Istri Kecil Tuan Ju

Kami Tumbuh Bersama.



Kami Tumbuh Bersama.

0Sementara itu di sebuah tempat makan yang indah dan nyaman. Terlihat sosok seorang gadis cantik dengan rambut panjang sepinggang. Menggunakan gaun merah mudah dan sepatu hak tinggi berwarna senada. Rambutnya sangat hitam dan lebat.     

"Sherly ... Apa benar kalau kamu kenal Taun Ju?" Tanya teman nya yang berlibur bersama nya. Mereka juga termasuk ke dalam klub pecinta Julian.     

"Tentu. Kalian akan bisa melihat betapa dia memperlakukan ku dengan baik. Karena kami tumbuh bersama. Dia juga begitu menyayangiku sehingga dia selalu akan datang setiap kali aku memanggilnya." Jawab Sherly sambil tersenyum bangga.     

Karena ini kesempatan nya untuk menegaskan kalau Julian adalah milik nya.     

"Wahhh ... Kamu keren banget. Terimakasih karena sudah mengajak kami ketemu dengan Tuan Ju. Ini adalah berkah buat kami. " Sahut teman Sherly dengan penuh syukur. Dari dulu mereka memang mengidolakan sosok Julian yang tegas setiap berada di depan wartawan yang mewawancarainya.     

"Sama - sama. Kalau begitu, aku akan menelpon nya sebentar untuk menanyakan dia ada di mana. Tunggu ya!" Setelah mengatakan itu Sherly pun langsung membuat panggilan ke Julian.     

Setelah mendengar bunyi tut yang cukup lama. Akhirnya orang yang di seberang telpon mengangkat nya juga.     

"Halo ... Kakak Julian! " Ucap Sherly terlebih dahulu.     

"Kenapa?" Sahut Julian dengan nada dingin.     

"Kakak sudah ada dimana? Aku sudah menunggu kakak di tempat biasa kita makan setiap liburan ke sini." Jelas Sherly dengan suara manja.     

"Aku akan segera sampai." Setelah mengatakan itu, Julian langsung menutup telpon nya.     

"Aissss ... Dia dari dulu sampai sekarang sama saja. Masih tetap seenaknya. Tapi, aku mencintainya. He ... " Ucap Sherly dengan manyun.     

"Bagaimana Sherly? Apakah dia sudah ada di jalan?" Tanya teman Sherly ketika mereka melihat Sherly sudah kembali setelah menelpon dari luar.     

"Katanya sebentar lagi sampai. Kalau begitu, aku akan duduk di meja sebelah sana, kalian nanti pura - pura saja nenyapa ku sehingga aku bisa memperkenalkan kalian pada nya." Ucap Sherly dengan ekspresi tidak sabaran.     

"Iya deh ... Kita tau kok kalau kamu hanya ingin berduaan saja. He ... Semoga sukses menyatakan cintanya!" Sahut teman Sherly seraya menyemangatinya untuk percaya diri kalau kali ini Julian akan menerima cintanya.     

"Oke. " Setelah mengatakan itu. Sherly segera duduk di meja tempat yang tidak jauh dari teman - temannya. Sherly memastikan semua berjalan dengan baik. Mulai dari penampilan dan cara bicara. Karena dia kenal banget kalau Julian menyukai kebersihan dan wanita yang kalem serta lemah lembut.     

Tidak lama kemudian, Julian dan Qiara sampai di tempat makan itu.     

"Apakah teman mu itu galak?" Pertanyaan Qiara membuat Julian menoleh dengan ekspresi yang rumit. "Kenapa? Apa aku salah tanya? Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Qiara lagi ketika melihat ekspresi Julian yang aneh.     

"Tidak. Aku cuman heran melihat wajahmu. Kenapa ada perempuan yang wajahnya kasar serta selalu di tekuk. " Ucap Julian sambil menahan senyum nya.     

Setelah mengatakan itu, Julian segera keluar dari mobil dari pada dia harus menghadapi protesan Qiara. 'Apa? Wajahku kasar? Apa dia gila? Dasar lelaki mesum sok ketamapanan. Awas aja kamu!' Batin Qiara seraya menggertakkan giginya.     

"Ayo keluar! Bukankah kamu lapar?" Seru Julian setelah membuka pintu mobil untuk Qiara.     

"Kalau bukan karena aku lapar. Aku tidak mungkin mau menemanimu bertemu teman mu itu " Sahut Qiara seraya keluar dari mobil dengan sinis.     

"Ayo masuk!" Kata Julian sambil menggandeng Qiara.     

"Apa harus saling gandeng begini?". Tanya Qiara seraya menatap Julian dengan tajam.     

"Kalau kamu tidak mau aku diganggu wanita lain. Maka, kamu harus melakukan nya. Patuhi apa yang aku katakan! Dan, jangan banyak tanya lagi!" Kata Julian seraya menarik Qiara untuk masuk dengan nya. Qiara pun mengikuti Julian dengan patuh.     

Di waktu yang sama. Sherly terlihat sudah bersiap - siap untuk menyambut Julian ketika melihat Julian muncul. Namun, ekspresi nya langsung berubah buruk ketika melihat seorang gadis muda yang di gandeng dengan mesra. 'Siapa itu? Kenapa Kak Julian menggandengkan nya semesra itu? Apa dia pacar nya? Tapi, bukankah pacarnya sudah meninggal? Lalu, siapa gadis muda ini? Dia tidak mungkin kan pasangan Kak Julian? Secara model dan tampang nya enggak banget.' Batin Sherly sembari mengepalkan tinjunya.     

Teman - teman Sherly pun menganga melihat Julian yang tiba - tiba datang bersama Qiara.     

"Apa kalian tau siapa gadis muda yang jelek itu?" Tanya salah seorang dari teman Sherly pada teman duduk nya.     

"Tidak. Atau, dia keponakannya bisa jadi. " Sahut yang lain nya. Mereka pun langsung mengangguk lalu fokus pada Julian yang sedang berjalan bersama Qiara dengan berwibawa. Sedang Qiara terlihat aneh memasuki rumah makan yang mewah dan diisi oleh orang - orang elit yang penampilannya sangat berkelas.     

"Selamat datang kakak Julian! Ayo duduk disini!" Sambut Sherly sambil tersenyum manis.     

Setelah itu ia menarik Julian untuk duduk di sampingnya. Wajah Qiara berubah gelap melihat sikap Sherly yang begitu centil pada Julian. Sedang Julian sengaja menuruti Sherly hanya untuk melihat reaksi Qiara. 'Dasar perempuan grepek ... Tidakkah dia tau kalau itu suami orang? Main embat saja. Tapi, dia cantik juga dan penampilannya sangat berkelas serta terlihat sangat cocok bersama Julian. Apa aku yang tidak pantas ada disini? ' Batin Qiara masih berdiri tegak sambil memperhatikan Sherly dan Julian.     

Kesan pertama Qiara emang sangat tidak enak terhadap Sherly, sehingga ia tidak merasa nyaman berada di tempat itu.     

"Sayang ...Kenapa kamu berdiri saja? Bukankah kamu lapar? Ayo duduk disini!" Mendengar panggilan sayang Julian kepada Qiara serta sikap lembut dan perhatiannya membuat Sherly meradang dan terbakar amarah.     

"Ayo duduk!" Julian sampai berdiri lagi untuk membawa Qiara agar duduk di kursi.     

"Kakak Julian ... Dia siapa?" Tanya Sherly dengan ekspresi yang rumit. Mendengar pertanyaan Sherly. Julian pun langsung menoleh kearah nya setelah membantu Qiara duduk.     

"Dia istriku!"Jawab Julian sambil duduk di kursi yang dekat dengan Qiara. Mendengar jawaban Julian. Hati Sherly terasa tersambar petir. Namun, ia berusaha untuk mengendalikan perasaan nya agar tetap tenang dan tidak terlihat kecewa.     

"Wahhh ... Sepertinya akan ada persaingan yang ketat nih. Tapi, jika Sherly maju, pastinya dia akan menang. Secara, tampang istri nya biasa banget dan sepertinya bukan dari kalangan yang sama dengan Tuan Julian, dan Itu artinya, dia tidak sebanding dengan Sherly." Bisik teman Sherly lagi ketika mendengar jawaban Julian yang memperkenalkan istrinya secara langsung.     

"Tentu. Tapi, apa dia akan menjadi perebut suami orang?" tanya satu teman nya yang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.