Istri Kecil Tuan Ju

Kenapa Kamu Melakukannya?



Kenapa Kamu Melakukannya?

Mendengar bisik - bisik itu. Qiara pun kaget dan langsung membuka penutup wajahnya ketika ia merasa orang yang sedang dibicarakan itu adalah orang yang dia kenal.     

"Qiano ... " ucap Qiara dengan lirih saat melihat darah membasahi kemeja Qiano. Hatinya pun terasa sakit melihat bahu Qiano yang tertusuk. 'Siapa pemuda itu? Berani sekali dia melangkahi ku untuk mendapat simpati Rena. Tapi, jika dia ingin mendapat simpati Rena. Kenapa dia justru menerima tusukan itu? Harusnya kan dia membantu Rena untuk memberikan pelajaran kepada Siska.     

Namun, dia melakukan sebaliknya. Apa dia berada di pihak Siska?' Batin Jhonatan dengan heran. Dengan perlahan, Qiara mendekat untuk mendengar dan melihat lebih jelas apa yang mereka bicarakan Adan apa yang sedang terjadi. 'Ya ampun ... Siapa pemuda yang sudah menolongku ini? Kenapa kemunculannya membuat para gadis fokus kepadanya sambil tersenyum menjijikkan begitu? Tapi, kalau dilihat dari tubuh bagian belakangnya sih, dia sepertinya cowok tampan. Akan tetapi, dia sepertinya mahasiswa baru kalau dilihat dari seragam yang dia pakai.' Batin Siska sembari memperhatikan pemuda yang sedang membelakanginya.     

"Siapa kamu? Kenapa kamu menghalangiku dan mengorbankan dirimu untuk perempuan brengsek itu? Apakah kamu pacarnya sampai kamu rela mengorbankan dirimu?" Tanya Rena dengan tatapan tajam. Tanpa menjawab pertanyaan Rena. Qiano pun mencabut tusuk konde itu tanpa ekpsresi apapun.     

"Aaarggg ... " Rena dan yang lainnya kaget melihat Qiano mencabut tusuk itu dari bahunya.     

"Jangan lalukan hal yang akan merugikan mu! Jika dia terluka maka kamu akan berada dalam masalah." Ucap Qiano seraya mengembalikan tusuk konde itu.     

Tidak lama setelah itu, Qiano pun beranjak pergi dari hadapan Rena dan yang lainnya.     

"Tunggu!" Rena menarik lengan Qiano karena dia merasa belum selesai bertanya.     

"Ada apa lagi?" Tanya Qiano seraya menahan rasa sakit di bahunya yang terus mengeluarkan darah.     

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku. Kenapa kamu orang asing melakukan ini? Apa kamu ingin menjadi pahlawan kesiangan? " Tanya Rena sembari menekan lengan Qiano yang.     

"Ummm ... " Qiano berusaha menahan rasa sakit akibat genggaman erat tangan Rena, ditambah cengkeraman kuku panjang Rena yang terasa menusuk menembus kemeja nya.     

"Katakan cepat!" Teriak Rena dengan ekspresi yang menakutkan. Semua orang pun takut kepada Rena setiap kali dia mengamuk.     

"Aku tidak berniat untuk menjadi pahlawan kesiangan. Tapi, aku hanya tidak ingin seseorang merasa sedih ketika melihatmu berada dalam masalah. Jika, dia yang kamu lukai, tentu kamu harus berurusan dengan hukum, karena dia pasti menuntut mu. Cuma itu!" Jelas Qiano sambil menatap tajam kedalam mata Rena. Qiano tau betul kalau Qiara sangat menyukai Rena. Itulah sebabnya dia sangat ingin masuk fakultas seni Kemas Agar bisa bertemu dengan idolanya. Mendengar penjelasan Qiano. Hati Qiara langsung tersentuh. Secara tidak langsung, Qiano sedang berkorban untuk menjaga hatinya. 'Qiano ... Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu harus berkorban sejauh ini padaku? Aku takut jika kamu kecewa ketika tau kalau aku sudah menikah. Meskipun aku tidak tau perasaanmu padaku. Tapi, aku bisa merasakan seperti apa kamu memandangku.' Batin Qiara dengan tatapan yang berkaca-kaca.     

"Apa kamu yakin cuma itu alasanmu?" Tanya Rena lagi pada Qiano seraya mengeratkan lagi cengkeraman tangannya.     

"Tunggu! Sepertinya aku pernah mendengar suaramu. Juga, aku tidak asing dengan wajahmu. Apa kita pernah bertemu? " Tanya Rena lagi sambil memperhatikan Qiano dari atas hingga ke bawah. Sementara itu, Qiano semakin kesakitan sehingga para mahasiswa dan mahasiswi lainnya merasa kasian. Sedangkan para dosen dan Dekan sedang rapat sehingga tidak ada yang melarang mereka. Pak satpam pun tidak punya kekuatan untuk mengehentikan para anak orang kaya yang memadukan kekuasaan orang tua mereka terutama Siska.     

"Lepaskan dia! Kenapa kakak terus memaksanya? Kaka sudah menyakitinya dengan menusuk bahunya, tapi mengapa kakak masih menyakiti lengannya?" Kata Qiara setelah menyingkirkan tangan Rena dari lengan Qiano.     

"Bukankah kamu anak baru yang kemarin meminta nomerku?" Tanya Rena setelah melihat Qiara.     

"Benar itu kak! Saya Qiara dan ini teman baik saya Qiano. Dia menghalangi kakak untuk membuatku tidak sedih dan khawatir jika kakak dalam masalah. Karena dia tau kalau aku penggemar kakak. " Jelas Qiara tanpa ekspresi.     

Rena terdiam mendengar penjelasan Qiara. Untuk seorang penggemar, wajar dia khawatir pada idolanya. Akan tetapi, dia juga sudah terlanjur di permalukan oleh Siska dan Qiano sehingga ia tetap tidak terima dengan apa yang dilakukan Qiano.     

"Natan ... Bukankah itu perempuan yang kamu akui sebagai pacarmu? Kenapa dia malah membela lelaki itu? Apakah itu artinya dia sedang berselingkuh darimu?" tanya sahabat Natan yang sedari tadi memperhatikan wajah kesal Natan.     

"Diam kamu ... ! " Ucap Natan dengan sinis.     

Seketika itu sahabat Natan langsung terdiam karena takut membuat Natan semakin kesal. 'Apakah benar kalau pemuda itu temannya gadis bar-bar itu? Tapi, kenapa dia harus melindungi Siska dan membuat kesal Rena? ' Batin Natan dengan ekspresi yang bingung.     

Karena merasa bosan. Natan pun pergi meninggalkan tempat itu. Ia merasa tidak di butuhkan lagi di tempat itu. Juga, tidak berhasil membuat Rena menaruh perhatian padanya. Hanya Rena yang tidak menganggapnya ada ketika semua gadis di kampus itu mengejar-ngejarnya.     

"Siska ... Bukankah dia gadis yang membuatmu terluka kemarin? Apa kamu ingat waktu itu?" bisik teman Siska ketika ia mengingat bagaimana mereka bertiga kalah oleh Qiara.     

"Iya, aku baru ingat dengan gadis ini. Sepertinya dia kuliah disini. Tapi, aku akan pastikan kalau dia tidak akan kuliah disini. Lihat saja nanti! Sekarang, kita lebih baik pergi mumpung perempuan gila itu jinak." Kata Siska sambil tersenyum licik.     

"Oke. Kami percaya kalau kamu bisa melakukannya dengan kekuatan Papa mu di kampus ini. Setelah itu, tidak akan ada yang bisa membantu gadis berbaya itu. Pantas saja dia menjadi penggemar orang gila itu, karena dia juga gila. " Kata sahabatnya sambil menyeringai kearah Qiara.     

"Sudahlah, jangan hiraukan kumpulan orang gila itu. Sebaiknya kita pergi cari makan sekarang! "Sahut sahabat Siska yang satunya lagi.     

"Ide bagus itu. " Kata Siska sembari berbalik meninggalkan tempat itu. Ia juga malas berlama-lama di tempat itu karena Jhonatan sudah pergi. Padahal dia berharap Jhonatan lah yang akan membela nya.     

"Ayo pergi!" Ucap sahabat Siska lagi, sambil mengikuti Siska dari belakang dengan patuh.     

Siska pergi dengan senyum puas karena dia bisa merusak citra seorang Rena di depan seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi. Tidak hanya itu, Siska juga melihat betapa girangnya beberapa mahasiswa mengambil gambar dan vidio pertengkaran mereka. Siska yakin semua orang yang melihatnya akan berpihak padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.