Istri Kecil Tuan Ju

Salah Pengertian



Salah Pengertian

0"Apa kamu benar-benar mau tau apa itu jatah malam?" Tanya Julian setelah menoleh kearah Qiara seraya tersenyum licik.     

"Tentu. Karena Papa mu berulang kali menyebutnya makanya aku penasaran. "Jawab Qiara seraya menganggukkan kepalanya.     

Tanpa memberi jawaban. Julian melepas jasnya lalu di lemparnya ke kursi yang ada di depan cermin hias yang sudah di dekorasi oleh Sarah karena ia tau kalau ia sudah memiliki menantu.     

Setelah itu Julian melepas kancing kemejanya satu persatu. Apa yang dilakukan oleh Julian membuat Qiara mulai takut dan perlahan dia naik ke tempat tidur lalu mundur perlahan dengan ekspresi buruk.     

"Tuan Ju ... Apa yang kamu mau lakukan? Tolong jangan macam-macam! Jika tidak aku akan berteriak agar semua orang mengira kamu sedang malakukan KDRT padaku." Kata Qiara yang berusaha mengancam Julian dengan kata-kata.     

Karena dia tidak mungkin menggunakan kekerasan atau kemampuan karatenya, sebab yang terakhir kali dia malah kalah dari Julian dan berakhir dengan sebuah ciuman manis.     

"Jika kamu berteriak maka kamu yang akan di hukum penjara Sebab kamu tidak mau memberikan jatah kepada suamimu." Ucap Julian dengan mengatakan jatah untuk memberikan kepahaman buat Qiara tentang jatah.     

"Jatah? Apa maksudmu? Bisakah kamu menjawabnya dulu tanpa harus menakut-nakuti ku hah?" Teriak Qiara lagi.     

"Jatah? Inilah yang dikatakan Jatah!"Jawab Julian seraya naik ke tempat tidur dan menindih Tubuh Qiara.     

"Aaa ... Julian. Kamu mesum. Jadi, jatah yang kamu maksud adalah memperkosaku begitu?" Kata Qiara seraya bersembunyi di dalam selimut.     

Julian menarik nafas dalam mendengar Qiara yang tidak juga paham apa itu Jatah. Padahal mengartikan kalau itu hak seorang suami yang di tahu atau diberikan secara langsung adalah sebuah kewajibanya sebagi istri. 'Jika dibawahku ini adalah Vania, tentunya tidak akan berakhir seperti ini.' Batin Julian seraya menggaruk lehernya.     

"Qi ... Ini baju yang Mama ... " Sarah tidak jadi melanjutkan kata-kata nya ketika ia membuka pintu kamar Qiara lalu menemukan Julian sedang berada diatas tubuh Qiara. Wajah Julian dan Qiara seperti tomat masak ketika melihat Sarah yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.     

"Ahhh ... Maaf karena Mama tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Jadi, lanjutkan apa yang ingin kalian lakukan! Tapi, ingat kalau sebentar lagi magrib, dan kalian harus mandi sebelum itu." Setelah mengatakan itu Sarah menutup pintu lagi sambil tersenyum.     

"Dasar pengantin baru, tidak bisa menahan sebentar saja. Tapi, Papa juga begitu dulu nya. He he ... " Ucap Sarah setelah itu ia melangkah pergi menemui suaminya yang sudah siap di lapangan terlebih dahulu.     

"Aaa ... Mama ... Kami tidak melakukan apapun ... " Teriak Qiara, namun Julian langsung membungkam mulutnya agar tidak berteriak.     

"Ummm ... " Qiara berusaha melepaskan diri dari Julian, namun lagi-lagi kekuatan Julian lebih besar darinya sehingga ia mengalah tidak berdaya.     

"Aku akan melepaskanmu jika kamu tidak berteriak lagi! " Kata Julian seraya menatapnya dengan sinis. Qiara pun langsung mengangguk patuh.     

"Pintar ... " Ucap Julian seraya melepaskan tangannya dari mulut Qiara. Mendapat kesempatan ketika Julian Lengah, Qiara langsung memukul bagian bawahnya namun, Julian yang jeli langsung menangkap kaki Qiara.     

"Kamu fikir bisa membodohiku? Tidakkah kamu sadar kalau milikmu sangat diinginkan oleh para wanita di luar sana? Lalu, kamu mau menyakitinya? Tidak akan aku biarkan." Ucap Julian. Seraya menyingkirkan kaki Qiara kesamping lalu turun dari tempat tidur.     

"Bangunlah! Segera ganti bajumu dengan pakaian yang sudah Mama siapkan di lemari ini untukmu. Sementara itu aku akan mengganti bajuku di kamar mandi." Lanjut Julian sambil mengambil baju santai di lemari lalu masuk ke kamar mandi.     

Dengan segera Qiara bangun lalu menghampiri lemari pakaian. Ia sekali lagi kaget melihat pakaian yang juga berjejer rapi di lemari dan itu tentunya pakaian bermerek semua. 'Ahhh ... Aku kangen sama baju-bajuku yang sudah dibuang oleh lelaki mesum itu. Terpaksa aku harus menggunakannya. ' Batin Qiara seraya mengambil satu stel baju dan celana dengan cemberut.     

Tidak lama setelah itu, Qiara selesai mengenakan pakaian nya lalu keluar kamar tanpa memperdulikan Julian yang masih berada di kamar mandi.     

"Mbak mau tanya! Tuan dan Ny. Besar ada dimana ya?" Tanya Qiara pada pelayan setelah lelah muter-muter di rumah besar itu yang dia tidak tau dimana ujungnya.     

"Ohhh ... Mereka ada di lapangan belakang rumah ini. Mari saya antar nona muda!" Jawab pelayan itu dengan penuh hormat kepada Qiara.     

Dengan senang hati Qiara pun melangkah mengikuti sang pelayan.     

"Itu Tuan dan Ny. Besar sedang bermain di lapangan!" Kata Pelayan itu seraya menunjuk kearah lapangan. Qiara terkejut melihat lapangan yang luas itu. Ia benar-benar tidak menyangka kalau ada lapangan di dalam rumah. Lalu, berapa luas tanah yang ada dibawah rumah dengan yang dibuat sebagai lapangan.     

"Ny. Muda ... Apa anda baik-baik saja?"Tanya pelayan itu seraya menatap Qiara dengan khawatir.     

"Ahhh ... Tidak apa-apa. Mbak kembali saja ke dapur! Saya bisa menghampiri mereka sendiri. " Jawab Qiara sambil tersenyum.     

Setelah ia melangkah masuk ke area lapangan.     

"O ... ? Bagaiaman Ny. Muda mengetahui kalau aku akan ke dapur!" Tanya pelayan itu dengan keheranan dan kebingungan mendengar Qiara yang tau kalau dia adalah pelayan yang khusus di dapur.     

Setelah selesai bertanya-tanya dan melihat Qiara masuk ke area lapangan. Sang pelayan pun langsung berbalik untuk melanjutkan pekerjaannya.     

"Ma ... Kenapa aku perhatikan sedari tadi kamu tertawa kegirangan? Apa ada yang membuatmu senang? Lalu, dimana menantu kita? Kenapa dia belum datang?" Tanya Papa dengan heran setelah selesai melakukan pemanasan sebelum lanjut bermain lagi. " Tentu aku sangat senang hari ini. Karena, gara-gara Papa bahas soal jatah. Tadi, aku lupa ketuk pintu kamar mereka. Aku main masuk saja dan menemukan kalau Julian sedang menagih jatahnya. He he .. " Jelas Sarah dengan senyum yang merekah.     

"Wahhh ... Julian memang sepertiku. Dia sempurna bagi ukuran seorang lelaki. Selalu bisa mengambil kesempatan saat ada. Dan kamu sangat senang dengan tindakan ku itu. Iya kan?" Goda Papa sambil mencubit pipi Sarah yang mulai memerah.     

"Apaan sih ... Kenapa harus mengungkit itu. Aku kan jadi malu. Dasar lelaki tua ganjen! "Ucap Sarah sambil tersipu.     

"Haha ... Kalau lelaki tidak ganjen ... Lalu, siapa yang akan memulai kehidupannya dipan? Tentu wanita tidak berdaya jika kami tidak memulai duluan. Kecuali itu wanita gatel. Ummm ... Apa kita perlu bulan madu lagi? Papa ingin mengetes kekuatan Papa. Apakah masih kuat seperti waktu kita masih muda? Berapa ronde yang masih mampu kita lewati .. " Ucap Papa seraya menggoda istrinya.     

"Papa ... Apaan sih? Gak pantes ngomongin ronde di usia kita ini. Bagaimana kalau anak-anak dengar " Kata Sarah seraya mencubit pinggang suaminya.     

"Auhhh ... Sakit sayang ... "Ringis Papa seraya memegang pinggangnya.     

"Qiqi disini Ma! He ... "Mendengar suara Qiara, mereka berdua langsung menoleh dengan ekspresi yang rumit. Kali ini mereka yang tertangkap basah sedang membicarakan hal-hal sensitif dan itu sangat memalukan bagi Sarah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.