Istri Kecil Tuan Ju

Bolehkah Aku Melakukannya?



Bolehkah Aku Melakukannya?

0"Julian ... lepasin aku! " Teriak Qiara lagi dengan lebih kencang, sehingga Julian merasa pusing mendengarnya karena begitulah Qiara.     

"Julian ... Ingat jangan melampoi batasanmu! Bukankah kita akan bercerai?" Kata Qiara lagi sambil mengamuk sampai membuat Julian hampir hilang keseimbangan Qiara begitu kuat. Tanpa mengatakan apapun. Tepat di atas ranjang Julian langsung membaringkan tubuh Qiara yang masih mengamuk dengan kasar karena ia sudah tidak bisa mentolerin sikap Qiara.     

Ketika mereka sudah berada di dalam kamar Qiara.     

"Aku tau kalau kamu masih belasan tahun. Aku tau kalau kamu masih terlalu polos dan naif. Tapi, tidakkah menurutmu, kamu ini mulai merepotkan? Anak SMP saja sudah faham bagaimana menghormati orang yang lebih tua. Haruskah aku meruqiah kamu agar kamu bisa menjadi tenang? Harus kah aku sekolahkan kamu di pondok pesantren? Agar kamu tau apa tugasmu dan apa hukum nya jika kamu sudah menikah baik itu karena terpaksa atau tidak." Mendengar perkataan Julian, ekspresi Qiara menjadi gelap, dengan cepat dia menyerang Julian dengan memukul-mukul tanganya karena dia tidak hanya marah, melainkan merasa malu dan di remehkan. Begitulah, Qiara berfikir. Di ruqiah? Haruskah? Memangnya aku kerasukan jin? Fikir Qiara.     

Seperti apapun Qiara menyerang nya. Julian pun dengan gesit menghindar setelah itu dia menarik tangan Qiara lalu memblokir tangan Qiara kebelakang.     

"Aarrrggg ... Julian sakit! Kenapa kamu kasar begini sih sama aku? Aku ini kan istrimu!" teriak Qiara dan tanpa sadar dia mengatakan sesuatu hal yang membuat Julian tersenyum licik.     

"Nah itu kamu tau siapa dirimu! Jadi, tidak perlu berubah terlalu jauh. Kamu cukup sadari posisi mu dan bersikaplah sewajarnya sebagaimana istri kepada suami nya. Juga, aku terpaksa melakukan tindakan kasar, karena ini semua kamu yang mulai duluan. Kalau kamu bisa patuh dan tenang, aku tidak akan melakukan ini. Lebih tepatnya, ini hanya tindakan membela diri bukan kekerasan" ucap Julian dengan sinis. Selain itu, Julian sedikit merasa malu melihat pelayan yang menyaksikan dia membujuk Qiara dengan susah payah. Ia khawatir pelayan itu akan berfikir kalau dia terlalu kasar sehingga Qiara menjadi takut.     

"Yaaaa ... Julian ... Aku tidak perduli apapun yang kamu katakan! Yang jelas aku membencimu karena kamu sudah lancang masuk ke kamarku lalu tidur di sampingku. Bukankah kamu sudah janji untuk tidak menggangguku?" teriak Qiara sekali lagi dengan tatapan yang tajam. Melihat kelakuan dan sikap Qiara yang masih saja keras kepala. Julian benar-benar hilang kesabaran. Karena tidak punya pilihan lagi, Julian pun langsung memutar tangan Qiara lagi, setelah itu ia tarik tubuh Qiara hingga jatuh dalam pelukan nya, seketika itu Julian mendekap Qiara dengan erat agar tidak mengamuk lagi.     

"Aku akan menunjukkan padamu apa yang seharusnya aku lakukan sejak awal kita menikah. Aku ini lelaki dewasa, aku punya hasrat dan lelaki normal yang juga bisa tergoda. Kamu istriku, dan kamu harusnya aku perlakukan dengan baik bukan dengan paksa." Bisik Julian sambil tersenyum licik.     

Jantung Qiara seakan mau copot ketika mendengar apa yang Julian katakan. Ia seakan tercekik dan tidak tau harus mengatakan apa. Dia takut, cemas, dan mulai hilang tenaga untuk berteriak. Suasana dingin di pagi hari dan bau basah embun yang mencumbu ujung daun dengan mesra, membuat Qiara merasakan ada aroma romantis yang tidak bisa dia hindari.     

"Yaaaa ... Julian. Tolong, jangan macam-macam! Karena jika aku bertindak kamu pasti akan menyesalinya." Teriak Qiara lagi dengan kekuatannya yang tersisa sambil berusaha melepaskan diri dari Julian dengan mendorong tubuh Julian yang kekar dan sexi.     

"Uhhh ... Teriakanmu itu entah kenapa membuatku semakin bergairah. Akan tetapi, sayang sekali jika kamu belum mengerti juga? Aku akan melakukan tugasku. Apa kamu masih mau melawan dan menolak ku?" Ucap Julian lagi seraya membuat Qiara semakin cemas dan takut.     

"Aku tidak perlu mengerti apapun yang kamu katakan. Aku juga tidak akan membiarkan kamu melakukan apapun. Namun, yang perlu kamu tau kalau aku menyesal melakukan pernikahan bodoh ini denganmu, aku tidak akan bingung menentukan sikapku. Jadi mari kita cerai! Karena aku takut tidak bisa menahan diri atau sebaliknya kamu yang tidak bisa. Kita berdua manusia yang berbeda jalan kehidupan yang kita inginkan. Jelas Qiara dengan sinis.     

"Sepertinya kamu mengharapkan sesuatu yang lebih? Dan sepertinya juga kamu menginginkan hal yang memang kamu sukai. Aku akan memberikannya sekarang!" Ucap Julian setelah merasa bising dengan perkataan Qiara yang selalu mengucap cerai.     

Tidak lama setelah itu Julian tersenyum licik kemudian dengan rakus dia mencium bibir Qiara.     

Merasakan ciuman di bibirnya yang selalu menjadi candu buat si polis Qiara. Seketika itu ia mencoba mendorong tubuh Julian agar tidak terjebak dalam permainan nya. Tapi, sayang dia kehilangan tenaga gara-gara jantungnya berdetak cepat. Menyadari Qiara sudah tidak mengamuk lagi Julian pun tersenyum dan langsung melembutkan ciumanya, tanpa sadar Qiara melingkarkan kedua tangan nya di leher Julian sambil menutup matanya. Tidak lama kemudian, mereka berdua pun hanyut dalam sensasi yang tidak pernah mereka alami sebelumnya, tanpa melepas ciumanya, Julian membaringkan tubuh Qiara di tempat tidur. Seketika itu tubuh Qiara terasa bergetar dan ada perasaan aneh yang membuatnya tidak bisa menolak. Sesaat kemudian Julian melepas ciumanya dan menatap Qiara yang ada di bawahnya sambil bertanya.     

"Qiara ... Aku tidak ingin dianggap bajingan. Oleh karena itu, sebagai orang dewasa dan lebih tua darimu. Aku mau bertanya, apakah aku boleh melakukannya?" Tanya Julian dengan lembut sambil membelai wajah Qiara yang halus tanpa make up itu. Mendengar permintaan Julian. Qiara menatap lekat wajah tampan nya. Ia ingin menolak, tapi tubuhnya berkata lain. Ia sudah merasa di tawan oleh nafsunya, akan tetapi muncul fikiran bahwa dia masih kecil dan belum mau hamil atau pun lebih dari itu sebab dia akan bercerai. Ia pun berniat mempertahankan kesucian nya hingga hari itu tiba. Jadi, dia berusaha melawan keinginan tubuh nya, lalu menghindar sekuat mungkin agar tidak terjebak pada lingkaran luka dan penyesalan yang dalam saat perpisahan terjadi.     

Segera setelah itu Qiarapun langsung mendorong tubuh Julian lalu bergegas bangun dari tempat tidur nya. 'Melakukan itu sakit. Aku tau itu saat kemarin dia memintaku mencari tau. Aku pun tidak tanggung - tanggung melihat di YouTube. Lalu, bagaimana mungkin aku membiarkan diriku hancur dan kesakitan. Apa dia gila?' Batin Qiara.     

"Apa kamu menolak ku?" Tanya Julian ketika Qiara mendorong tubuh nya.     

"Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Qiara seraya menjauh dari Julian sambil menutupi dirinya dengan selimut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.