Istri Kecil Tuan Ju

Dasar Mesum!



Dasar Mesum!

"Baiklah! Aku hanya ingin memastikan kalau kamulah yang ada di dalam. Lagian, kenapa kamu masuk kamar mandiku?" Kata Julian dengan suara yang cukup keras sehingga Qiara bisa mendengarnya dari dalam.     

Mendengar perkataan Julian. Qiara terkejut kalau dia ternyata masuk kamar yang salah. Ia pun segera menarik handuk setelah turun dari bak mandi. Namun, ia tidak melihat ada sabun yang tergeletak di lantai sehingga ia terpeleset gara-gara menginjaknya.     

"Aaaaarrggggg .... Mama ... " Teriak Qiara dengan kencang ... Suara jatuhnya juga cukup keras. Seketika itu Julian kaget.     

"Qiara ... Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Julian dengan panik. Ia pun mengetuk pintu berulang kali.     

"Aarrnngg ... " Ringis Qiara sambil menangis. sehingga suara tangisnya terdengar oleh Julian yang membuatnya semakin panik.     

"Qiara ... Kenapa denganmu? Qiara ... Aku masuk ya!" Setelah mengatakan itu, Julian mendobrak pintu karena tidak punya pilihan.     

"Aaaa ... Jangan masuk! "Teriak Qiara lagi dengan panik karena ia tidak bisa bergerak untuk menutup tubuh telanjangnya dengan handuk yang sudah terlepas dari tubuhnya ketika ia jatuh tadi.     

Sayangnya, Julian tidak mau mendengarnya, ia malah melanjutkan aksinya mendobrak pintu hingga terbuka. Melihat Julian berhasil masuk. Qiara pun langsung menutup matanya karena malu.     

"Ya ampun ... Qiara ... Apa kamu terpeleset? " Tanya Julian dengan ekspresi panik.     

"Kenapa kamu hanya melotot menatap tubuh telanjangku? Aku malu, sekarang cepat tutup tubuhku dengan handuk itu! Tanganku kaku dan tidak bisa melakukannya." Kata Qiara dengan suara yang menahan malu.     

"Jadi, sekarang kamu malu? Bukankah aku pernah memandikanku? Jadi, untuk apa kamu malu jika aku pernah menyentuh dan melihatnya. " Kata Julian sambil tersenyum.     

"Hei ... Tuan Ju! Dasar mesum ... Cepat tutup tubuhku atau kamu akan aku tendang." Kata Qiara yang semakin mengamuk karena ia merasa Julian mulai melecehkannya.     

Tanpa mengatakan apapun, Julian langsung membungkus tubuh Qiara dengan handuknya. Setelah itu ia mengangkat tubuh Qiara ke gendongannya dengan ringan, karena ia juga khawatir Qiara akan demam jika ia terlalu lama berada di lantai dengan telanjang. Setelah keluar dari kamar mandi. Julian pun langsung merebahkan tubuh Qiara ke tempat tidur dengan pelan-pelan.     

"Bawa aku ke kamarku! Karena aku tidak mau terlalu lama di kamarmu!" Kata Qiara masih dengan menutup matanya karena malu.     

"Apa kamu takut aku akan menyerangmu?" Tanya Julian sambil duduk di samping Qiara.     

"Tentu saja ... Karena kamu kan lelaki mesum yang tidak bisa dipercaya. Siapa tau kalau kamu tergoda ketika melihat tubuh indahku. " Jawab Qiara dengan ketus.     

"Ummm ... Tubuh indah mu? Kalimat yang sangat menggoda. Apa kamu sengaja menggodaku?" Ucap Julian dengan suara nakal yang semakin membuat Qiara keranjingan ketakutan.     

"Yaaaa ... Siapa yang mau menggodamu? Dasar mesum. Sebaiknya kamu pergi dari kamar ini atau kamu bawa aku ke kamarku!" Teriak Qiara dengan suara yang meruncing dan wajah yang memerah. Entah kenapa Julian gemas melihat ekspresi dan tingkah Qiara. Padahal semua sikap dan cara Qiara adalah hal yang dia benci.     

"Ehhh ... Kenapa kamu menyentuhku? Dasar brengsek ... Singkirkan tanganmu dari kakiku." Qiara berusaha meronta, tapi kakinya masih keram dan sulit untuk di gerakkan.     

"Apa kamu tidak lelah berteriak? Tidakkah kamu tau telingaku hampir rusak karenamu?" Kata Julian seraya mengurut kaki Qiara yang sakit. Sayangnya Qiara malah berprasangka buruk padanya.     

"Aaaa .... "Teriak Qiara sekali lagi ketika Julian menarik kakinya yang sakit agar semua uratnya yang keseleo bisa lurus kembali.     

"Selesai ... Sekarang kamu bisa menggerakkan kakimu lagi!" Kata Julian.     

Mendengar perkataan Julian. Qiara langsung diam mematung karena ia tidak menyangka kalau Julian menyentuhnya untuk membantu mengurut kakinya yang keram dan keseleo. Perlahan Qiara menggerakkan kakinya sesuai perintah Julian. Saat kakinya berhasil diggerakkan, Qiara tersenyum riang dan langsung bangun.     

"Hahha ... Kakiku bisa di gerakkan. Terimakasih ya!" Ucap Qiara dengan histeris. Tanpa sadar ia memeluk Julian yang masih duduk di sampingnya.     

"Sama-sama ... Sekarang, kamu boleh ganti pakaian disini! Aku akan mengambilkanmu pakaianmu yang sudah di tata rapi dalam lemari oleh pelayan ." Kata Julian sambil menepuk-nepuk bahu Qiara.     

Menyadari tubuhnya menempel dengan Julian. Qiara terdiam dengan ekspresi terkejut. Setelah itu dengan segera ia melepaskan diri dari pelukan Julian.     

"Khemm ... Maaf ... Saya tidak sengaja!" Kata Qiara seraya menggaruk lehernya menahan malu. "Dasar mesum ... " Ucap Julian seraya memicingkan matanya kearah Qiara. Mendengar perkataan Qiara yang mengembalikan sebutanya terhadap Julian membuatnya geram.     

"Siapa yang mesum? Aku cuma tidak sengaja memelukmu karena terlalu senang. Jadi, jangan samakan aku denganmu!" Kata Qiara dengan sinis.     

"Jadi, memelukku bukan berarti kamu mesum? Apa kamu mulai menyukaiku?" Tanya Julian yang kembali menggoda Qiara.     

"Ha ha ha .... Mana mungkin aku menyukai orang tua sepertimu. Aku ini masih 18 tahun yang masih menyukai daun muda. Aku fikir, semua gadis remaja sepertiku memiliki pendapat yang sama jika melihatmu. " Jawab Qiara seraya menyeringai kearah Julian yang menurutnya sangat kepedean.     

"Oh ya? Tapi, sayangnya kamu sedang berada di kota A. Yang dimana, semua wanita dari seusiamu hingga wanita tua mengenalku. Bahkan begitu banyak wanita yang datang ke kantorku hanya untuk bertemu denganku. Apa kamu percaya?" Ucap Julian seraya tersenyum manis.     

"Aku rasa, itu hanya perempuan mesum sepertimu yang mau-maunya mempermalukan diri untuk mencari lelaki tua sepertimu. Ya sudahlah, aku malas bicara dengan orang sombong sepertimu. Bisa pecah kepalaku." Kata Qiara dengan kesal sambil turun dari tempat tidur.     

"Ahh ... " Qiara hampir jatuh waktu turun dari tempat tidur karena kakinya belum sembuh dengan sempurna. Tanpa berkata apapun, Julian mengangkat tubuh Qiara ke gendongan lalu membawa Qiara keluar dari kamarnya menuju kamar Qiara yang sudah dia atur.     

"Sekarang ... Kamu ganti pakaianmu! Aku akan minta pelayan untuk membawakanmu makanan. Setelah itu kamu harus istirahat karena sore nanti kita akan ke rumah orang tuaku!" Kata Julian tanpa ekspresi.     

Setelah itu ia keluar dari kamar Qiara tanpa mengatakan apapun lagi. Melihat ekspresi Julian yang sendu, Qiara merasa bersalah karena sedari tadi ia begitu kasar kepada orang yang sudah menolongnya. 'Ahhh ... Kenapa aku harus sedih? Kenapa aku harus perduli padanya? Ia hanya manis di depanku. Tapi, siapa tau apa yang dia lakukan dibelakang, dan rencana apa yang akan dia sedang mainkan dengan membawaku kepada orang tuannya. Rasanya aku mau gila kalau lama-lama memikirkan hal sia-sia ini. Sebaiknya, aku segera mengenakan pakaianku! Karena aku juga harus berusaha belajar kembali untuk bisa masuk Kemas. ' Batin Qiara dengan cemberut.     

Setelah selesai membatin. Qiara pun turun dari tempat tidurnya dengan pelan untuk mengambil pakaiannya yang sudah berada di dalam lemari.     

"Ohhh ... Ya ampun ... Semua Ini baju siapa? Kenapa tidak satu pun yang aku kenal?" Ucap Qiara dengan ekspresi terkejut ketika melihat semua pakaian bermerek tertata rapi di lemari berukuran besar yang ada di kamarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.