Istri Kecil Tuan Ju

Di Fitnah.



Di Fitnah.

0"Ada apa ini?" Mendengar suara itu, semua orang berbalik melihat ke arah sumber suara. Tampak sosok lelaki tanpa ekspresi apa pun. Lelaki itu berjalan menuju kerumunan dengan stelan jas mewah, dan postur tubuh tinggi serta memiliki paras wajah yang terlihat kalem dan mempesona.     

Melihat lelaki itu, para sosialita itu tidak bisa menahan diri dari mengagumi sosok nya. Sementara Sherly tersenyum licik melihat kedatangan Julian, karena dia yakin kalau Julian akan berpihak padanya. Dia masih ingat betul kalau Julian akan selalu membantunya saat dia berada dalam kesulitan pas mereka masih muda.     

Sedangkan Qiara tidak memiliki ekpsresi berlebihan ketika melihat Julian muncul.     

"Julian ... Lihatlah Sherly mu ini! Dia di dorong oleh gadis kasar itu! Kasian sekali anak malang ku. Lagi pula, siapa dia dan mengapa dia ada disini?" Kata Mama Sherly sambil menatap Julian dengan ekpsresi sendu. Julian mengerutkan keningnya seraya melirik Qiara dengan sinis. Melihat itu, Sherly tersenyum kecil. 'Dia istrinya? Hah ... Aku tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang lelaki terhormat seperti Julian mau memperistri perempuan bodoh dan kasar seperti wanita ini. Jika pun dia benar istrinya, kemungkinan Julian tidak akan mau mengakui dia.' Batin Sherly seraya berpura-pura menahan sakit.     

"Kakak Julian ... Apa yang dikatakan Mama itu benar. Aku tidak tau salah ku apa, tapi dia malah mendorongku! Tapi, aku tidak marah kok, aku cuma heran saja!" Kata Sherly dengan sedih.     

"Ya ampun ... Hati putriku sangat baik dan lembut. Julian, kamu harus bersyukur memiliki calon istri seperti Sherly. Karena, banyak lelaki di luar sana yang melamarnya. Tapi, dia menolaknya begitu saja demi kamu." Sambung Mama Sherly sambil mengusap bahu putrinya yang terlihat lemas dan masih menahan sakit.     

Untungnya, Papa Julian harus pergi terlebih dahulu karena dia harus mengurus kampanyenya yang akan di lakukan besok. Tanpa menghiraukan perkataan Mama Sherly. Julian pun langsung melewati nya dan menatap Qiara penuh arti.     

"Apa yang di katakan mereka itu benar?" Tanya Julian sambil menatap ke dalam mata Qiara yang tenang.     

"Menurutmu?" Tanya Qiara balik sambil menantang tatapan Julian. Semua orang di tempat itu merasa heran dengan tatapan Qiara dan jawaban ketusnya pada Julian.     

"Wahh ... Siapa gadis muda itu? Kenapa dia berani sekali menantang Tuan Ju. Dia tidak punya takut karena sudah menyinggung dua keluarga paling berpengaruh di kota A ini. " Bisik salah satu tamu.     

"Iya. Dia tidak sadar kalau orang yang dia pelototi dan dorong adalah dua orang dari keluarga berpengaruh. Aku yakin, setelah ini dia akan di usir dari kota A. "Sahut yang lain nya.     

"Tapi tunggu! Lihat perhiasannya. Apakah itu asli?" Tanya perempuan yang pertama berbisik itu.     

"Lupakan perhiasan nya. Karena itu mudah di tiru. Lagi pula, jika pun itu asli, tetap saja tidak akan membuatnya lolos dari hukuman keluarga besar Sherly." Kata Yanga lainnya.     

Mereka pun mengangguk mendengar apa yang di katakan temannya. Setelah itu, mereka kembali fokus pada keributan itu.     

"Kalau begitu kita pulang!" Mendengar apa yang di katakan Julian, Sherly dan keluarga nya tertegun. "Julian tunggu! Kenapa kamu mengajaknya pulang?" Tanya Mamanya Sherly dengan ekpsresi yang rumit. Mendengar pertanyaan Mamanya Seherly, Qiara melotot kearah Julian. 'Please jangan kasih tau mereka kalau aku adalah istrimu! Kalau kamu sampai mengatankan nya, aku akan membunuhmu Julian!' Batin Qiara. Qiara benar-benar takut kalau Julian sampai mengatakan kalau dia adalah istrinya. Karena disana ada Feny yang akan selalu membuat masalah dengannya. Tentu, dia akan kena buly.     

"Dia datang denganku, oleh karena itu dia harus pulang denganku." Jawab Julian setelah melihat lirikan mata Qiara yang tajam sekaligus mengerikan itu. Mendengar jawaban Julian, Qiara pun bisa bernafas lega. 'Untungnya dia mengerti isyarat yang aku berikan. Aku akan membuat kan teh manis buatmu nanti.' Batin Qiara sambil tersenyum kecil.     

"Ohhh ... Gadis kecil ini kamu yang bawa? Kalau begitu tolong berikan keadilan mu buat Sherly! Dia sudah diperlakukan buruk, oleh karena itu kamu harus beri gadis kecil tidak tau diri ini pelajaran!" Kata Mama Sherly sambil memandang Qiara dengan sinis.     

"Tante mau aku melakukan apa padanya?" Tanya Julian tanpa ekspresi. 'Apakah lelaki mesum ini percaya kalau aku tidak salah? Atau sebaliknya dia tidak percaya dan akan memarahiku? Apapun yang dia fikirkan, aku tidak akan pernah minta maaf untuk perbuatan yang tidak aku lakukan jika pun dia memintaku untuk meminta maaf pada gadis licik itu.' Batin Qiara seraya menyeringai ke arah Sherly yang terus berpura - pura lemah dan kesakitan.     

"Aku ingin kamu tampar gadis kecil ini, setelah itu dia harus meminta maaf pada putriku! " Jawab Mama Sherly sambil menunjuk kearah Qiara. Mendengar apa yang diperintahkan Mama Sherly. Julian pun langsung menoleh ke arah Qiara lagi.     

"Apa kamu mau minta maaf pada nya?" Tanya Julian pada Qiara dengan suara yang lembut. Sherly mengepalkan tinjunya melihat sikap lembut Julian pada Qiara. 'Kurang ajar. Harusnya sikap lembut dan tatapan yang hangat itu untukku. Kenapa Julian harus memperlihatkannya pada gadis kasar itu? Aku tidak terima ini.' Batin Sherly sambil menggertakan giginya.     

"Sayangnya, saya tidak suka minta maaf jika memang itu bukan salah saya sendiri, dan sudah jelas kalau gadis munafik ini menjatuhkan dirinya." Jawab Qiara sambil menatap Sherly dengan tatapan jijik.     

"Yaaa ... Beraninya kamu fitnah Kak Sherly. Aku saksinya, kalau kamu yang sudah mendorong Kak Sherly hingga dia jatuh. " Kata Feny yang mencoba mencari muka di depan keluarga Sherly. Feny yang datang dengan Ibu nya itu pun merasa berjasa pada Sherly karena sudah membelanya.     

"Apakah itu benar sayang? Jadi, kamu menyaksikan bagaimana gadis kurang ajar ini membuat Sherly jatuh?" Tanya Ibu Feny pada Feny sambil menatap jijik kepada Qiara.     

"Tentu Ma. Dia adalah gadis paling nakal di sekolah. Jadi, tidak heran kalau dia bisa menyakiti orang lain." Sahut Feny sambil menyeringai jijik kearah Qiara. Feny dan ibu nya adalah dua orang yang sama dan memiliki watak yang sama. Tidak seperti Fanya yang masih bisa menghargai orang lain.     

"Terang saja kamu bilang begitu, karena kamu gadis yang sama munafiknya dengan perempuan itu." Ucap Qiara seraya menatap Sherly dengan sinis.     

Julian tersenyum kecil melihat betapa tidak kenal takutnya Qiara ketika mengatakan sesuatu yang ada di dalam fikirannya dengan blak blak kan. 'Dia memang istriku. Tidak akan ada yang bisa menindas nya. Namun, sikap nya akan mengundang banyak musuh. ' Batin Julian.     

"Dasar jalang! Berani sekali kamu mengatakan begitu pada putriku! Aku akan membuatmu menyesal. " Teriak Mama Sherly sambil mengangkat tangan kanannya hendak menampar Qiara. Namun, sebelum talapak tanganya sampai di pipi Qiara, Julian menahan tangan Mama Sherly dengan tatapan gelap. Semua orang langsung kaget melihat Julian menahan tangan Mamanya Sherly. 'Kakak Julian, kenapa kamu melakukan ini pada calon ibu mertuamu? Hanya karena wanita brengsek ini!' Batin Sherly sambil mengepalkan tinjunya.     

"Julian ... Kenapa kamu menahan Mama? Aku ini calon mertuamu. Tapi, kenapa kamu menahan ku? Apa kamu ingin menghukumnya sendiri?" Tanya Mama Sherly dengan tatapan yang heran.     

"Tangan Tante terlalu lembut untuk menampar dia. Kalau begitu, kami akan pamit pulang sekarang!" Setelah mengatakan itu, Julianpun melepaskan tangan Mama Sherly.     

Tidak lama kemudian, ia menarik tangan Qiara untuk meninggalkan acara itu. Qiara pun mengikuti Julian dengan patuh tanpa banyak kata dan tanya.     

"Kak Julian ... Kenapa kamu pergi begitu saja? Acara ini belum selesai. Kamu tidak menghargai Mama dan Papa ku. " Kata Sherly yang berusaha mencegah Julian pergi. Namun, Julian tidak menoleh sedikit pun. Ia terus saja melanjutkan perjalanannya bersama Qiara tanpa menoleh sedikit pun.     

"Sherly ... Apa yang kamu lakukan? Jangan permalukan dirimu dengan mengejar Julian. Kita bisa melakukannya dengan cara lain. Sekarang kembalilah ke acara kita dan temani semua tamu dengan baik!" Kata Papa Sherly yang sedari tadi diam karena ingin tau apa yang akan Julian lalukan. Tapi, dia tidak menyangka kalau Julian akan mengabaikan putri kesayangannya itu.     

"Tapi Pa ... " Sherly tidak bisa melanjutkan kalimatnya ketika sang Papa memberinya tatapan yang mengerikan.     

Tidak lama kemudian, Sherly pun mematuhi perintah Papa nya. Karena ia tau bagaimana sang Papa selalu memberikan yang terbaik buatnya.     

'Kali ini aku biarkan kalian lolos. Namun, bukan berarti aku mengaku kalah. Awas saja kamu gadis kasar! Aku akan memberikanmu pelajaran berharga yang tidak akan perbah bisa kamu lupakan.' Batin Sherly seraya kembali menikmati acara makan malam itu.     

Semua tamu nya juga kembali tenang. Di waktu yang sama. Qiara diam membisu di tempat duduknya. Ia tidak berani mengganggu Julian yang sedang fokus menyetir. 'Apa dia sedang marah karena aku membuatnya terlihat sangat buruk di depan rekan kerjanya? Tapi, kenapa wanita tua itu mengatakan kalau dia adalah calon mertua Julian. Jujur, hatiku tidak enak mendengarnya. Apa mungkin, Julian sudah di jodohkan dengan gadis munafik itu?' Batin Qiara dengan ekspresi yang rumit.     

"Apa yang kamu fikirkan?" Mendengar pertanyaan Julian, Qiara pun langsung menoleh kearah julian.     

"Kamu bicara denganku?" tanya Qiara balik dengan ekspresi bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.