Istri Kecil Tuan Ju

Ekpsresi Yang Menyebalkan.



Ekpsresi Yang Menyebalkan.

0Mendengar teriakan Feny, semua orang di acara itu langsung mengalihkan fokus mereka kepada Qiara dan Feny. Walaupun begitu, Qiara tidak gentar sedikit pun melihat Feny yang marah-marah. Dia malah tersenyum mengejek kearah Feny.     

"Feny ... Apa kamu kenal gadis ini?" Tanya Sherly yang baru saja muncul dari arah belakang Qiara. Feny langsung menoleh kearah sumber suara.     

Seketika itu Feny tersenyum manis karena Sherly adalah putri tunggal pak wali kota yang merupakan teman kuliah kakak Feny yang tak lain adalah Fanya.     

Meskipun mereka tidak akur karena menyukai lelaki yang sama dengan nya. Namun, Sherly cukup kenal sama Feny.     

"Tentu saja saya mengenalnya. Karena dia adalah teman SMA ku di Bandung. Dia terkenal kasar, suka bolos dan selalu berada di peringkat terbawah. Qiara tetap tenang dan tidak terkejut melihat kehadiran Sherly. Ia pun mengabaikan keduanya karena berfikir kalau mereka hanyalah orang sirik yang ingin menjadi seterkenal dirinya.     

Tidak lama setelah itu, Qiara pun kembali mengunyah makanan nya.     

"Ohhh ... Benarkah? "Kata Sherly sambil menyilangkan kedua tangannya ke dada, lalu menatap Qiara sambil tersenyum licik.     

"Betul itu kak. Tidak hanya itu, dia juga seorang perempuan yang suka merebut pacar orang. Karena aku juga pernah jadi korbannya. " Jelas Feny sambil menganggukkan kepalanya.     

Mendengar perkataan Feny. Qiara menyeringai kearahnya sambil mengunyah makanannya.     

'Aisss ... Alangkah menyedihkannya perempuan satu ini. Siapa yang dia tuduh merebut pacarnya? Kalau pada kenyatannya Qiano tidak pernah meliriknya. Rasanya, biji matanya ingin aku berikan pada ikan pirang sebagai makanan, agar dia tidak bisa melotot lagi. Tidak hanya itu, mulutnya semakin lama semakin bau, pengen rasanya aku sumpel pakai kotoran sapi. ' Batin Qiara sambil mengertakan giginya.     

"Aku percaya apa yang kamu katakan. Karena dari tampangnya saja sudah busuk." Ucap Sherly sambil menatap tajam kearah Qiara.     

"Kalau begitu, kenapa kakak tidak usir dia dari sini? Ini kan acara yang di selenggarakan oleh keluarga anda." Kata Feny yang mulai mengompori Sherly. Mendengar perkataan Feny. Sherly pun tersenyum licik.     

Setelah itu ia mendekat kearah Qiara.     

"Hallo ... Yang katanya Istri Tuan Ju. Kita ketemu lagi. Mumpung ketemu, aku hanya ingin bilang padamu agar kamu segera berlari meninggalkan Julian. Karena kamu tidak akan pernah bisa menang dariku. Lihatlah tempat dan acara ini! Semua nya disiapkan untuk membahas pernikahanku dengan Julian. Jadi, sebelum kamu sakit hati, sebaiknya kamu pergi dadi sini!" Bisik Sherly sembari menyeringai. Ia berusaha terlihat seperti perempuan polos yang baik hati, karena hari ini dia menjadi sorotan banyak orang.     

Melihat tidak terjadi apa-apa semua orang pun langsung memalingkan padangan kearah yang lain. Hal itu di manfaatkan Sherly untuk mencari simpati. Terutama Julian yang sedang ngobrol bersama orang tua nya dan tentunya ada Papa Julian juga. Sayangnya Sherly mengancam orang yang salah, karena Qiara terkenal tidak punya rasa takut pada siapapun kecuali Ibu nya dan tatapan tajam Julian.     

Tidak hanya itu, Qiara paling tidak suka berbohong bahkan ia takut akan hal itu. Begitulah Renata mendidik anak nakalnya. Selama anak nya jujur, maka kenakalannya adalah hal biasa. 'Mati kamu Qiara ... Sepertinya kakak Sherly tidak menyukaimu. Tentu, dia akan menyingkirkan mu. Sayang sekali, kalau kamu harus mendapat lawan seperti Kak Sherly yang memiliki kekuatan besar. ' Batin Feny seraya menyeringai kearah Qiara.     

"Memangnya salah banget ya kalau aku datang? " Tanya Qiara dengan ekspresi polosnya sambil menikmati makanan yang masih dia kunyah.     

"Sepertinya kamu tidak takut pada ancaman ku." Kata Sherly dengan memandang Qiara heran.     

"Takut? Hahaha ... Biasanya rasa takutlah yang tidak berani menghampiriku, karena katanya aku terlalu cantik."Jawab Qiara cengengesan.     

Sherly langsung mengepalkan tinjunya melihat Qiara yang tidak memiliki rasa takut pada ancaman nya. Biasanya dia selalu berhasil mengancam siapapun dengan kekuasaan yang dia miliki. Tapi, kenapa tidak mempan pada Qiara? Fikir nya.     

"Baiklah? Mungkin aku harus memberitahu mu sedikit, kalau ancaman ku, tidak main - main. " Ucap Sherly sambil tersenyum licik.     

Setelah itu ia pun berjalan mendekati Qiara, lalu ia langsung memeluk Qiara. Seketika itu kepala Feny terasa bertanduk melihat sikap hangat Sherly yang dia fikir kalau ia sudah ingin menjalin pertemanan dengan Qiara.     

"Arrrggg ... " Tiba - tiba saja, Sherly berteriak dengan kencang ketika ia menjatuhkan dirinya ke lantai seolah Qiara lah yang menjatuhkan nya.     

'Waoo ... Kakak Sherly pintar juga. Aku bantuin dia deh, agar si Qiara bisa mampus malam ini. ' Batin Feny seraya tersenyum melihat tindakan Sherly yang pura -pura jatuh.     

Mendengar teriakan Sherly, semua orang langsung menoleh. Seketika itu kedua orang tua Sherly berlari menghampiri putri mereka yang sedang jatuh di lantai. Melihat ulah Sherly. Ekspresi Qiara tidak berubah sedikit pun, bahkan dia tidak panik karena baginya, selama dia tidak melakukan kesalahan. Maka, selama itu juga dia tidak akan khawatir atau cemas terhadap apa pun atau menghadapi orang semacam Sherly.     

"Ya ampun ... Sherly, ada apa denganmu sayang? Kenapa kamu bisa jatuh?" Tanya Mama Sherly dengan panik seraya membantu putrinya yang masih kesakitan."Makanya, lain kali kamu hati - hati Sherly! Atau, jangan menggunakan sepatu hak yang ketinggian agar kamu tidak terjatuh." Sambung Papa nya seraya memberi nasehat agar putrinya bisa lebih berhati - hati di masa depan. "Maaf Paman dan Bibi kalau saya lancang! Tapi, Kak Sherly bukan jatuh biasa. Tapi, dia di dorong oleh wanita itu!" Kata Feny yang mencoba membantu Sherly untuk memuluskan renacan nya. Mendengar keterangan saksi, Mama Sherly langsung menoleh kemana arah telunjuk Feny. Setelah itu, Mama Sherly langsung berdiri memandang Qiara yang tenang tanpa dosa. Sehingga, siapapun yang melihat raut wajah menyebalkan Qiara, mereka pasti akan kesal setengah mati, begitulah kalau kata Lola sahabat Qiara semasa SMA."Sayang .. Katakan pada Mama! Apakah benar kalau gadis kecil ini sudah berani mendorongmu?" Tanya Mama Sherly dengan ekspresi gelap setelah ia membantu Sherly untuk berdiri lagi. Mendengar pertanyaan perempuan paruh baya di depannya itu. Qiara terdiam dan mengamati mata sang istri wali kota itu. Tanpa menjawab pertanyaan Mama Sherly. Qiara memasukkan makanannya lagi ke mulut menggunakan garpu di tangan kanannya sambil memandang Mam Sherly tanpa ekspresi. Seketika itu, Mama Sherly menjadi geram, begitu pun Feny dan Sherly. Mereka menganggap Qiara adalah gadis aneh. "Ada apa ini?" Mendengar suara itu, semua orang berbalik melihat ke arah sumber suara. Tampak sosok lelaki tanpa ekspresi apa pun. Lelaki itu berjalan menyibak kerumunan dengan stelan jas mewah, dan postur tubuh tinggi serta memiliki paras wajah yang terlihat kalem dan mempesona.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.