Istri Kecil Tuan Ju

Tapi, Aku Mencintaimu.



Tapi, Aku Mencintaimu.

0"Tentu. Tapi, apa dia akan menjadi perebut suami orang?"tanya satu teman nya lain.     

"Julian dari awal memang milik Sherly dari awal nya. Jadi, yang merebut adalah gadis udik itu. " Sahut yang lain nya membela Sherly.     

Mendengar itu, dua teman Sherly lainnya ikut mengangguk dan kembali memperhatikan tiga orang yang lagi duduk di satu meja itu.     

"Kapan kakak menikah? Kenapa aku tidak tau? Juga, Bibi dan Paman tidak bercerita apapun padaku. Selain itu, apa keluarga kakak tidak membuat pesta?" Tanya Sherly lagi untuk memastikan kebenaran ucapan Julian.     

"Kami menikah sudah hampir setahun. Dan, kami tidak perlu pesta, karena yang hadir cukup keluarga saja. " Jelas Julian sambil memegang tangan Qiara dengan mesra.     

"Aku tidak percaya. Kakak melakukan ini hanya untuk bercanda kan? Dia bukan istrimu kan kak?" Sherly benar - benar tidak percaya apa yang Julian katakan. Ia pun menuduh Julian membohongi nya.     

"Mungkin ... Dengan melihat ini, kamu bisa percaya." Kata Julian seraya memperlihatkan foto pernikahan nya bersama Qiara. Dengan ragu, Sherly melihat foto yang ada di ponsel Qiara. Seketika itu matanya melotot bersamaan dengan degupan jantung yang mulai berdegup kencang sehingga ia merasa tercekik.     

"Aku mau ke toilet sebentar!" Kata Qiara yang mulai bosan dengan obrolan yang tidak guna menurutnya itu.     

"Apa aku perlu mengantarmu?" Tanya Julian dengan sedikit khawatir.     

"Tidak perlu! Aku bisa sendiri. Nanti, aku akan tanya pelayan dimana Toilet nya. Kalian lanjutkan saja obrolan nya!" Setelah mengatakan itu Qiara pun bangkit dari duduk nya lalu dengan segera meninggalkan Julian dan Sherly.     

Tepat saat itu, Sherly mengirim pesan pada ke tiga teman nya. 'Beri dia pelajaran! Karena dia sudah berani merebut Julian dariku. Jika kalian berhasil melakukannya tanpa jejak, maka aku akan membelikan satu tas edisi terbatas dari perusahaan Ayah ku untuk masing - masih kalian!' Setelah membaca pesan dari Sherly mereka langsung saling pandang dan tersenyum licik Sebab, mereka adalah orang yang terkenal kasar dan di takuti oleh beberapa orang teman mereka. Hanya Sherly yang dekat dengan mereka, itu pun karena Sherly kaya raya sehingga mereka bisa memanfaatkan sifat arogan Sherly untuk mendapatkan status sosial tinggi dengan uang dan barang - barang mewah karena Sherly sangat loyal pada teman - teman nya.     

Tidak lama setelah itu, mereka bertiga langsung menyusul ke toilet. Sedang Sherly melanjutkan obrolan dengan Julian.     

"Jadi, kakak Julian benar -benar sudah menikah?" Tanya Sherly lagi.     

"Iya." Jawab Julian tanpa melihat kearah Sherly.     

"Tapi, aku mencintai kakak. Tidak, bisakah kakak menceraikan dia untuk bersamaku? Juga, dia tidak pantas masuk kedalam keluarga terhormat kakak. Sepertinya dia bukan gadis yang setara dengan kita." Mendengar ucapan Sherly. Julian menatap nya dengan sinis. Ia sudah menduga kalau Sherly masih menyimpan perasaan pada nya. Jika sebelum menikah saja dia tidak ingin bersama Sherly, apalagi sekarang dia sudah punya Qiara.     

"Lupakan cintamu itu! Karena aku tidak mungkin bercerai dengan istriku. " Ucap Julian dengan tegas.     

"Mudah sekali kakak bilang lupakan. Tidakkah kakak ingat berapa lama aku menunggu kakak? Sudah belasan tahun dan itu bukan waktu yang sedikit. Jadi, aku tidak mungkin melakukan nya." Jawab Sherly dengan tatapan yang berkaca - kaca.     

Julian terlihat menarik nafas dalam mendengar ucapan Sherly. Dia tau betul watak gadis manja yang di depan nya itu. Apapun keinginan nya pasti akan dia dapatkan bagaimana pun cara nya.     

"Kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik. Karena Aku adalah lelaki yang sudah beristri." Jelas Julian lagi.     

"Pokoknya aku tidak mau melepaskan Kakak. Karena kakak adalah milikku. Aku yakin kalau kita akan bahagia. Tunggu saja sampai aku menunjukkan betapa pantas nya aku bersanding dengan kakak. Aku seribu kali lipat lebih baik dari istri kakak. Apa kakak mengerti?" Kata Sherly lagi dengan suara yang cukup keras.     

"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan. Selera makan ku juga sudah hilang. Jadi, aku permisi dulu!" Setelah mengatakan itu Julian berdiri lalu pergi meninggalkan Sherly tanpa ekspresi.     

"Kakak Julian ... Tunggu!" Teriakan Sherly membuat pengunjung kaget. Julian pun berhenti sambil menghembuskan nafas berat nya karena dia tau kalau Sherly tidak mudah untuk di berikan pengertian.     

Setelah itu ia berbalik melihat Sherly dengan ekspresi yang rumit.     

"Kakak Julian ... Baiklah! Aku akan menerima pernikahanmu. Tapi, tolong jangan perlakukan aku sebagai musuh atau orang yang tidak kau kenal. Kita adalah teman masa kecil dan aku ingin kita tetap sedekat itu. Bukankah kamu menganggap ku adikmu kan kak?" Kata Sherly ketika ia sudah berdiri di depan Julian.     

Semua pengunjung di tempat itu menyaksikan apa yang Julian dan Sherly lakukan. Sedang para gadis di sana hanya fokus pada sosok Julian yang berkulit hitam manis, memiliki bahu lebar dengan garis wajah yang tegas sehingga ketampanannya terpancar begitu alami. Tentu, orang Korea jarang melihat sosok lelaki tampan dengan kulit khas Indonesia, dan Maco. Julian hanya terdiam sambil menatap Sherly dengan ekspresi menyelidik.     

Karena, dia merasa kalau Sherly memiliki rencana yang tidak dia ketahui pasti. Karena, Sherly bukan orang yang bisa menyerah dengan mudah.     

"Terserah kamu!" Setelah mengatakan itu Julian mengenakan kaca mata hitam nya lalu berbalik untuk melanjutkan langkahnya keluar. Sherly menggertakan giginya melihat sikap Julian yang sangat dingin pada nya. Dia menyesal karena mengikuti perasaan nya sehingga ia terkesan menekan Julian. 'Ahhh ... Sial ... Kenapa aku tidak bisa mengontrol emosiku? Sekarang kakak Julian pasti akan semakin menjauhiku. Ini semua karena gadis jalang itu. Dia pasti menggoda Kakak Julian makanya dia di nikahi. Aku akan pastikan dia menyesal dan aku pasti akan mengambil kembali apa yang pernah menjadi milikku. ' Batin Sherly setelah itu ia kembali duduk di kursinya untuk menikmati makanan yang sudah dia pesan.     

Sementara itu Julian sudah berada di dalam mobilnya. Dengan cepat ia membuat panggilan kepada Qiara. Setelah menunggu bunyi tut cukup lama. Qiara pun akhirnya mengangkat panggilan nya.     

"Hallo Qiara ... " Sapa Julian ketika mendengar suara henbusan nafas Qiara.     

"Ada apa?" Tanya Qiara yang masih berada di toilet itu.     

"Kita tidak jadi makan disini. Karena aku fikir kalau tempat ini tidak cocok dengan kita. Jadi, aku tunggu kamu di mobil. Apakah kamu sudah selesai?" Tanya Julian seraya menjelaskan maksud dari kenapa dia menelpon.     

"Aku juga tidak suka tempat ini. Ya sudah, tunggu aku sebentar lagi! Aku akan keluar sekarang!" Setelah mengatakan itu Qiara pun menutup telpon nya tanpa menunggu apa yang akan di katakan Julian selanjutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.