Istri Kecil Tuan Ju

Dia Gadis Manis



Dia Gadis Manis

0'Pokonya ... Aku harus bisa masuk Kemas. Aku akan membuktikan kalau aku bisa meraih mimpiku meskipun kemungkinannya hanya 000, 1 persen.' Batin Qiara seraya duduk di meja belajar cantiknya sambil menuliskan beberapa patah kata untuk menyemangati dirinya.     

Setelah menulis itu. Qiara langsung mengecek pendaftaran jalur mandi. Dengan penuh semangat ia mengisi data dirinya untuk melalukan pendaftaran.     

"Selesai ... " Ucap Qiara dengan keranjingan saking senangnya.     

Karena pendaftarannya di terima. Ia pun langsung menerima kartu ujiannya.     

"Apa aku harus main ke kampus itu? Aku fikir sih kalau itu baik, agar aku bisa terbiasa sebelum di terima nanti." Lanjut Qiara sambil memegang kepalanya untuk berfikir.     

Tidak lama kemudian. Ia pun tersenyum karena merasa memiliki jawaban dari pertanyaannya. Setelah itu, Qiara bangun dari duduknya lalu berdiri di dekat jendela yang sudah terbuka. Ia menatap pemandangan indah dari taman samping rumah yang tertata rapi.     

Pagi itu benar-benar sangat cerah bersamaan dengan bunga-bunga yang bermekaran seakan faham akan suasana hatinya.     

"Hari ini aku harus ke kampus. Setidaknya untuk melihat-lihat. He ... Ahhh ... Tidak sabar rasanya untuk menjadi anak kuliah. Ya sudah, aku akan mandi sekarang." Ucap Qiara dengan penuh semangat.     

Setelah itu, ia pun berlari kecil menuju kamar mandi dengan sambil bersenandung. Tidak lama setelah itu, Qiara keluar dari kamarnya dengan gaun cantik yang sudah tersedia di lemarinya. Tepat saat itu, Julian kembali ke rumah karena ia lupa beberapa file yang tertinggal di kamarnya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok manis nan menggemaskan sedang berputar-putar di depan kamarnya. Rambutnya yang lurus dan hitam tergerai.     

 'Melihatnya bersemangat begitu, membuatku lega. Karena aku fikir, mood nya susah kembali setelah keributan kemarin. Adikmu manis Vania. Meski dia bukanlah simbol kecantikan yang menjadi pujaan bahkan dia tidak seperti dirimu. Namun, dia sosok gadis manis yang wajahnya mudah diingat dan mampu menghadirkan musim semi di hati siapapun ketika dia tersenyum seperti itu. Tapi, ketika dia mengeluarkan taringnya dia pun bisa membawa api untuk membakar semua yang berada di dekatnya. ' Batin Julian sambil menatap Qiara dengan lembut. Ia pun berdiri tegak seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Apa yang dikatakan Julian memang benar. Qiara memang bukan gadis tercantik yang bisa jadi idaman para lelaki. Dan dibalik sifat keras serta nyebelinya, ia juga dikenal ceria dan memiliki rasa persahabatan yang tinggi.     

"Yaaaa ... Kenapa kamu menatapku begitu? Apa kamu sedang memikirkan hal mesum lagi?" Pertanyaan Qiara dengan suara keras membuat Julian tersenyum. 'Seperti yang aku katakan. Dia manis saat tidak aku lihat dan mampu membawa musim semi. Tapi, sekarang sepertinya dia lagi menyalakan api.' Batin Julian seraya menarik nafas dalam.     

"Khemm ... Ada dokumen yang tertinggal makanya aku kembali. Tapi, aku tidak sengaja melihatmu yang tampak sangat gembira dan sudah rapi. Memangnya kamu mau kemana?" Jawab Julian sambil melangkah menghampiri Qiara.     

"Oh begitu. Aku mau ke Universitas Kemas. Karena aku sudah melakukan pendaftaran, jadi aku harus melihat-melihat calon kampusku sebelum ujian di mulai." Jawab Qiara tanpa melihat Julian.     

"Kamu melakukan pendaftaran lewat jalur mandiri? Kapan jadwal ujian mu?" Tanya Julian.     

"Dua Minggu lagi. Iya, aku lewat jalur mandiri. Memangnya kenapa?" Sahut Qiara dengan ketus.     

"Tidak apa-apa. Kalau begitu, apa kamu mau bareng denganku? Kebetulan Kemas searah dengan kantorku." Kata Julian menawarkan untuk berangkat bersama.     

"Ummm ... Tidak usah. Aku bisa menggunakan taxi. Ya sudah, aku akan pergi sekarang!" Setelah mengatakan itu, Qiara pun melangkah pergi melewati Julian dengan sinis. Julian hanya tersenyum geli melihat tingkah istri kecilnya itu.     

'Inilah Qiara ... Dia sangat mirip dengan Vania. Ia tidak pernah minta bantuan selagi dia merasa mampu melakukannya. Padahal, kalau dia meminta bantuan, bisa jadi dia tidak perlu susah-susah untuk ikut ujian.' Batin Julian. Setelah itu ia bergegas masuk ke kamarnya untuk mengambil beberapa dokumennya. Berhubung Asistenya masih cuti karena sakit ia pun hanya bergantung pada dirinya dan sekretarisnya. Waktu berjalan begitu cepat. Qiara pun akhirnya sampai di Kampus impiannya. Dengan langkah ragu dia masuk ke kampus itu.     

'Wahhh ... Kampus ini benar-benar luar biasa. Bangunannya seperti istana dan halamannya sangat luas. Mahasiswa nya juga sangat keren.' Batin Qiara seraya menganga melihat para mahasiswa yang berlalu lalang melewati gerbang.     

"Heidi ... Tau gak ... Sang bintang kampus sudah kembali. Katanya, dia akan kuliah di sini lagi " Teriak salah seorang mahasiswi. Qiara pun langsung terkejut ketika melihat semua mahasiswa pada berlarian kearah perempuan yang berteriak tadi. Bahkan semua mahasiswi yang ada di gedung itu pada terlihat antusias dari atas gedung.     

'Ada apa ini? Bintang kampus? Siapa maksudnya?' Batin Qiara yang masih berdiri dan tidak tau harus melakukan apa.     

"Apakah beneran kalau bintang kampus kita akan datang hari ini?" Tanya salah seorang mahasiswi yang baru saja berlalu dari hadapan Qiara.     

"Tentu saja benar. Karena semua grup Watshap menerima pesan itu." Jawab teman yang bersama mahasiswi itu. Qiara semakin penasaran dengan bintang kampus yang di maksud. Karena kehadirannya bisa menggemparkan seantero kampus.     

"Akhirnya, setelah setahun menghilang. Sang bintang kembali lagi untuk bertemu dengan teman-temannya." Kata salah seorang lelaki tampan dari arah sebelah kanan Qiara. Yang membuat Qiara meliriknya ketika mendengar suara lelaki itu.     

'Ternyata benar kalau para mahasiswa di sini tampan-tampan. Tapi, mereka bukan tujuanku untuk masuk ke sini. Aku hanya suka kampus ini karena prestasinya. Dan di kampus nomer satu terbaik di kota ini.' Batin Qiara sambil tersenyum.     

"Hei ... Apa kamu mahasiswa disini?" Pertanyaan itu membuat Qiara tersentak kaget lalu menoleh kearah perempuan berkaca mata dengan rambut di kepang dua. Penampilannya sih memang culun. Tapi, kulitnya putih dan garis wajahnya sangat indah dan matanya begitu cantik.     

"Ahhh ... Aku bukan mahasiswi disini. Lebih tepatnya aku ini calon mahasiswi disini. Bagaimana dengan kamu?" Tanya Qiara balik setelah menjawab pertanyaan gadis itu. Untuk sesaat, Qiara mengabaiakan soal Bintang kampus yang membuat semua orang heboh.     

"Wahh ... Kita sama. Syukurlah kalau begitu. Senang bisa bertemu dengan sesama calon mahasiswi disini. Kenalin namaku Orlin Najma Salim. Kamu bisa memanggilku Orlin. Aku kesini untuk melihat kelas yang akan digunakan untuk ujian. " Kata Orlin seraya tersenyum sambil menjulurkan tangan kananya.     

"Hai Orlin! Kenalkan aku Qiara Putri Senja. Tapi, kamu bisa memanggilku Qiara. Aku juga kesini mau lihat-lihat. Oh ya, apa kamu juga menggunakan jalur mandiri? Apa kamu tidak lulus juga di jalur SNMPTN? Atau SBMPTN?" Tanya Qiara setelah memperkenalkan dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.