Istri Kecil Tuan Ju

Nafsu Yang Menggila



Nafsu Yang Menggila

0"Jangan banyak bicara lagi! Sekarang kamu lebih baik makan es krim mu. Sebelum semua nya meleleh!" Kata Julian dengan nada suara yang lembut.     

Qiara mengerutkan keningnya melihat sikap Julian yang lembut. 'Aku fikir dia marah? Tapi, dia malah bicara dengan lembut? Apa otak nya sedang terganggu?' Batin Qiara dengan heran.     

"Kenapa kamu hanya diam saja? Ayo makan!" Seru Julian lagi sambil menatap Qiara dengan sinis.     

Mendengar perintah Julian untuk yang kedua kali nya itu. Tanpa banyak bicara lagi. Qiara pun langsung memakan es krim nya. 'Gadis ini ternyata bisa takut juga jika aku tatap seperti ini. Tapi, dia lebih imut saat kesal dari pada tunduk dan patuh begini. Aneh, kenapa aku menyukai hal buruk dari dirinya' Batin Julian seraya tersenyum kecil sambil melirik Qiara yang sedang makan es krim.     

Tidak lama setelah itu, Julian menoleh kearah Qiara yang masih menikmati es krim keduanya.     

Tepat saat itu Julian melihat mulut Qiara belepotan dengan es krim. 'Dasar bocah. Tidak hanya watak dan sikap nya yang bocah. Ternyata cara makannya pun seperti anak bocah' Batin Julian. Setelah membatin, ia pun menyeka es krim itu dengan tangan nya.     

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Qiara seraya memegang tangan Julian yang baru saja memegang bibirnya.     

"Bibirmu belepotan. Makanya aku berniat membantumu membersihkannya " Jawab Julian.     

"Percuma saja karena, karena tanganmu tidak akan bisa membersihkannya dengan sebersih - besih nya. Jadi, jangan lakukan hal sia - sia!" Sahut Qiara sambil menjilati es krimnya.     

"Khem ... " Melihat apa yang Qiara lakukan pada es krim itu. Julian langsung merasa kepanasan. Ia pun membuka satu kancing baju nya sedikit.     

"Apa kamu mau tau cara lain untuk lebih cepat membersihkan mulutmu yang belepotan?" Tanya Julian sambil mengelus - elus kaki nya, Qiara terdiam mendengar pertanyaan Julian.     

Tidak lama setelah itu, dia pun menoleh kearah Julian dengan ekpsresi yang rumit.     

"Aku fikir itu tisu." Kata Qiara sambil mengisap es krim nya. Julian pun semakin kepanasan melihat ulah Qiara. Tanpa sadar, Qiara menggoda Julian.     

"Salah!" Lanjut Julian sambil tersenyum licik.     

"Terus apa?" Tanya Qiara dengan raut wajah penasaran. Setelah bertanya itu, Qiara pun memasukkan lagi es krim itu ke mulut nya.     

"Dengan ini!" Jawab Julian seraya mendekat lalu menunduk sambil memakan es krim yang masih ada di mulut Qiara.     

Seketika itu mata Qiara melotot dan jantungnya berdetak tidak karuan. 'Apa ini? Kenapa Julian melakukan ini? Apa dia menjebak ku? Tapi, kenapa aku tidak punya kekuatan untuk mendorong nya pergi. Tuhan, aku tertawan.' Batin Qiara seraya melotot memperhatikan bibir Julian yang terlihat sexi saat memakan es krim itu.     

Tanpa sadar, tetesan es krim itu meleleh hingga ke leher Qiara.     

"Apa yang kamu lakukan? Bukanlah kamu bisa makan es krim yang lain. Ada masih ... " Qiara tidak bisa melanjutkan kata-kata ketika Julian menarik tubuhnya lalu membungkam mulut Qiara dengan ciuman mesranya. Qiara mengedip-ngedip kan matanya. Namun, ia tidak menolak karena ia sudah mulai terbiasa dengan ciuman bibir Julian.     

Selesai dengan bibir Qiara, Julian pun turun hingga ke leher Qiara untuk membersihkan lelehan es krim itu. Qiara mulai keranjingan dan tubuhnya gemetar dengan ulah nakal Julian Karena mereka sedang berada di taman yang cukup dekat dengan kamar Julian dan tentunya tidak akan di datengin oleh para pelayan sehingga tidak akan menggangu mereka.     

Menyadari mereka di tempat terbuka, Qiara pun berusaha melepaskan diri dari Julian. Namun, telat baginya untuk menghindar karena tatapan dan sentuhan Julian seolah menyihirnya dan mampu membuatnya melayang. Qiara yang sudah merasakan hal itu di Jeju kemarin, memperlihatkan pipi yang memerah. Seketika itu darahnya mendidih. Julian lagi-lagi berhasil membuat pertahananya runtuh.     

Tidak lama setelah itu, Julian kembali mencium bibir Qiara dengan lembut. Seketika itu, Qiara langsung mengedip-ngedipkan matanya, jantungnya berpicu lebih cepat, nafsunya mulai memburu di dalam hati. Merasakan hangat ciuman bibir Julian yang lembut membuat Qiara merasa mau gila, dia akhirnya mengalah pada nafsunya. Ia pun menutup matanya lalu melingkarkan tangannya di leher Julian. Melihat Qiara yang mulai jinak. Julian pun mengangkat tubuh Qiara lalu dia membawanya masuk ke kamarnya.     

Setelah sampai di kamarnya. Julian menidurkan Qiara lalu melumat habis bibir Qiara. Merasakan ciuman yang menggairahkan itu. Qiara pun semakin mengeratkan pelukan tanganya di leher Julian. Seketika itu nafas mereka berdua saling memburu, ciuman panas diantara Julian dan Qiara benar-benar gila.     

Setelah puas berciuman diatas ranjang. Julian pun duduk diatas Qiara sambil membuka baju nya, Qiara pun mengikuti apa yang Julian lakukan untuk melepas semua pakaianya. Melihat tubuh kekar dan bersih serta berotot milik Julian, seketika itu Qiara merasa tersihir lagi hingga ia merasa akan gila karena ingin segera memeluk dan mencium tubuh itu.     

Setelah semua penutup tubuh terlepas, Julian pun langsung merayapi tubuh Qiara dengan menggila hingga merekapun sama-sama menjadi semakin gila karena nafsu benar-benar menguasai fikiran dan hati mereka. Malam ini merupakan malam kedua mereka melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh suami istri.     

Keesokan paginya, tepat nya pukul 04:30. Qiara membuka matanya perlahan dan menemukan dirinya tertidur dengan berbantalkan tangan Julian. Mata Qiara melotot menyadari dirinya tidur di kamar Julian menggunakan satu selimut dengan tubuh yang sama-sama tanpa sehelai pakaian.     

"Argggg ... " Qiara berteriak ketika mengingat kejadian semalam sambil menutup wajahnya dan bersembunyi di balik selimut. Julian pun kaget mendengar suara teriakan Qiara. Dia pun langsung membuka matanya dan menemukan Qiara sedang bersembunyi di balik selimut. Julian pun tersenyum karena ketika ia mendengar teriak kan Qiara, itu artinya dia masih ada di bumi. Sambil tersenyum licik Julian pun masuk kembali ke dalam selimut mengikuti Qiara.     

"Yaaaa ... Julian ... Kenapa kamu malah ikut bersembunyi di balik selimut ini? " Teriak Qiara sambil menatap Julian dengan sinis.     

"Aku hanya mengikuti mu yang bersembunyi duluan. Lagi pula, kenapa kamu bersembunyi?" Sahut Julian seraya menatap Qiara sambil tersenyum.     

"Jangan menatapku seperti itu! Karena aku malu!" Ucap Qiara seraya menutup wajah nya lagi. 'Dasar gadis bodoh ... Apa gunanya dia menutup wajahnya jika tubuhnya masih dibiarkan terbuka. ' Batin Julian sambil mengeratkan pegangan tangannya agar selimut itu tetap menutupi seluruh tubuh mereka hingga tak terlihat sehelai rambut mereka.     

"Sayang ... Kenapa kamu harus malu? Bukankah aku sudah dua kali melihat semuanya tanpa terkecuali. Jadi, jangan menutup wajahmu lagi! Biarkan aku memandangnya sebagai penyemangat pagi ku!" Ucap Julian seraya menurunkan kedua tangan Qiara yang menutup wajah nya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.