Istri Kecil Tuan Ju

Haruskah Aku Mengenalmu?



Haruskah Aku Mengenalmu?

0"Lalu, bagaimana bisa kamu punya ponsel Princess tadi?" Tanya Orlin lagi dengan tatapan menyelidik.     

"Hadiah dari seorang paman. Yang kebetulan kaya. Ahhh ... Sudahlah! Jangan di bahas lagi! Aku merasa pusing mengingat yang tadi. " Jawab Qiara dengan malas.     

"Hei ... Gadis udik!" Suara menyebalkan itu datang dari arah belakang mereka. Seketika itu Qiara dan Orlin menoleh.     

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Qiara tanpa ekspresi.     

"Apa kamu kenal aku?" Tanya gadis itu dengan angkuh.     

"Siapa?" Tanya Qiara dengan malas.     

"Haha ... Bagaimana mungkin kau tidak mengenalku? Aku Prensiska Queena. Model terkenal sekaligus junior terbaik dari kakak nya Jhonatan yaitu Jasmin Al Vero. Apa kamu kenal dia?" Jawab Siska sambil membawa-bawa nama Jasmin.     

"Haruskah aku mengenalmu?" Tanya Qiara lagi tanpa emosi apapun.     

"Qiara ... Dia itu Siska sang Dewi yang menjadi pujaan di kampus ini. Dia model muda yang cukup terkenal. Selain itu dia juga anak Wali Kota." Bisik Orlin yang juga mengenal baik sosok Siska lewat acara fashion show yang sering dia hadiri bersama sepupunya yang juga seorang model saingan Siska.     

"Aku tidak perduli. Sepertinya dia gadis sombong yang tidak perlu di hormati. " Bisik Qiara lagi.     

"Yaaa ... Beraninya kamu berkata begitu? Tidakkah kamu tau siapa aku dan Jhonatan? Kamu mencari masalah dengan kami maka bersiaplah untuk pindah dari kota ini." Teriak Siska yang merasa tidak terima dengan sikap Qiara yang tidak memiliki rasa takut.     

"Aku tidak takut. " Mendengar jawaban Qiara. Baik Orlin maupun Siska dan teman-temannya merasa terkejut melihat sikap Qiara.     

'Aku ini Qiara Putri Senja. Tidak kenal takut dan tidak menyukai orang sombong. Jadi, siapa yang harus bertanggung jawab dengan kemarahan wanita sombong yang tidak jelas ini.' Batin Qiara seraya menyeringai aneh kearah Siska.     

"Hah? Kamu tidak takut? Baik, katakan sekarang siapa dirimu! Mengapa kamu berani sekali melawan Jhonatan. Juga, manusia dari planet mana kamu sehingga Aku dan Kak Jasmin tidak kamu kenal?" Tanya Siska sambil mengepalkan tinjunya.     

"Itu bukan urusanmu. Kalau begitu aku pergi dulu!" Setelah mengatakan itu, Qiara kembali menarik lengan Orlin untuk mengajaknya kabur dari Siska.     

Melihat tindakan Qiara emosi Siska tidak tertahankan lagi. Ia pun berlari sambil menarik tas Qiara untuk memberinya pelajaran.     

"Auu ... " Qiara langsung berhenti ketika tas nya di tarik oleh Siska.     

"Mau lari kemana kalian? Setelah merusak ponsel Natan, beraninya kalian kabur begitu saja." Kata Siska dengan tatapan sinis.     

"Hei ... Jangan sakiti temanku!" Orlin mencoba menolong Qiara. Namun, langkahnya tertahan ketika empat orang teman Siska menahan lengannya agar tidak maju.     

"Lepasin!" Teriak Orlin dengan wajah ketakutan.     

"Diam kamu gadis culun!" Kata salah seorang teman Siska sambil mengeratkan pegangan tangannya.     

"Ahh ... " Ringisan Orlin membuat Qiara menjadi geram. Wajahnya mulai memerah karena amarahnya yang berhasil di sulut oleh Siska dan teman-temannya.     

"Lepasin teman dan tasku! Jika kamu tidak mau wajah dan tubuhmu ini aku rusak!" Kata Qiara sambil menatap Siska dengan tajam.     

"Kamu tidak akan berani melakukannya, karena jika aku terluka seujung kuku pun, kamu pasti akan masuk penjara. Dan itu mudah bagiku. Jadi, aku tidak mengikuti kata-katamu. Aku juga menarik gaun mu ini ..." Kata Siska sambil tersenyum licik.     

Namun, wajahnya berubah ketika ia memegang gaun Qiara serat melihat ponsel Qiara yang baru saja menjadi buah bibir mahasiswa yang melihat kejadian dengan Jhonatan tadi.     

'Bukankah ini gaun rancangan Kara? Dan ini model terbarunya yang bahkan akan di pasarkan mulai Minggu depan. Ohhh ... Tuhan! Ponsel iPhon Princess memang nyata? Walaupun dia berada di dalam tas, namun cahaya nya tampak berkilau. Siapa gadis ini? Apa dia memiliki latar belakang yang tinggi?' Batin Siska sambil melotot melihat ponsel Qiara dari balik resleting yang terbuka sedikit. Serta sentuhan gaun dan model terbaru dari karya Kara yang dikenal sebagai desainer nomer satu di Kota A yang juga terkenal di pasar Internasional.     

"Siapa kamu?" Tanya Siska lagi dengan perasaan yang rumit.     

"Akan aku beritahu siapa aku sekarang juga!" Kata Qiara seraya menarik tangan Siska, seketika itu Siska terkejut. "Arrggg ... " Teriak Siska saat kedua tangannya di pelintir kebelakang oleh Qiara.     

"Yaaaa ..." Teriak salah seorang teman Siska yang marah melihat sahabatnya di perlakukan kasar oleh Qiara. Orlin hanya menganga merasa takjub melihat teman yang baru dua kali bertemu dengannya itu.     

Setelah berteriak, mereka berdua berlari menyerang Qiara sambil berteriak. Qiara tersenyum licik sambil menarik Siska lagi kesamping tampa melepas pegangan tangan nya dari tangan Siska yang masih di pelintir. Setelah itu ia menendang perut kedua teman Siska bergiliran. Seketika itu, kedua teman Siska terpental jauh ke tanah.     

"Aaarggg ... Sakit ..." Teriak teman Siska sambil memegang perutnya.     

"Yaaa ... Siapa kamu? Kenapa kamu sangat kasar?" Teriak Siska penuh ketakutan sambil melirik Qiara di belakangnya.     

"He ... Bukankah aku sudah peringatkan kepadamu agar menjuhiku? Jadi, jangan salahkan aku jika kalian aku lukai. Terutama wajah halusmu sangat sayang jika aku hancurkan. Bukankah kamu model?" Jawab Qiara sambil tersenyum sinis.     

"Papa ku tidak akan memaafkan jika kamu sampai melakukannya. Dasar perempuan bar-bar. " Ucap Siska lagi seraya menyeringai kearah Qiara.     

"Aku ingin lihat itu. Aku benar-benar ingin melihat murkanya orang tuamu. Jadi, aku berikan dua pilihan padamu. Pergi dari sini, atau babak belur oleh tendangan dan tamparanku? Bagaimana?" Kata Qiara lagi sambil menekan tangan Siska lebih keras lagi.     

"Ahhh ... Oke ... Oke ... Aku akan memaafkanmu! Sekarang lepaskan aku!" Teriak Siska dengan sambil meringis kesakitan.     

"Oke ... Pergilah! Dan, jangan sampai kalian ketemu denganku lagi!" Kata Qiara seraya mendorong Siska kepada temanya yang masih duduk di tanah.     

"Urusan kita belum selesai. Tunggu saja sampai kita bertemu lagi!" Setelah mengatakan itu, Siska membantu kedua temannya untuk berdiri.     

"Aku tidak sabar dengan pertemuan kita nanti. " Jawab Qiara sambil menyilangkan kedua tangannya ke dada. Mendengar jawaban Qiara. Siska menatapnya dengan tatapan mematikan,     

setelah itu ia dan keempat temannya langsung pergi meninggalkan Orlin dan Qiara.     

"Qiara ... Bagaimana kamu akan baik-baik saja kuliah di kampus ini, jika dua orang ternama di kampus ini kamu singgung. Sungguh, kita benar-benar ada dalam masalah besar." Kata Orlin dengan ekspresi khawatir.     

"Aku tidak takut pada manusia sombong dan congkak seperti mereka. Aku memang bukan orang baik. Tapi, aku hanya akan menjadi sangat jahat kepada ketidak adilan dan kelicikan serta kesombongan. Apa kamu percaya padaku?" Sahut Qiara sambil tersenyum. Tidak terlihat wajah khawatir serta panik di wajah Qiara. Dia benar-benar tenang tak memiliki rasa takut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.