Istri Kecil Tuan Ju

Merasa Bingung.



Merasa Bingung.

0'Entah kenapa aku merasa memiliki ponsel ini seperti membawa beban yang begitu banyak. Kalau aku jual, uangnya pasti akan aku pakai untuk membeli sawah yang banyak. Atau membuat tempat bermain game yang besar dan luas. ' Batin Qiara sambil tersenyum pahit.     

Manager itu menjepit alisnya, dia mengingat setiap bagian dari ponsel yang Qiara pegang walau hanya sebentar. Nampak jelas di belakang ponsel itu merek dan nama nya.     

"Waduhhh ... Ny. bisa aja. Saya belum rabun kok. Ponsel Ny. Sudah jelas bertuliskan merek ponsel itu. Jadi, tidak mungkinlah saya salah. Karena ponsel Ny. Adalah keluaran terbaru yang di produksi oleh salah satu perusahaan ponsel di luar negeri dan di pasarkan oleh PT Royal Grup. Baru kemarin di perkenalkan ke muka umum, dan harganya sangat mahal yang mampu belipun mungkin hanya orang dari kalangan atas saja. Kita-kita mah gak akan mungkin bisa beli." Ucap sang Manager sambil tersenyum licik.     

"He ... Iya. Ini hadiah dari suamiku. " Jawab Qiara pada akhirnya. Sang Manager pun hanya tersenyum mendengarkan penjelasan Qiara. Meskipun hatinya sangat iri melihat Julian yang dia kagumi dan bahkan dia cintai dari sejak awal bertemu dia nyatanya sudah memiliki istri yang terlihat biasa saja dan jauh lebih pantas dia untuk Julian. Itu fikiran nya.     

Beberapa saat kemudian setelah mencoba banyak pakaian akhirnya Qiara menemukan satu yang cocok dengan gayanya. Akan tetapi dia masih bingung kenapa Julian memintanya untuk memilih baju bagus karena di butik memang gak ada baju jelek. 'Terkadang aku heran sama si Tuan Ju itu. Suka bertindak semaunya. Tidakkah dia tau kalau diskusi itu penting. Mana di butik gak ada baju yang di pakai main bola lagi. Ha ha ha ... Harusnya aku ke toko yang menyediakan pakaian olah raga bukan kesini. Karena kebanyakan baju masuk angin. ' Batin Qiara seraya terkekeh dalam hatinya.     

Setelah itu Qiara pun gobrol dengan beberapa orang butik. Tepat saat itu, pelayan butik yang berjaga di luar datang menghadapnya. "Ny. Di luar ada sopir Tuan Ju yang menunggu anda. Karena, sudah waktunya Anda untuk pindah tempot!" Jelas pelayan itu.     

"Pindah tempat? Kemana?" tanya Qiara dengan heran.     

"Kalau tidak salah dengar. Katanya Ny. Harus segera ke salon." Jawab pelayan itu lagi dengan sopan.     

Qiara semakin dibuat bingung dan penasaran mendengar penjelasan sang pelayan. Tadi di butik dan sekarang ke salon? Sebenarnya Julian ingin dia melakukan apa untuknya? Ini benar-benar membuat fikiran Qiara tidak karuan. Karena tidak mau bayak tanya lagi, sambil menarik nafas dalam, Qiara pun membawa barang-barangnya lalu pergi dari butik dengan menggunakan pakaian yang sudah di pilih di butik itu.     

Tidak lama setelah itu, Qiara pun masuk ke dalam mobil mewah yang lain sudah di siapkan Julian untuknya. Karena mobil yang membawanya ke butik tadi harus segera kembali ke kantor. 'Kenapa aku merasa sedang bermain drama klosal? Ataukah aku sedang bermimpi berada di Negeri dongeng. Dan aku adalah Taun putrinya?' Batin Qiara sambil senyum-senyum sendiri.     

Beberapa saat kemudian Qiara pun sampai di depan salah satu salon kecantikan mewah di kota A. "Apakah kita sudah sampai? " tanya Qiara pada sopir itu. Sopir itu langsung mengangguk dan turun untuk membukakan Qiara pintu.     

Setelah pintu terbuka. Qiara pun keluar dari mobil. Di depan pintu masuk salon, Qiara sudah di tunggu Manager dan para karyawan salon. Melihat kedatang Qiara mereka pun langsung memberi hormat pada Qiara walaupun wajah Qiara jauh lebih muda dari mereka. Qiara tersenyum dan merasa risih melihat orang memberi hormat padanya.     

Setelah itu sang Menager salon langsung membawa Qiara masuk ke dalam. Di dalam salon, Qiara tercengang dan heran melihat salon itu sepi pengunjung sama seperti butik yang tadinya dia datangi. 'Kenapa Julian memintaku datang ke butik dan salon yang tidak laku sih? Buktinya mereka gak punya pembeli satu pun. Apa mereka membuat butik dan salon hanya untuk pajangan?' Batin Qiara seraya menyeringai aneh ke seluruh penjuru salon.     

"Semoga Ny Ju puas dengan layanan salon kami!" ucap sang Manager salon itu dengan ramah. Meski bingung Qiara pun tetap mengangguk lalu memberi hormat sambil tersenyum kepada mereka sebagai bentuk kesopanan karena Qiara tidak ingin menciptakan musuh di kota A itu.     

"Silahkan ikuti saya Ny. Ju!" kata salah satu pegawai salon itu dengan ramah dan senyum yang merekah. Qiara pun mengangguk lalu mengikuti pegawai salon dengan patuh.     

Tidak lama setelah itu, dia diminta duduk di depan cermin yang sangat terang sampai Qiara kaget melihat wajahnya sendiri yang begitu polos tanpa make up dan tidak enak di pandang. 'Ya ampun apakah itu aku? Di banding wajah para pelayan salon ini, wajahku jauh banget dari kata cantik. Pasti Julian selama ini muak banget melihatku. Haruskah aku mulai merawat wajahku? Atau karena alasan ini Julian memintaku ke salon. Tapi, kenapa aku harus takut kalau Julian meninggalkanku hanya karena wajahku? Ada apa ini?' Batin Qiara sambil bergidik ngeri melihat wajahnya di depan cermin.     

"Kulit anda sangat bagus dan bersih. Sepertinya anda tidak pernah menggunakan make up sebelumnya. Iya kan?" Kata tukang rias itu setelah mengamati wajah Qiara dari balik cermin.     

"Iya. Saya tidak bisa berdandan apalagi menggunakan make up. " Jawab Qiara cengengesan.     

"Ummm ... Sayang sekali ya. Wajah cantik ini tidak di rawat. Tapi, saya akan memberi saran pada anda agar tidak menyesal. Begini, Tuan Ju itu di kelilingi banyak wanita cantik, tidak hanya di kantor bahkan dia adalah calon suami idaman para wanita di kota A ini. Jadi, anda harus bisa mempertahankan suami anda, dengan menyenangkannya lewat rajin merawat tubuh dan wajah anda!" Kata tukang rias yang mulai mempersiapkan alat - alat yang akan dia gunakan untu melukis wajah Qiara.     

Mendengar nasehat si tukang make up itu. Qiara terdiam sambil cemberut. Entah kenapa di hatinya ia merasakan rasa sakit saat membayangkan Julian di rebut oleh perempuan lain.     

"Iya. Saya akan coba belajar!" Sahut Qiara sambil tersenyum kecut karena dia memang benar - benar tidak tau caranya berdandan.     

"Itu baru istri Tuan Ju. He ... " Kata tukang make up itu sambil tersenyum senang.     

"Oh iya, gaun anda sangat cantik, saya suka. Sepertinya ini koleksi terbaik dari perancang Cleo yang sudah banyak diburu oleh para sosialita.     

Sayang nya banyak yang kecewa karena stok sangat terbatas." Lanjut tukang make up sambil mulai merias wajah Qiara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.