Istri Kecil Tuan Ju

Perdebatan Sebelum Tidur.



Perdebatan Sebelum Tidur.

0'Tidak bisa dibiarkan! Aku harus mengambil tindakan ekstra. Kalau tidak, lelaki mesum ini akan bertindak semena-mena padaku. Wahai lelaki tua, terimalah serangan dariku.' Teriak Qiara dalam hatinya. Setelah itu ia berjalan menghampiri tempat tidur dengan ekspresi gelap. 'Apa yang ingin dilakukan gadis kecil ini?' Batin Julian tanpa membuka matanya. Ia hanya menunggu kegilaan apa yang akan dilakukan Qiara untuk membalasnya. Sebab ia tau betul kalau Qiara bukanlah gadis yang mudah di tindas.     

"Yaaaa .... " Teriakan Qiara seraya melompat keatas kasur. "Ohh ... Astaga??? Apa kamu monyet!" Ucap Julian yang terbangun dengan ekspresi terkejut.     

"Ya ... Aku memang monyet ... Kamu mau apa? Sekarang juga turun dari tempat tidur ini segera!" Sahut Qiara dengan tatapan sinis.     

"Pelankan suaramu! Ini bukan rumah kita, melainkan rumah orang tuaku dan banyak pelayan yang bisa mendengar kita. " Kata Julian seraya menutup mulut Qiara.     

"Lepasin aku!" Qiara mulai meronta-ronta meminta Julian melepas bungkamannya.     

"Sudah ... Lebih baik kita tidur sekarang! Jadi, jangan ribut lagi!" Lanjut Julian seraya melepas bungkamannya lalu mengatur tidurnya di samping Qiara.     

"Apa? Kamu tetap mau tidur disini? Apa tidak salah hah?" Teriak Qiara lagi." Kalau kamu tidak mau tidur di sampingku maka silahkan pilih tempat tidur yang kamu inginkan." Setelah mengatakan itu, Julian kembali memejamkan matanya dengan nyaman dan santai. 'Apa dia benar-benar perempuan? Meski usianya masih belasan tahun. Tapi, harusnya dia bisa membedakan mana cowok tampan dan tidak. Selain itu, setidaknya dia punya naluri untuk merasa senang bisa berada di dekat lelaki tampan. Apa aku sudah menikahi wanita tidak normal?' Batin Julian.     

Qiara semakin kesal melihat tingkah menyebalkan Julian. Karena sudah tidak punya pilihan. Qiara pun terpaksa berbaring di samping Julian dengan pasrah sambil membungkus diri nya seperti kepompong menggunakan selimut. Karena mereka berdua merasa sangat lelah. Mereka berdua pun jatuh dalam tidur yang nyenyak. Sayangnya, di tengah malam yang sunyi. Julian justru terbangun gara-gara pipinya kena tampar oleh Qiara yang tidurnya mulai bertingkah. Karena ngantuk Julian hanya bisa menyingkirkan kaki serta tangan Qiara beberapa kali lalu melanjutkan tidurnya lagi. Keesokan paginya. Julian benar-benar tidak bisa tidur karena ulah Qiara. Terlihat lingkaran hitam di bawah matanya.     

"Bisa-bisanya dia tidur senyenyak ini setelah membuat orang lain tidak nyaman tidur." Ucap Julian seraya menatap Qiara dengan sinis. Tidak lama setelah itu ia turun dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu. Tidak lupa dia membangunkan Qiara dengan menyeretnya ke kamar mandi.     

"Julian apa-apaan kamu?" Ucap Qiara ketika Julian mengguyur air ketubuh Qiara.     

"Agar kamu bangun. Lagian, susah sekali bangunnya. "Jawab Julian seraya tersenyum licik sambil melihat Qiara yang basah kuyup dari ujung rambut hingga ujung kaki.     

"Yaaaa ... Awas kamu ... Aku akan membalasmu." Teriak Qiara. Julian hanya tersenyum geli sambil keluar dari kamar mandi meninggalkan Qiara.     

Melihat Julian sudah pergi. Qiara tidak punya pilihan lain selain segera membersihkan dirinya. Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Sinar mata hari mulai menerangi segala penjuru di rumah besar keluarga Julian itu. Tepat saat itu Julian dan Qiara keluar dari kamar mereka dalam keadaan rapi.     

"Sayang ... Ayo sarapan dulu!" Sambut Sarah sambil mempersilahkan Julian dan Qiara untuk sarapan bersama.     

"Iya Ma." Jawab Qiara sambil mengangguk lalu mengikuti ibu mertuanya menuju meja makan. Julian pun menyusul mereka ke meja makan.     

"Khem ... Sayang ... Apa kamu tidak menggunakan pengering rambut?"Tanya Sarah sambil senyum-senyum sendiri. Julian dan Tuan Joshep langsung mengerti apa yang di fikirkan oleh Sarah.     

"Alat pengeringnya tidak berfungsi, makanya Qiqi hanya menggunakan handuk untuk mengeringkannya. "Jawab Qiara dengan cemberut.     

"Apa? Bagaimana mungkin tidak berfungsi? Ini pasti ada kesalahan. "Ucap Sarah sambil berfikir.Qiara hanya menarik nafas dalam melihat mertuanya berfikir.     

"Julian ... Kamu kerja sampai jam berapa semalam? Sepertinya kamu terlalu bersemangat sampai begadang. " Pertanyaan tuan Joshep membuat semua orang fokus kepada Julian.     

"Maksud Papa apa?" Tanya Julian dengan bingung."Matamu ada lingkaran hitamnya. Makanya Papa bertanya begitu. Semalam berapa ronde emang?" Jawab tuan Joshep sambil mengedipkan matanya kearah Julian.     

"Ukhuk ... Ukhuk .... "Julian langsung terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Papa nya yang menurutnya sangat vulgar.     

"Papa ... Apa-apaan sih bertanya begitu? Tidakkah Papa tau kalau Julian kita ini sangat pemalu. Iya kan Qi?" Ucap Sarah sambil tersenyum melirik Qiara.     

"Aaa ... ? He ... Iya Ma. Dia emang sangat pemalu. "Jawab Qiara dengan terpaksa.     

"Jadi, bagaimana semalan? Apakah kasurnya bisa membuatmu nyaman?" Lanjut Sarah yang memang sangat penasaran dengan hubungan putranya yang notabene pemalu dan membosankan itu.     

"Nyaman kok Ma ... Kasurnya sangat empuk. He ... "Jawab Qiara dengan polosnya.     

"Wahhhh ... Bagus kalau begitu. Tapi, Julian tidak terlalu kasar kan padamu semalam?" Sarah masih belum puas dengan jawaban Qiara. Ia terus saja melempar pertanyaan yang jawabannya ingin dia Pastika dengan dugaannya.     

Mendengar pertanyaan Sarah. Qiara terdiam mengingat kejadian semalam. Dimana Julian malah meminta nya untuk tidur di bawah. Sebelum menjawab, Qiara melirik Julian yang tampak tenang sambil menyesap minumannya. Padahal sebenarnya, Julian merasa malu dan tau betul jawaban seperti apa yang diinginkan Mamanya.     

"Qi ... Jangan diam saja! Ayo jawab! Jika memang dia mainnya terlalu kasar, maka Mama pasti akan menegurnya." Lanjut Sarah dengan ekspresi penasaran.     

"Ummm ... Dia tidak kasar kok Ma! Dia malah sangat lembut sehingga aku merasa nyaman dan senang dibuatnya. Dia lelaki yang sangat luar biasa. "Jawab Qiara sambil menggertakan giginya dan tersenyum kecut kearah Julian.     

Mendengar jawaban Qiara. Ekspresi Julian menjadi aneh, dia berfikir kalau Qiara benar-benar polos dan tidak mengerti kemana arah pembicaraan orang dewasa itu.     

"Ha ha ha ... Sudah aku duga. Putraku memang sama luar biasa nya denganku. Dia ahli dalam membuat wanita merasa bahagia. " Kata Tuan Joshep sambil terkekeh.     

"Uhhh ... Manisnya. Sepertinya sebentar lagi kita akan punya cucu. He he ... " Kata Sarah sambil bertepuk tangan kegirangan. Qiara terdiam dan mulai bingung memperhatikan ekspresi mertuanya. Ia sama sekali tidak mengerti dengan pembahasan mereka. Terlebih ketika mereka menyebut soal cucu.     

"Ya sudah ... Jangan ada yang bicara lagi! Qiara sayang ... Mulai sekarang kamu harus makan banyak dan rajin minum susu. Agara rahimmu sehat dan kuat. Nanti, sekali seminggu Mama akan datang ke rumah kalian untuk memasak makanan sehat dan bergizi untukmu. " Kata Sarah dengan lembut.     

"Jangan ... !!! " Ucap Qiara dan Julian berbarengan. Sarah terkejut mendengar dan melihat kekompakan Qiara dan Julian yang melarangnya untuk datang ke rumah.     

"Jangan? Maksud kalian Mama tidak boleh main ke rumah kalian apakah begitu?" Tanya Sarah dengan ekspresi bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.