Istri Kecil Tuan Ju

Hari Pertama Masuk!



Hari Pertama Masuk!

0"Istriku sayang! Lihatlah betapa sehatnya suamimu ini! Apa perlu aku buktikan di mobil dengan itu ..." Kata Julian sambil mengedipkan matanya kearah Qiara seraya tersenyum licik.     

Qiara langsung memasang ekspresi buruk karena mengerti apa yang Julian maksudkan.     

"Kalau kamu sudah kembali menjadi lelaki mesum, itu artinya, kamu sudah baik - baik saja. Kalau begitu, ayo pergi!" Kata Qiara dengan ketus seraya melangkah pergi mendahului Julian.     

Tanpa mengatakan apapun. Julian pun segera pergi menyusul Qiara sambil tersenyum geli. Karena dia lagi-lagi bisa membuat Qiara merasa kesal. Tidak lama setelah itu, mereka pun pergi meninggalkan area pantai itu.     

Di hari berikutnya. Qiara terbangun dari tidurnya. Ia tidur di kamarnya karena dia belum mau tidur bersama Julian. Walaupun mereka sudah melakukan hubungan suami istri.     

Hari ini Qiara terbangun dengan semangat karena hari ini adalah hari pertama Ia masuk kuliah. Sedang, kepindahan nya ke Asrama ia tunda dulu hanya untuk memastikan keadaan Julian, apakah sudah benar-benar baik. Setelah selesai dengan semua urusannya di kamar. Qiara pun bergegas keluar untuk menyiapkan sarapan dengan bantuan pelayan nya. Kebetulan juga pelayan Mu belum kembali. Sehingga ia tidak perlu di ganggu oleh pelayan Mu yang menguasai semua pelayan.     

"Bagaimana masakan ku?" Tanya Qiara dengan harap-harap cemas.     

"Enak. " Jawab Julian sembari menyembunyikan sesuatu di balik senyum nya saat mengunyah sarapan buatan Qiara.     

"Syukur deh kalau kamu suka, itu artinya aku berhasil. Soalnya, aku sudah belajar semalam di YouTube. " Ucap Qiara dengan sombong. 'Iya. Makananmu sangat enak. Sampai aku tidak mengenali rasa nasi karena ini bukan nasi, melainkan garam.' Batin Julian sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.     

"Oh ya, aku fikir kamu juga sudah sembuh . Jadi, aku sudah menelpon pihak Asrama kalau aku akan pindah besok. Selain itu, kamu tidak perlu khawatir akan keuanganku. Karena aku sudah bekerja paruh waktu di salah satu cafe yang tidak jauh dari area kampus. Selain itu, aku akan fokus melukis sampai aku bisa membuktikan kalau aku layak menjadi pasanganmu. " Jelas Qiara setelah menyesap minumannya.     

"Iya. Tapi tunggu! Tadi, kamu bilang mau bekerja di cafe? Apa aku tidak salah dengar?" Tanya Julian yang juga baru saja menyelesaikan makanannya yang keasinan.     

"Iya. Aku ingin meniti karirku dari bawah. Sehingga, aku tidak terus-terusan merepotkanmu. Dengan bekerja di cafe, aku berharap banyak mendapatkan ilmu tentang betapa kerasnya bekerja serta memenuhi kebutuhanku sehari - hari." Jawab Qiara yang merasa bangga dengan keputusannya. Mendengar penjelasan Qiara. Julian terdiam sejenak. Dia mencoba menelaah apa maksud dari Qiara. Namun, di sudut hatinya yang paling dalam. Ia merasa bangga pada Qiara yang mau memulai dari bawah.     

"Jadi, aku tidak akan bisa menghalangimu? Apakah begitu?" Tanya Julian lagi.     

" Tentu. Kamu harus bangga pada istrimu yang ingin mendiri ini. Dan, tolong jangan ungkap hubungan kita dulu. Karena aku ingin fokus menjalani keseharian ku sebagai mahasiswi baru. " Kata Qiara lagi.     

"Baiklah! Aku akan izinkan kamu melakukan apa pun. Cuma, kamu harus tanggung resikonya sendiri. Karena rindu ku tidak akan bisa menunggu." Setelah mengatakan itu, Julian menyeka mulutnya dengan tisu.     

Setelah itu ia berangkat ke kantor meninggalkan Qiara yang masih duduk diam di kursi nya. 'Apa maksud Julian dengan mengatakan kalau rindunya tidak bisa menunggu? Ahhh ... Rasanya pusing kepalaku memikirkannya. Lebih baik aku berangkat ke kampus sekarang.' Batin Qiara.     

Setelah itu ia pun berdiri hendak meninggalkan ruang makan. Namun, ia berhenti ketika mengingat kalau dia belum mencicipi makanannya. Karena Julian mengatakan itu enak, ia pun merasa penasaran dan mencoba mencicipinya.     

"Ummm ... Ini mah garam ... Bukan nasi." Ucap Qiara seraya meludahkan makanan yang baru saja masuk ke mulutnya.     

"Kalau ini memang asin, kenapa Julian mengatakan enak? Apa dia hobi makan garam? Haruskah aku buatkan dia makanan yang asin di masa depan?" Lanjut Qiara lagi seraya bertanya pada dirinya sendiri.     

Karena merasa sudah terlambat. Qiara pun bergegas masuk ke kamarnya untuk mengambil tas. Tidak lama kemudian, ia pun berlari keluar karena taxi nya sudah menunggu. Sesampai nya di kampus, Qiara berjalan dengan semangat yang menggebu.     

Tepat saat itu ia mendengar seseorang memanggil namanya.     

"Qiara ... " Suara akrab yang berasal dari arah belakang Qiara itu pun terdengar sangat dekat. Qiara pun langsung menoleh dan menemukan wajah cantik Orlin, si gadis blasteran Korea-Indonesia itu.     

"Pagi Orlin!" Sapa Qiara dengan senyum merekah yang menghiasi wajahnya.     

"Pagi Qiara ... Oh ya. Aku sedih ketika tau kalau kita berada di kelas yang berbeda." Kata Orlin setelah berjalan sejajar dengan Qiara.     

"Tentu saja beda. Kamu kan mengambil jurusan musik. Sedang aku mengambil jurusan seni lukis. Walaupun sebenarnya aku ingin mengambil jurusan arsitektur, tapi otakku tidak sampai di sana. "Jelas Qiara dengan singkat.     

"Iya, aku sudah tahu itu. Kan, kamu sudah pernah bercerita tentang itu. " Jawab Orlin dengan santai.     

Tepat saat mereka sedang asyik ngobrol. Qiara tidak sengaja menabrak seorang lelaki.     

"Aaauuu ... " Ringis Qiara ketika bahunya bersinggungan dengan bahu lelaki itu. Orlin pun langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya karena merasa kaget.     

"Yaaa ... Apa kamu tidak punya mata? Jalan segede ini tapi kamu masih bisa menabrak orang." Kata Qiara dengan kesal sambil memegang bahunya. "Maaf! Aku tidak sengaja menabrakmu" jelas lelaki itu singkat sambil mengambil bukunya yang jatuh akibat tambarakan dengan Qiara.     

"Lain kali hati - hati! " Ucap Qiara.     

Setelah itu ia pun pergi meninggalkan lelaki itu. Namun, ia langsung berhenti ketika mengingat suara yang tadi. 'Tunggu! Perasaan, suara tadi aku kenal banget. Apa mungkin ... ' Batin Qiara sambil berbalik melihat lelaki yang baru saja selesai membersihkan bukunya yang kotor.     

"Qiara ... Kenapa kamu malah berhenti? Ada apa? Apa kamu mau memarahi lelaki itu pagi?" Tanya Orlin dengan heran.     

"Sebentar! Ada yang ingin aku pastikan." Kata Qiara seraya mendekati lelaki itu. Orlin hanya diam dan memperhatikan apa yang Qiara akan lakukan.     

"Permisi! Apa kamu mahasiswa baru?" Tanya Qiara dengan ragu. Entah kenapa jantung Qiara berdetak tidak karuan hanya karena ia melihat punggung lelaki itu dan mendengar suara yang juga akrab di telinga nya. Lelaki itu pun langsung berbalik. Tepat saat lelaki itu menoleh Qiara kaget karena ternyata dia adalah Qiano. Cinta pertama dia tinggalkan di pantai waktu itu. Hanya karena tidak mau Qiano tau kalau dirinya sudah menikah. Qiano adalan lelaki yang cool, dan cuek, tapi entah mengapa banyak wanita yang jatuh cinta dengannya. Mungkin karena Prestasi dan ketampanannya. Itu menurut Qiara yang mengenalnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.