Istri Kecil Tuan Ju

Kembalinya Musuh Bebunyutan.



Kembalinya Musuh Bebunyutan.

0Feny Aurora adalah saingan terberat sekaligus musuh besar Qiara dalam banyak hal selain Qiano. Tapi, ketika mereka tamat SMP. Feny harus ikut Ayahnya pindah tugas ke Jakarta. Feny sendiri adalah perempuan cerdas dan cantik yang banyak digilai para lelaki sehingga dia selalu yakin kalau Qiano cinta pertamanya juga mencintainya.Mendengar nama Feny, Qiara langsung bangun dari tidurnya meskipun matanya belum terbuka dengan sempurna.     

"Ohh ... Astaga. Qiara ... Kamu mengagetkanku." Ucap Lola dengan ekspresi yang buruk.     

"Apa .... ? Aku tidak salah dengar kan? Si Nyai ronggeng sudah kembali? Apa itu benar? " Tanya Qiara dengan berteriak.     

"Biasa aja dong Ra! Kamu bikin kami jantungan tau. Untung si Lola sudah minum obat. He ... " Kata Mia sambil terkekeh.     

"Katakan padaku! Apakah benar apa yang aku dengar tadi? Si Feny sudah kembali dan sekolah di sekolah kita.Apa benar itu Sya?" Tanya Qiara dengan mata melotot kearah Natasya.     

Mendengar pertanyaan Qiara dengan tatapannya yang mengerikan. Natasya langsung mengangguk.     

"Tunggu aku! Aku akan mandi terlebih dahulu!" Ucap Qiara dengan bersemangat. Setelah itu, Qiara langsung bergegas menuju kamar mandi.     

Sementara itu, Lola dan Natasya saling tatap dan berusaha mengerti sikap Qiara. Karena mereka tau betul kalau Qiara dan Feny adalah musuh bebuyutan. Secara Feny tidak hanya cantik tapi dia juga cerdas namun sifatnya sangat sombong karena dia juga anak orang kaya. Jam sudah menunjukkan pukul 8:30. Qiano memasuki lapangan bersama timnya.     

Seketika itu suara para perempuan terutama dari sekolahnya, terdengar riuh menyerukan namanya. Sebab, cuma Qiano yang terlihat seksi dan menawan ketika menggunakan kostum basketnya yang berwarna putih dengan nomer punggung 1.     

Tidak hanya itu, adik dari Nana Khalila itu, memiliki tubuh yang tinggi dan berisi dengan tatapan yang tenang. Kulitnya pun terlihat cerah dan senyumnya yang menggoda, sanggup merontokkan hati para gadis yang ada di acara itu. Sambil berjalan menuju ketengah lapangan. Qiano menoleh kearah penonton seraya memutar pandanganya ke berbagai sudut di tempat penonton hanya untuk menemukan orang yang dia harapkan datang. Sayangnya, seseorang tertentu merasa salah tingkah karena menganggap Qiano sedang menatapnya.     

"Ahhh ... Feny. Ternyata Qiano menyadari keberadaanmu. Sampai dia sempat-sempatnya menoleh kearahku sebelum tanding. "Kata teman baik Feny yang lebih tepatnya suruhan Feny karena dia sangat patuh padanya.     

Mendengar godaan temannya. Feny yang datang dari awal merasa semakin salah tingkah dan malu-malu, karena dia berfikir kalau Qiano benar-benar menyadari kehadirannya yang sudah kembali.Yang benar adalah, Qiano sedang mencari keberadaan Qiara diantara penonton.Tapi, raut wajahnya mendadak kecewa ketika dia tidak melihat Qiara.     

"Qiano, ayo kumpul!" Untuk terakhir kalinya Qiano melirik jamnya dengan gelisah. Setelah itu, ia melepas jam tangannya lalu berlari mendekati lingkaran tim basketnya dengan fikiran yang tidak fokus. Sebab fikiranya selalu tertuju pada Qiara yang sudah berjanji untuk datang. 'Apa dia tidak akan datang? Bukankah kemarin aku sudah Memberitahunya? Atau dia ada masalah?'Batin Qiano seraya mencuri pandang kearah penonton.     

Qiano yang hingga saat ini tidak melihat kehadiran Qiara menjadi semakin tidak fokus bermain.     

"Aaa ... Feny ... Lihatlah! Qiano terus-terusan mencuri pandang dengan kamu. Dia pasti merasa bahagia melihat kamu kembali." Bisik Leni lagi. Feny tersenyum malu menatap kearah Qiano yang sedari tadi terus melihat ke penonton. Hatinya amat bahagia mendengar perkataan Leni yang mencoba membuat dirinya senang.     

"Aku akan membelikan mu baju baru nanti! Karena kamu sudah membuatku senang!" Ucap Feny pada Leni, saking senangnya dia. Tentu saja Leni merasa bahagia karena itu memang tujuannya berteman dengan Feny.     

"Permisi ... " Natasya dan ke tiga sahabat baiknya itu mencoba menemukan tempat duduk yang kosong.     

Untungnya ada Mia yang sudah meminta teman kelasnya yang sudah lebih dulu datang untuk menyisakan mereka tempat duduk. Dengan gembira Qiara dan gengnya duduk di paling depan.     

Melihat sosok Qiara yang sudah datang, Qiano kembali fokus. Ia tidak lupa melempar senyuman pada Qiara.Tidak lama setelah itu permainan di mulai. Tim Qiano sangat baik dalam permainan mereka.     

Begitu pun juga dengan cara bermain Qiano sebagi kapten dia sangat di puji-puji kehebatannya. Tepat saat Qiano berhasil memasukkan bola. Qiara tersenyum sambil bertepuk tangan dengan keras.     

Menyadari energi penuh semangat dari Qiara. Qiano terus mencuri-curi pandang ke Qiara. Sehingga ia semakin bersemangatlah.     

'Terimakasih Ra! Kamu sudah datang dan memberikan aku semangat untuk main. Tentu, aku tidak akan mengecewakanmu.' Batin Qiano seraya menyeka keringat di rambutnya yang terlihat basah.     

Melihat apa yang Qiano lakukan, sontak para gadis histetris dan bertepuk tangan keras karena mereka merada sudah tertampar oleh pesona Qiano.     

Permainan terus berlanjut dalam beberapa babak. Sekali shoot, 3 point yang di dapat tim Qiano dan sempritan tanda pertandingan pun berakhir dengan kemenangan Qiano.     

Para suporter dari sekolah Qiano langsung berteriak menyorakan kemenangan Qiano.     

"Qiano memang yang terbaik." Ucap Lola dengan keranjingan karena ia juga merasa tertampar oleh pesona Qiano.     

"Qiano itu lelaki yang sempurna. Dia tidak hanya tampan, tapi juga cerdas. Aku yakin, siapapun yang menjadi pacarnya pasti akan bahagia." Sahut Mia sambil melirik Qiara. Tepat saat itu mereka dikejutkan oleh teriakan para gadis ketika melihat Qiano berjalan menuju bangku penonton.     

Semua mata melotot dan kebaperan melihat aura Qiano. Melihat Qiano menghampiri bangku penonton, wajah Feny memerah menahan malu. Ia deg-degan ketika menyadari kalau Qiano semakin dekat, saking senangnya Feny dia sampai tidak menyadari kalau Qiara duduk tepat di depanya hanya berselang satu tempat duduk.     

"Feny ... Dia semakin dekat. Kamu harus menyiapkan kata-kata yang baik saat dia duduk di sampingmu, atau menjulurkan tanganya untuk mengajakmu keluar bersama dengan dia."Bisik Leni dengan heboh.     

Mendengar bisikan Leni. Feny berusaha untuk menampilkan keanggunannya, dan meningkatkan rasa percaya diri ketika mendengar banyak suara cowok memanggil-manggil namanya selain dari suata para perempuan yang memanggil-manggil nama Qiano. Qiano terus berjalan sambil melempar senyuman lembut kearah Qiara. Sontak Qiara menjadi salah tingkah, ditambah ejekan teman-temanya. Tidak lama setelah itu, Qiano naik ke tangga pertama dan langsung duduk di samping Qiara.     

"Kirain kamu tidak datang." Ucap Qiano dengan napas terengah-engah dan keringat bercucuran di dahinya.Melihat Qiano duduk di samping Qiara, wajah Feny menjadi gelap, dia mengepalkan tinjunya sedang para gadis yang lainya hanya menatap sinis kearah Qiara dan Qiano.     

"Nih minum!"Kata Qiara seraya menempelkan air mineral dingin dipipi Qiano.     

"Cie ... Cie ... Ada yang akur ni ya ..."Goda Mia dan Lola bersamaan ketika melihat tindakan manis Qiara kepada Qiano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.