Istri Kecil Tuan Ju

Menyukai Kebohongan



Menyukai Kebohongan

0Mendengar pertanyaan Julian. Qiara pun langsung berfikir dan mengingat-ingat kejadian yang baru saja dia lalui. Julian pun sabar menunggu jawaban Qiara.     

Meskipun dia sudah mendapatkan informasi dari sopir nya. Tapi, dia ingin Qiara sendiri yang bercerita. Selain itu dia juga ingin tau seperti apa tingkat kejujuran Qiara.     

"Ohhhh ... Iya. Tadi, pas pulang itu. Ada dua senior yang lagi berantem. Mereka sangat menakutkan. Tidak lama setelah itu, salah seorang teman SMA ku yang juga kuliah disini, terluka hanya untuk menghentikan perkelahian mereka. Sedangkan Jhonatan yang sedari awal melihat pertengkaran mereka. Hanya diam menonton. Itu membuatku kesal pada adik ipar itu. Karena temanku terluka. Aku pun mengantarkan nya ke rumah sakit. Sudah, itu aja cerita untuk hari ini. " Jelas Qiara panjang lebar.     

Mendengar jawaban Qiara. Julian pun langsung yakin kalau istrinya sangat mengedepankan kejujuran. Dan itu salah satu kelebihannya. Walaupun dia di cap gadis yang buruk.     

"Baguslah! Lain kali, jangan terlibat dengan perkelahian apapun di kampus! Gadis baik! Heheheh ..." Ucap Julian sembari membelai kepala Qiara.     

Entah kenapa, Qiara merasa sangat senang dengan perlakuan Julian itu.     

"Aku tidak suka berkelahi sama siapapun. Jika pun aku sampai berkelahi, itu pasti ada alasannya. Tapi, aku akan usahakan untuk menghindari perkelahian. Oh ya,Tuan Ju! Apa aku cantik?" Jelas Qiara.     

Setelah itu, ia pun bertanya sesuatu yang cukup menggelikan sambil berbaring di sofa dengan posisi kepala ada di pangkuan Julian.     

Seketika itu, Julian melemaskan kakinya agar kepala Qiara bisa nyaman. Mendengar pertanyaan Qiara. Julian pun langsung menunduk melihat wajah yang sedang mendongak melihatnya itu.     

'Vania ... Terimakasih karena sudah mengirim adikmu padaku! Dia berhasil membuatku masuk ke dalam dunianya yang seru. Aku ingin menjaga dan membuatnya bahagia tidak hanya karena dirimu. Melainkan karena dia adalah istriku. ' Batin Julian sambil tersenyum dan membelai rambut Qiara.     

"Kenapa kamu memandangku begitu? Apa kamu begitu terpesona dengan aura kecantikanku? " Tanya Qiara lagi yang mulai geram melihat Julian hanya diam tanpa menjawab pertayaannya.     

"Hahahha ... Apa kamu mau jawaban jujur atau bohong?" Tanya Julian balik yang bermaksud menggoda Qiara agar terlihat kesal setelah ia selesai tetrtawa.     

"Aku lebih suka kamu bohong. Karena aku tau jawabanmu pasti tidak mengenakkan." Jawab Qiara dengan cemberut. "Ohhh ... Iya, hampir aku lupa. Bukankah kamu juga ingin memberitahuku siapa dirimu sebenarnya?" tanya Qiara lagi ketika dia mengingat pertanyaannya yang belum di jawab sebelum mereka makan tadi. Dan Julian sudah berjanji akan menjawabnya setelah makan.     

"Ummm ... Siapa aku sebenarnya akan kamu lihat dari jawabanku ini." Kata Julian. Lalu, ia berhenti sejenak untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan perkataannya.     

Qiara pun menatap Julian penuh arti sembari menunggu jawaban apa yang akan diberikan. Qiara benar-benar penasaran dengan jawaban yang bisa menggambarkan siapa Julian itu.     

"Hei ... Tuan Ju! Kenapa lama sekali? Apa kamu sedang mencari jawaban yang tepat?" Tanya Qiara lagi dengan tidak sabaran.     

"Qiara, kamu tidak cantik. Tapi, menarik." Jawab Julian sambil mencuri satu ciuman di bibir Qiara.     

Ekspresi Qiara langsung berubah cemberut ketika Julian berhasil mencuri ciumannya.     

"Haruskah kamu mengambil ciumanku? Aisss ... Dasar mesum. Berarti kamu adalah lelaki yang paling tercela." Ucap Qiara dengan kesal.     

"Ohhh ... Tidak apa - apa aku mesum. Asalkan istriku suka. Hehehee ..." Sahut Julian sambil menggelitik pinggang Qiara.     

"Hahahaha ... Julian ... Geli tau. Hentikan!" Kata Qiara sambil terkekeh dan bangun dari tidurnya. "Hahahhaha ... " Julian mengangkat kedua tangannya sambil terkekeh.     

"Julian ... Beraninya kamu menggelitik ku. Terimalah pembalasanku. Hiyaaaaa ...." Ucap Qiara seraya berdiri menyerang Julian.     

"Sayang ... Hentikan! Maafkan aku! Aku nyerah!" Ucap Julian sambil melindungi dirinya menggunakan kedua tangannya.     

"Maaf Tuan Ju! Tidak semudah itu anda bisa melarikan diri dari saya. " Kata Qiara yang tidak mau berhenti. Ia terus saja menyerang Julian.     

"Hehehe ... " Qiara dan Julian tertawa bersama di atas satu sofa yang berukuran kecil. Julian pun mulai lelah dengan serangan Qiara. Hingga akhirnya dia berhasil menangkap kedua tangan Qiara.     

Setelah itu, ia dengan cepat membaringkan tubuh Qiara di sofa itu seraya menindihnya.     

"Auuu ... Julian. Kenapa kamu membaringkan ku? " Tanya Qiara dengan ekspresi yang rumit.     

"Karena aku adalah lelaki mesum. Maka, jangan heran jika aku selalu bisa mencuri kesempatan dalam kesempitan." Jawab Julian sambil tersenyum licik.     

"Aaarrgggg ... Dasar lelaki mesum. Tidak bisakah kamu meloloskan anak kecil ini dari sifat mesum mu hah?" Teriak Qiara dengan ekspresi yang gelap. Julian semakin bersemangat ketika melihat Qiara mulai marah dan berteriak.     

"Dasar orang aneh. Kalau dimarahi itu takut caranya. Ini malah senyum-senyum." ucap Qiara lagi sambil memalingkan wajahnya. Tanpa mengatakan apapun. Julian melepas kaca matanya.     

Tidak lama setelah itu wajahnya pun, turun mendekati wajah Qiara. Seketika itu jantung Qiara berdetak semakin kencang. Entah kenapa, dia malah memejamkan matanya.     

"Katanya kamu tidak suka sama lelaki mesum. Lalu, apa maksudmu menekankan mata? Apa yang kamu harapkan gadis kecil?" Tanya Julian sambil tersenyum ketika wajahnya sangat dekat dengan wajah Qiara. Mendengar perkataan Julian. Qiara pun, langsung membuka matanya karena malu. Pipi nya pun langsung memerah.     

"Apaan sih? Siapa juga yang memejamkan mata? Apa kamu fikir aku gila? Sekarang minggirlah!" Kata Qiara sambil mendorong tubuh Julian. Namun, sebelum dia benar-benar berhasil menyingkirkan Julian dari atas nya. Julian langsung menutup mulutnya.     

"Ummmm .... " Qiara kaget dan berusaha memberontak. Namun, lagi-lagi dia kalah sama Julian dan menyerahkan dirinya kembali.     

Tidak lama setelah menyelesaikan ciuman mereka yang berlangsung beberapa menit itu. Julian pun melepas ciumannya, saat ia yakin kalau Qiara sudah benar-benar tidak akan menolaknya lagi. Qiara tertegun dan bingung ketika melihat Julian menatap nya begitu lembut sehingga ia tidak bisa menahan diri dari pesona seorang Julian.     

Tanpa menunggu lama lagi. Julian pun mengangkat tubuh Qiara ke gendongannya. Qiara pun, sangat patuh dan membiarkan Julian membawanya ke kamar.     

Setelah sampai di kamar Julian yang luas dan cukup mewah itu. Julian pun langsung membaringkan Qiara di tempat tidurnya dengan pelan. Dengan cepat Julian menindihnya, lalu mencium bibir Qiara lagi.     

"Ummm ... Tunggu!" Qiara tiba-tiba mendorong tubuh Julian sambil menatapnya dengan ekpsresi yang rumit.     

"Ada apa? Apa kamu tidak mau kita melakukannya?" Tanya Julian dengan ekspresi cemas.     

"Bukan begitu. Tapi, aku tidak mau hamil. Jika kita terus melakukannya, aku khawatir akan hamil." Jawab Qiara dengan sedih.     

Mendengar jawaban Qiara. Julian pun tersenyum.     

"Kamu tenang saja! Aku tidak akan membuatmu hamil. Atau pun memaksamu untuk hamil jika kamu belum siap." Ucap Julian dengan ekspresi yang meyakinkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.