Istri Kecil Tuan Ju

Masuk Sekolah?



Masuk Sekolah?

0

Mendengar godaan Demian, Qiara langsung berhenti lalu berbalik menatap Demian dengan sinis, seketika itu Demian bergidik ngeri lalu bersembunyi di balik punggung Qiano.

"Ra, kamu masuk sekolah?". Tanya Qiano yang mencoba melindungi Demian dari kemarahan Qiara.

"Apa kamu bodoh?, Sudah tau kalau aku ada di sekolah kenapa kamu tanya lagi?". sahut Qiara tanpa ekspresi. Qiano hanya terdiam melihat reaksi Qiara. Tepat saat itu, salah satu teman kelas mereka berteriak memanggil nama Qiara.

"Ada apa denganmu? Kenapa kamu memanggilku dengan berteriak-teriak?". Tanya Qiara saat teman kelasnya itu sudah berdiri di depannya. "Tadi guru BP memintaku untuk mencarimu, katanya kamu diminta segera ke ruang Bp sekarang juga". Jelas teman kelasnya itu.

"Baiklah!". Ucap Qiara dengan cemberut. Setelah itu ia bergegas menuju ruang BP tanpa memperdulikan ekspresi bingung Qiano dan Demian. 

Tidak lama setelah itu, Qiara sampai di ruang BP, dengan sopan Qiara masuk setelah memberi salam.

"Qiara, saya minta maaf karena sudah menskors mu yang tidak bersalah". Ucap Mr. Dodi setelah Qiara duduk di depannya. "Apa Mr akan menghukum orang yang sebenarnya salah?". Tanya Qiara dengan cemas.

"Tidak akan!, Karena kali ini saya memaafkan temanmu!. Tapi, lain kali saya tidak akan memaafkan kalian". Jawab Mr. Dodi sambil tersenyum manis.

Mendengar jawaban Mr. Dodi, Qiara tersenyum seraya bertanya-tanya siapa sebenarnya Julian? kenapa begitu mudah dia mengubah cara berpikirnya Mr. Dodi yang terkenal killer dan gak bisa diajak tawar menawar.

"Terimakasih Mr.! Kalau begitu apa saya boleh masuk ke kelas?". Tanya Qiara dengan sopan. "Tentu, sekarang kembalilah ke kelasmu!". Jawab Mr. Dodi seraya mempersilahkan Qiara masuk ke kelasnya.

Qiara bersorak gembira di dalam hatinya, setelah itu Qiara langsung kembali ke kelasnya dengan senyum yang merekah.

"Hi ...". Qiara muncul seperti hantu yang membuat teman-temannya terkejut. "Apakah itu Qiara? Bukankah dia lagi di skors?". tanya Mia dengan mata yang melotot.

"iya, itu memang si Qiara. Hi Ra ...". Ucap Lola seraya melambaikan tangannya ke arah Qiara.

Qiara pun tersenyum manis sambil menghampiri teman-temannya.

"Bukankah kamu sedang di skors?, Kenapa kamu masuk sekolah?". Tanya Natasya dengan heran setelah Qiara duduk di sampingnya.

"Hahaha ... Aku ini Qiara Putri Senja, tidak ada yang bisa menskors ku sekarang". Sahut Qiara dengan sombong.

Mendengar perkataan Qiara, semua teman-temannya pun bertepuk tangan dan memberikannya ucapan selamat.

Tidak lama setelah itu, keadaan kelas kembali tenang setelah guru Bahasa mereka masuk.

"Baiklah anak-anak!, saya akan memberikan kalian tugas membuat puisi romantis dengan tema "Rindu", Kalian tidak boleh mencontek, copy paste atau mencoba menipu saya, karena saya menghafal banyak puisi karya para pencipta puisi terkenal".

Mendengar kata menciptakan puisi romantis, Qiara merasa sesak nafas karena seumur-umur dia tidak pernah membaca puisi apalagi harus menciptakannya.

"Apa kalian mengerti?". Tanya sang Ibu Guru sambil memukul meja dengan kaca kecil yang selalu dia bawa setiap kali masuk kelas Qiara karena kelas itu terkenal dengan anak-anak yang nakal kecuali Qiano dan beberapa anak lainnya.

"iya Mengerti ...". Sahut semua siswa bersamaan dengan nada suara yang meninggi.

"Bagus. Kalau begitu sampai jumpa minggu depan!".

Tepat saat sang Ibu guru bahasa Indonesia yang bernama Miss. Yuyun keluar kelas, bel pulang berbunyi, semua siswa langsung bersorak lalu bersiap pulang.

Sebelum Qiano keluar, ia melirik kearah Qiara yang lagi ngobrol sama teman-temannya. Ingin rasanya ia menghampiri Qiara akan tetapi dia malu padahal ia ingin bertanya, tentang jadi atau tidak mereka belajar di rumah Mr. Ujang.

Merasa tidak memiliki kesempatan mendekati Qiara yang sudah buru-buru keluar bersama teman-temannya itu. Qiano pun memilih pulang saja dan melupakan janji untuk belajar bersama.

Sesampainya di rumah, Qiara langsung masuk ke kamarnya, tiba-tiba suara handphone berbunyi tepat saat Ibunya masuk ke kamarnya.

"Sayang handphone mu bunyi!". Ucap Renata sembari duduk di pinggir tempat tidur Qiara sambil memperhatikan Qiara melepas seragamnya. 

"Minta tolong di angkat dong Ma, mumpung Mama ada disini! Karena Qiara lagi sibuk melepas seragam".

"Baiklah!". Sahut Renata sembari meraih ponsel Qiara yang ada di dalam tas. Melihat kalau itu panggilan Video dengan nama kontak "Lelaki Tua", Renata mengerutkan keningnya.

Karena penasaran, Renata pun langsung mengangkat panggilan video itu. Melihat orang yang berada di seberang telpon, Renata tersenyum pahit, dia tidak menyangka kalau Qiara menamakan kontak suaminya dengan nama lelaki tua. Oleh karena itu timbul ide di kepala Renata, dengan cepat dia mengarahkan ponsel itu menghadap ke arah Qiara yang sedang sibuk mengganti pakaiannya.

"Sayang ini suamimu, jadi mama spekerin ya!". Kata Renata sambil tersenyum licik. Setelah itu ia bergegas keluar dari kamar Qiara dan menunda untuk menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya kepada Qiara.

"Iya Ma. Taruh saja di situ! Qiara masih bisa dengar kok!". Sahut Qiara tanpa mengetahui kalau Renata sudah keluar dari kamarnya.

"Maaf sayang kalau Mama ngerjain kamu!, Tapi kamu sudah halal bagi Julian, jadi dia berhak untuk melihatmu. Hehehe ...". Batin Renata setelah keluar dari kamar Qiara.

Qiara yang sibuk mencari pakaian gantinya dan masih menggunakan daleman sehabis melepas seragam dan tidak memperhatikan Video call itu.

Dari seberang telepon Julian tampak. duduk di tempat tidur. Ia mengerutkan keningnya melihat Qiara yang hanya menggunakan daleman, walaupun jaraknya sedikit jauh tapi Julian masih bisa melihat dengan jelas bagian belakang tubuh Qiara.

"Apa kamu baru pulang sekolah?". Tanya Julian setelah beberapa saat terdiam.

Mendengar suara Julian Qiara menarik nafas namun masih membelakangi handphone nya.

"Iya baru sampai".

"Kamu lagi ngapain itu?". Tanya Julian mencoba mengecek apakah Qiara sadar apa tidak dengan panggilan videonya.

"Mmmm ... Lagi tiduran. Emangnya kenapa nanya-nanya?". Jawab Qiara dengan ketus.

Mendengar jawaban Qiara, ada senyum di sudut bibir Julian, dia baru mengerti kalau Qiara tidak tau tentang panggilan Video itu.

"Baiklah kalau begitu kamu istirahatlah! dan cepat kenakan pakaianmu nanti kamu bisa masuk angin!". Ucap Julian sambil tersenyum kecil.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.