Istri Kecil Tuan Ju

Menantu Kesayangan. (Revisi)



Menantu Kesayangan. (Revisi)

0"Aahhh ... Benar-benat resek. Kenapa kita bisa kalah dari ketua geng saraf itu? Kemarin dia tidak jadi di skors, sekarang dia di kelas pertama, sebenarnya siapa yang ada di baliknya yang bisa dia andalkan?" Ucap Intan dengan amat kesal setelah ia kembali duduk di samping Feny."Biarkan saja dia menang kali ini. Untuk selanjutnya, si bodoh itu tidak akan bisa sombong di depan kita. Sekarang tenanglah! Duduk dengan damai tanpa ribut lagi! Agar kakak Fanya tidak terganggu." Ucap Feny seraya bersandar.     

Intan pun langsung mengangguk dan bersandar mengikuti Feny. Setelah 7 jam perjalanan dari kota An ke Tokyo. Akhirnya pesawat yang di tumpangi Qiara dan Renata mendarat di bandara Haneda yang merupakan bandara internasional di Tokyo. Tidak lama setelah itu mereka bergegas turun dari pesawat. Untungnya Qiara tidak bertemu dengan Feny dan kelompoknya sewaktu mereka turun.     

Sarah yang sudah lebih dulu tiba di Jepang bersama Michiko keponakanya. Sudah berada di Bandara sedari tadi untuk menyambut dengan satu karangan bunga mungil dan tulisan Welcome To Japan Qiara and Renata, di pintu keluar kedatangan ketika mereka diberitahu oleh Julian kapan waktunya pesawat yang di tumpangi Qiara mendarat. Sambil menarik kopernya, Qiara melirim ke kiri dan ke kanan dengan bingung sebab ini pertama kalinya dia ke Jepang.     

Tidak lama kemudian, Qiara melihat tulisan namanya. Ia pun tersenyum dan memegang Renata untuk menghampiri orang yang membawa kertas dengan tulisan namanya itu. Melihat Qiara dan Renata, dengan bersemangat, Sarah menyambut mereka dengan antusias.     

"Sarah ... Terimaksih sudah menjemput kami!" Ucap Renata sambil memeluk hangat sahabat baiknya itu. Sarah pun langsung membalas pelukan Renata dengan erat seraya berkata,     

"Ahhh ... Kamu ini kayak siapa aja. Selain sahabat, bukankah kita besan juga? Jadi, wajarlah aku menjemput kalian. He ... he ... " Mendengar perkataan Sarah. Renata tersenyum. Setelah Sarah melepaskan pelukannya dan menoleh kearah menantu kecilnya yang sangat lucu itu. Dia sangat menyukai Qiara yang ramai, sebab ia hanya memiliki dua anak lelaki.     

"Ohhh ... Ya ampun. Qiara menantuku yang cantik dan manis ini, selamat datang di Jepang sayang! Mama sangat merindukanmu!" Kata Sarah sembari memeluk Qiara. Ia pun merasa sangat senang dan nyaman di pelukan mama mertuanya.     

"Iya Tante. Qiara juga kangen." Jawab Qiara dengan senyum yang manis.     

"Loh ... Kok Tante? Harusnya Mama dong sayang!" Protes Sarah dengan cemberut karena Qiara salah memanggilnya.     

"He he he ... Iya Mama. Maaf! Aku tidak terbiasa." Jawab Qiara lagi sambil cengengesan karena dia tau kalau dirinya salah.     

"Gitu dong cantik!" Sahut Sarah serya tersenyum sambil mencubit pipi Qiata ketika mendengar Qiara memanggilnya Mama.     

Setelah itu dia menarik Michiko yang sedari tadi diam untuk diperkenalkan.     

"Kenalin Re! Ini keponakanku anaknya Redi adikku yang paling kecil dan Miyaki. Apa kamu ingat?" Kata Sarah.     

"Tentu aku ingat. Seingatku dia masih kecil dulu. Sekarang sudah besar dan cantik seperti Mama nya." Jawab Renata sambil tersenyum kearah Michiko.     

"Tentu dia cantik. Oh iya, Michiko, kenalin ini Qiara istrinya Julian. Dan itu tante Renata mertuanya." Lanjut Sarah yang tidak lupa juga memperkenalkan tamunya pada Michiko. Michiko pun langsung tersenyum seraya berjabat tangan dan memperkenalkan dirinya pada Renata dan Qiara. Setelah itu mereka semua masuk mobil dan langsung menuju rumah Michiko .     

Tidak butuh waktu lama. Mereka pun sampai di rumahnya Michiko. Karena kelelahan. Qiara pun langsung masuk ke kamar yang sudah di sediakan untuknya lalu merebahkan tubuhnya yang lelah di tempat tidur. Tiba-tiba, terlintas di fikiranya untuk menghubungi Julian lewat WA nya. Entah mengapa malam ini Qiara sangat ingin menghubungi Julian. Tanpa fikir panjang lagi, Qiara pun langsung menggulir kontaknya lalu membuat panggilan ke Julian.     

"Halo ... Aku sudah sampai di Jepang.Sekarang aku di rumahnya adik sepupumu. Oh iya kamu lagi apa?" Mendadak Qiara bicara banyak dengan Julian.     

setelah panggilan tersambungkan tanpa basa basi.     

"Aku lagi di jalan. Baguslah kalau kamu dan Mama sudah sampai dengan selamat."Jawab Julian tanpa ekspresi.     

"Iya, Alhamdulillah tapi di sini dingin banget." Tanpa sadar, Qiara mulai berkeluh kesah pada Julian. Dan itu membuat Julian merasa aneh pada istri kecilnya itu.     

"Kenapa tidak pakai Jaket?" Tanya Julian dengan suara lembut yang mampu menghangatkan hati Qiara.     

"Aku lupa bawa. Soalnya, kita berangkat dadakan." Ucap Qiara dengan cemberut.     

"Kalau begitu aku akan minta Michiko membawakanmu selimut yang tebal. Sekarang kamu istirahat saja sembari menunggu Michiko. Besok kita akan segera ketemu." Seru Julian dengan tegas.     

"Ketemu? Apa kamu akan menemuiku di Jepang?" Qiara terkejut keheranan dan mulai merasa aneh mendengar perkataan Julian.     

"Kita lihat saja nanti! Sekarang aku tutup dulu." Setelah mengatakan itu, Julian menutup telponnya. Sedang Qiara cemberut mendengar jawaban menggantung dari Julian. Ia pun menarik nafas panjang, lalu mencoba tertidur dengan nyenyak tanpa menunggu Michiko. Keesokan paginya, atau lebih tepatnya di siang hari, Qiara terbangun karena mendengar suara Julian dari luar sebab habis sholat subuh kebiasaanya tertidur hingga siang. Dan itu tidak akan ada yang bisa membangunkannya jika bukan kemauannya.     

'Ummm ... Sepertinya aku mendengar suara Julian? Apa aku sedang bermimpi? ' Batin Qiara sambil menepuk-nepuk pipinya setelah itu mengucek matanya.Tepat saat itu. Ia pun mendengar suara pintu di buka, lalu di tutup kembali. Samar-samar Qiara melihat orang yang masuk ke kamarnya.     

"Kamu sudah bangun?" Tanya Julian sambil melepas jas dan kancing kemejanya. Merasa benar-benar mendengar suara Julian, Qiara mengucek matanya lagi, lalu jelaslah penglihatannya. Seketika itu ia terkejut melihat Julian berdiri tidak jauh dari tempat tidurnya dengan kemeja terbuka yang memperlihatkan otot perutnya yang indah, sabuknya juga terlihat sudah di longgarkan. Fikiran Qiara langsung melayang ketakutan.     

"Aaa ... Mama ... " Qiara berteriak histeris sambil bangun dari tempat tidurnya lalu membawa piyama dan selimutnya berlari keluar kamar dengan kecepatan kilat yang membuat Julian kaget dan tidak mengedip-ngedipkan matanya itu.     

'Ada apa dengan gadis kecil itu? Dia seperti sedang melihat hantu. ' Batin Julian seraya menggaruk-garuk lehernya.     

"Ya ampun Qiqi ... Kamu kenapa berteriak kayak orang gila begitu sih? Siapa yang mengejarmu sampai kamu ngos-ngosan begitu?" Tanya Renata yang baru saja akan masuk ke kamarnya, namun dikejutkan oleh teriakan kencang Qiara. Ekspresi Qiara sangat buruk. Keringat bercucuran di dahi dan wajahnya. Mendengar pertanyaan Mama nya. Ia pun berusaha mengatur nafasnya.     

"Di dalam kamar Qiqi ada Monster mesum Ma ... Qiqi takut!" Ucap Qiara dengan suara tersenggal-senggal dan tatapan yang di penuhi oleh ketakutan, tubuhnya pun sampai gemetaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.