepat sudut mulut Intan, "Gadis brengsek berani sekali kamu berkata begitu pada sahabatku,". Mia benar-benar hilang kendali.    

  "Mia sudah jangan lanjutkan lagi dia sudah terluka!". Natasya berusaha menarik Mia tapi sayang Mia terlalu kuat bagi Natasya.    

  Intan menyeka darah di sudut bibirnya seraya menatap Mia dengan tatapan mengejek. "Kalian memang geng saraf! Seharusnya kalian itu di keluarkan dari sekolah ini",    

  Setelah mengatakan itu, Intan berdiri dan dengan cepat dia menarik rambut Mia mencoba melukai wajah Mia dengan kukunya, Mia juga menarik rambut Intan dan terjadilah saling jambak menjambak.    

  Semua siswa kembali berkumpul mengitari Mia dan Intan. Ada yang berusaha melerai ada juga yang mengadu mereka.    

  Mendengar laporan salah satu siswa, pak Rahmat selaku wali kelas Mia segera menuju tempat kejadian, Qiara dan Qiano pun segera berlari setelah mendengar berita itu.    

  "Mia lepasin dia!". Qiara yang baru datang langsung menarik tubuh Mia.    

  "Qiara lepasin aku! Biarkan aku menyumpel mulut gadis jalang ini!". Mia terus saja mencoba meraih rambut Intan begitupun Intan yang di tarik oleh teman-temannya. Qiano mencoba menengahi pertengkaran itu dengan berdiri di tengah-tengah Mia dan Intan.    

  "Hentikaaaaannnnn!". Suara pak Rahmat menggema di seluruh lorong sekolah.    

  Mia dan Intan langsung diam mendengar suara teriakan pak Rahmat begitupun siswa yang lainnya.    

  "Kalian berdua ikut bapak ke ruang BP! Yang lain segera kembali ke kelas kalian! ". Lanjut pak Rahmat.    

  Semua siswa segera kembali ke kelas mereka masing-masing, Qiara , Natasya dan Lola mengikuti Mia dari belakang.    

  Di ruang BP, Mia dan Intan di introgasi dan di omeli habis-habisah oleh pihak BP sekaligus wali kelas mereka masing-masing.    

  "Karena kalian sudah melanggar peraturan sekolah maka kalian akan bapak skors selama satu minggu!". Kata pak Dodi selaku guru BP. Mendengar kata di skors, Mia menjadi pucat dia sangat takut karena jika Ayahnya tau maka dia pasti di pukuli.    

  "Maaf pak tolong jangan skors Mia! Karena sebenarnya sayalah yang memulai duluan dan Mia korban dari ulah saya". Qiara tau betul fikiran Mia karena dia pernah menyaksikan Mia di pukuli oleh ayahnya hanya karena ketahuan bolos dan Qiara tidak mau itu terjadi pada Mia makanya ia berniat menggantikan Mia.    

  Pak Dodi geram melihat Qiara, karena menurut catatannya dalam satu tahun saja Qiara sudah lebih dari sepuluh kali masuk ruang BP.    

  "Kamu lagi kamu lagi, baiklah kamu akan saya skors selama dua minggu". Kata pak Dodi.    

  Mendengar hukuman Qiara yang lebih dari seminggu Intan tertawa riang di hatinya karena memang itu yang dia inginkan, karena Intan adalah anak salah satu orang kaya di Bandung maka dia tidak khawatir akan di hukum secara dia bisa menggunakan koneksi ayahnya untuk lepas dari hukuman.    

  Qiara mengangguk dengan tenang menerima hukumannya, setelah itu dia keluar dari ruang BP bersama Mia.    

  "Ra, kenapa kamu melakukanya?". Mia benar-benar merasa tidak enak sama Qiara.    

  Dengan tenang Qiara berkata, "Sudahlah jangan di bahas lagi! Kamu melakukannya kan karena membela aku jadi wajar aku yang tanggung jawab!".    

  Mendengar perkataan Qiara, Mia hanya menarik nafas berat, dia tau betul betapa setia kawannya yang bernama Qiara, baginya Qiara adalah gadis yang unik, dia hidup dengan caranya sendiri dan tidak pernah perduli dengan apapun selama apa yang dia lakukan itu benar maka dia tidak akan pernah menciut dan mundur satu langkahpun.    

  Dari suatu tempat, Qiano mendengar semua percakapan Qiara dan Mia, dia tau kalau bukan Qiara yang salah dan harusnya bukan Qiara juga yang di skors.    

  Dan seperti biasa Qiara rela masuk BP hanya untuk memastikan teman-temannya aman dari hukuman. Qiano tau betul watak Qiara sehingga bagi Qiano, Qiara adalah perempuan yang langka.    

  "Qiara kamu selalu begitu dan itu membuatku semakin mengagumimu!". Gumam Qiano sambil menatap Qiara dan Mia dari balik tembok.    

  Sejujurnya dia suka sikap apa adanya Qiara, dia tidak palsu dan setia pada sahabatnya, Qiano berfikir meski Qiara jahil, kasar dan selalu di peringkat terendah itu bukan karena dia bodoh dan nakal, tapi itu karena Qiara malas saja dan Qiano ingin membuktikan dugaannya itu dengan cara mengorek semua kemampuan dan sikap dasar Qiara yang tersembunyi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.