Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Bersemangat.



Merasa Bersemangat.

0Di tengah malam yang larut. Julian yang baru pulang dari kantor Papa nya. Langsung melangkah mengecek Qiara. Pelayan Mu sudah melaporkan semua kegiatan Qiara dari sejak selesai belajar hingga tertidur.     

"Istri kecilku ini rupanya sangat lelah sehingga ia tidak menyadari kalau aku masuk ke kamarnya. Ia juga lupa mengunci pintu seperti biasa." Ucap Julian sambil tersenyum menatap wajah polos Qiara. Karena malam semakin larut. Julian pun memilih untuk tidur di samping Qiara dengan nyaman di dalam satu selimut. Tepat saat itu, Qiara berbalik ke arahnya dengan posisi kaki kirinya naik ke tubuh Julian. Serta tangan kirinya memeluk dada bidang Julian.     

Seketika itu Julian terkejut karena tidak menyangka betapa buruknya gaya tidur Qiara. Namun, ia tidak meributkannya karena bagaimana pun juga Qiara adalah istrinya, serta sebuah kewajaran jika dia tidur bersamanya.     

Keesokan paginya. Qiara terbangun dengan tubuh yang segar. Ia menggeliat sambil tersenyum manis menantang matahari. Tiba-tiba ia mengingat akan sesuatu yang dia fikir adalah mimpi semalam.     

'Tunggu! Kenapa semalam aku merasa ada orang yang tidur di sebelahku? Apakah itu hanya mimpi atau apa? ' Batin Qiara seraya bertanya-tanya pada dirinya dengan bingung. Tidak lama setelah itu ia bangkit dari tempat tidur untuk membersihkan dirinya. Karena hari ini dia ada janji temu dengan Orlin. Sebenarnya, Julian bangun saat melihat jam menunjukkan waktu subuh sudah masuk. Ia pun terbangun dari tidurnya lalu kembali ke kamarnya. Itu sebabnya Qiara tidak menemukan Julian ada di sebelahnya. Ia hanya merasakan kalau ada orang di sampingnya.     

"Pelayan Mu. Ju ... Umm ... Maksud saya Tuan Ju dimana?" Tanya Qiara ketika ia sudah rapi dengan penampilannya yang imut sesuai dengan dirinya yang memang seorang remaja.     

"Tuan Ju sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Karena dia ada rapat penting. " Jawab pelayan Mu sembari melayani Qiara untuk sarapan.     

"Ohhh begitu. Apa dia sudah sarapan?" Tanya Qiara lagi menunjukkan sikap perdulinya.     

"Tuan akan sarapan di kantor." Jawab pelayan Mu lagi tanpa ekspresi.     

"Oh begitu. Ummm ... Semalam dia pulang jam berapa?"Tanya Qiara lagi sambil memperhatikan pelayan Mu.     

"Jam 1 malam. Apakah Ny. Ju tidak tau?" Kata Pelayan Mu dengan heran. Karena setaunya Julian masuk ke kamar semalam dan tidur bersama Qiara. "Aku kecapek an ... Makanya tidurku sangat nyenyak. Ya sudah, aku akan pergi sekarang. " Setelah mengatakan itu Qiara menyeka mulutnya dengan tisu lalu segera beranjak dari ruang makan tanpa memperdulikan pelayan Mu.     

Tidak lama setelah itu. Qiara berangkat ke kampus menggunakan taxi karena dia tidak pernah mau diantar oleh supir Julian. Karena dia tidak ingin terlihat mencolok. Sesampai nya di kampus. Qiara turun dari taxi lalu berjalan melewati pintu gerbang. Dari arah belakangnya, terlihat Orlin berlari menghampirinya.     

"Qiara ... !" Panggil Orlin dari arah belakang Qiara. Seketika itu Qiara menoleh sambil tersenyum melihat gadis manis yang ternyata blasteran Korea-Indonesia. Ayahnya asli korea dan ibunya asli Indonesia. Tetapi mereka sudah tinggal di Indonesia sejak 10 tahun yang lalu. Hanya saja, Orlin memiliki penampilan yang culun dengan kaca mata besar dan rambut yang sering di kepang.     

"Kenapa kamu terlambat? Aku fikir kamu akan sampai lebih dulu!" Kata Qiara setelah Orlin berdiri di depannya.     

"Iya maaf! Di rumah ada kendala begitu. Oh iya, apa kamu sudah siap untuk menghadapi ujian minggu depan?" Tanya Orlin sambil tersenyum manis.     

"Lumayanlah!" Jawab Qiara sambil tersenyum.     

"Ya sudah. Kita jalan-jalan lagi yuk!" Kata Orlin dengan penuh semangat. Qiara pun langsung mengangguk. Dia sangat senang bertemu Orlin.     

Karena gadis blasteran ini mengingatkan dia akan sahabat baiknya waktu SMA. Ketika mereka sedang bercanda di sebuah lorong yang cukup sepi karena mereka sengaja lewat jalur itu untuk menghindari banyaknya mahasiswa. Orlin yang lincah tidak sengaja menabrak seorang lelaki yang lagi sibuk menelpon.     

"Ahhh .... " Ringis Orlin yang hampir jatuh. Qiara terkejut melihat Orlin menabrak orang sampai ponselnya terjatuh.     

"Hei ... Apa kamu tidak punya mata?" Teriak laki-laki itu seraya menoleh kearah Qiara dan Orlin. Melihat orang yang di tabrak oleh Orlin. Qiara terkejut bukan main, kaki nya mundur beberapa langkah dengan tatapan yang mengerikan.     

'Bukankah dia Jhonatan? Ya ampun ... Kenapa dia terlihat menyeramkan? Bahkan lebih menyeramkan dari Julian. Adik ipar? Ahhh ... Aku merasa frustasi menyebut panggilan itu.' Batin Qiara dengan ekspresi yang rumit.     

"Aku minta maaf! Sungguh aku tidak sengaja menabrakmu" Kata Orlin dengan perasaan bersalah.     

"Hah? Segampang itu kamu ucap maaf? Ehhh ... Dengerin ya gadis culun! Kamu sudah salah bahkan sangat salah karena gara-gara kamu ponselku jatuh. Dan aku paling tidak suka menggunakan barang yang rusak." Ucap Jhonatan lagi dengan sinis. Mendengar perkataan Jhonatan. Orlin yang sedari tadi menunduk langsung mengangkat kepalanya.     

Seketika itu ia kaget bahkan reaksinya lebih parah dari Qiara saat dia sadar kalau yang dia tabrak adalah sang Bintang Kampus. Orlin sering mendengar tentang Jhonatan yang cool, dan cuek, dan di gilai banyak karena latar belakang keluarganya serta parasnya yang tampan.     

Selain itu dia vokalis band dengan suara yang sangat merdu. Sayangnya, dia tidak diijinkan terjun ke dunia hiburan seperti kakak perempuannya. Sehingga dia di paksa mengambil jurusan hukum.     

"Ohhh ... Senior! Sekali lagi aku minta maaf! Aku akan mengganti ponselmu Senior!" Kata Orlin lagi dengan ekspresi menyesal, karena secara diam-diam dia juga ngefans dengan sosok Jhonatan.     

"Apa? Mengganti ponselku? Siapa kamu? Keluarga kaya raya darimana kamu? Tidakkah kamu tau kalau ponsel ini adalah hadiah dari kakak ku? Yang harganya ratusan juta. Jadi, berapa uang yang kamu punya?" kata Jhonatan dengan angkuh. Melihat betapa sombong nya sosok Jhonatan yang tidak lain adalah adik dari suaminya itu. Qiara mengepalkan tinjunya serta menarik nafas dalam lalu meniup poninya setelah itu, ia memberikan tatapan mematikan kepada Jhonatan. Ia pun menarik Orlin lalu maju menghadapi Jhonatan.     

'Tatapannya serta garis wajahnya benar-benar mirip sama lelaki mesum itu. Ini membuat tanganku gatal untuk menamparnya.' Batin Qiara. Jhonatan tersenyum kecut melihat tatapan menantang dari Qiara.     

"Yaaa ... Apa kamu tidak punya otak? Bukankah dia sudah bilang kalau dia tidak sengaja menabrakmu. Kenapa kamu malah membentaknya? Bukankah kamu orang kaya? Ponsel seharga 600 Juta saja kamu heboh dan ingin menindas nya. Jika kamu orang kaya harusnya tidak kamu pemasalahkan, hanya masalah kecil. " Ucap Qiara sambil menggertakan giginya.     

"Hei ... Sepertinya kamu bukan anak kampus sini sehingga kamu berani sekali berkata begitu padaku. Tatapanmu sungguh menjengkelkan." Kata Jhonatan sambil menatap Qiara dengan tatapan mengintimidasi. Untuk sesaat dia terdiam untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan kata-katanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.