Istri Kecil Tuan Ju

Dosen Baru



Dosen Baru

0"Qiara, aku benar-benar suka sama Qiano. Jadi, tolongin aku ya agar bisa jadian dengan Qiano!" kata Orlin lagi sembari memohon pada Qiara dengan ekspresi memelas.      

"Baiklah. Akan aku usahakan. Tapi, aku tidak bisa janji kalau dia akan menerimamu. Karena Qiano itu adalah sosok dingin yang sangat susah di tebak. Jadi, sebaiknya kamu fikir ulang untuk mendekatinya. Aku juga pernah dengar kalau dia itu belum mau pacaran dan hanya ingin fokus pada kuliahnya. "Jelas Qiara, setelah itu ia menyesap minumannya.      

"Aku akan berjuang untuk cintaku. " Kata Orlin dengan penuh semangat.      

Qiara hanya tersenyum kecut pada Orlin. Yang penting dia sudah memberitahu terlebih dahulu agar Orlin tidak sampai kecewa ketika Qiano menolaknya.      

"Permisi. Apakah saya boleh gabung?" Mendengar suara itu. Orlin dan Qiara mendongak, dan menemukan sosok gendut sedang membawa rantang makanannya.      

"Kamu siapa? Juga, tubuhmu gendut sekali? " Kata Orlin dengan heran. Seketika itu gadis itu menunduk malu ketika mendengar perkataan Orlin.      

"Ahhh... Kak Yumi. Ayo duduk disini! Maafkan perkataan temanku. Dia hanya kaget saja." Kata Qiara seraya mempersilahkan Yumi duduk di sampingnya.      

"Terimakasih Qiara. " Sahut Yumi sambil tersenyum lalu duduk di samping Qiara.      

"Ummm... Ra, aku ke kelas dulu ya! Sampai besok! " Kata Orlin yang mulai tidak nyaman dengan keberadaan Yumi. Karean dia berfikir kalau Kemas hanya akan mencolok apabila memiliki teman yang cantik dan populer. Kalau gendut dan jelek, pastinya semua orang akan menjauhinya.      

Qiara tidak memperdulikan Orlin yang sudah pergi. Dia hanya fokus pada Yumi. Tepat saat itu, Qiara mengingat beberap hari yang lalu saat Yumi di tolong oleh Natan adik iparnya. Dan itu hal yang menakjubkan bagi bintang kampus yang mau menjadi kesatria orang yang selalu di ejek dan kucilkan.      

"Apa kamu tidak malu duduk bersamaku? Selama ini tidak ada mahasiswi yang mau berteman denganku karena kamu tau lah alasannya apa. " Tanya Yumi dengan malu-malu.      

"Ha ha ha... Kakak jangan bilang begitu. Pokoknya mulai sekarang, aku akan menjadi teman kakak! " Kata Qiara sambil tersenyum riang.      

"Benarkah? " tanya Yumi dengan tidak percaya.      

"Tentu. Aku selalu menepati janjiku. " Sahut Qiara.      

"Terimakasih! " kata Yumi dengan tersenyum bahagai. Setelah itu mereka berdua langsung bertukar nomor kontak.      

Tepat saat itu. Qiara kaget melihat kemunculan Vega yang tiba-tiba dengan nafas yang terenggah-enggah.      

"Vega, kamu kenapa? "Tanya Qiara dengan heran.      

"Aku punya berita hot buat kamu. Ini benar-benar keberuntungan bagi kelas kita. Semua mahasiswi sedang membicarakannya dan merasa sangat senang karena kelas kita yang terpilih." Kata Vega dengan senyum yang lebar serta nafas yang memburu.      

"Berita apa? Ngomongnya yang pelan-pelan dong! Aku jadi bingung. " Kata Qiara dengan heran. Yumi pun ikut heran dengan sikap Vega.      

"Oke. Begini, kita punya dosen baru yang super ganteng dan idola para wanita di kota A. Bukankan ini suatu keberuntungan? " Kata Vega dengan keranjingan.      

Mendengar penjelasan Vega. Qiara hanya menarik nafas dalam karena dia benar-benar tidak teratrik dengan dosen ganteng. Kareana, baginya itu sia-sia. Bisa-bisa Julian mencekiknya jika tau mengidolakan lelaki lain.      

"Qiara, apa kamu perempuan? Kenapa ekspresimu datar begitu ketika mendengar dosen ganteng? Apakah kamu tidak suka dan tidak tertarik? " Tanya Vega dengan heran.      

"Hahaha... Aku tidak tertarik dengan lelaki ganteng. Karena menurutku itu percuma saja, akan begitu banyak saingan yang membuat kita repot. Jadi, sebaiknya kita segera ke kelas karena ini sudah jam masuk! " Kata Qiara seraya berdiri.      

"Kak Yumi. Nanti main ke rumahku saja ya! Kita ngobrol di sana biar enak. Sekarang aku harus ke kelas. " Kata Qiara pamitan dengan Yumi.      

"Ohhh... Tentu. Aku akan menerima dengan senang hati undangan darimu." Jawab Yumi dengan senyum yang terlukis di antara pipi gembilnya.      

Qiara pun langsung tersenyum. Setelah itu ia pergi bersama Vega yang masih keheranan melihat Qiara berteman dengan Yumi.      

"Ra, kenapa kamu mau temenan dengan perempuan gendut itu? Apakah kamu tidak malau jika di ejek dan dijauhi sama teman yang lain? " Tanya Vega sembari berjalan menuju kelas nya.      

"Kau tau apa itu teman? Akan aku beritahu. Yang namanya teman, seperti apapun kita ribut dan seperti apapun kekurangan kita, mereka akan tetap ada bersama kita. Jika ada teman yang menjauh saat tau jelek kita atau berantem dengan kita. Maka itu sudah bisa di pastikan kalau mereka bukanlah teman yang baik buat kita. Aku biasanya tidak perduli dengan orang yang begitu. Aku bukan orang yang baperan. "Jelas Qiara dengan senyum menghiasi wajahnya.      

Vega terdiam mendengar penjelasan Qiara. Dia merasa kalau selama ini dia adalah teman yang buruk bagi teman-teman yang terdahulu. Hanya ada disaat mereka jaya, tapi pergi di saat mereka jatuh, begitulah cara Vega berfikir dahulu. Dia hanya akan berteman dengan orang-orang yang menguntungkan baginya.      

Tidak lama kemudian. Mereka dikejutkan dengan beberapa mahasiswi yang menempel di tembok kelasnya. Mereka terlihat sedang mengintip di balik jendela kaca.      

"Mereka lagi ngapain? " tanya Qiara dengan heran.      

"Aisss... Kita sudah terlambat. Dosen baru itu sepertinya sudah masuk kelas duluan. Ayo masuk! " kata Vega dengan cemas.      

Qiara pun juga cemas karena ini baru sebulan dia kuliah, ia pun tidak ingin mengulang kebiasaan buruknya lagi.      

Namun, Qiara berhenti di tengah pintu ketika pintu itu dibuka oleh Vega. Sedang Vega langsung nyelonong masuk dan duduk di kursinya setelah minta maaf.      

"Ra, kenapa kamu malah bengong?" tanya Vega dari kursinya dengan suara pelan.      

Qiara masih tertegun menatap lelaki tinggi dan tampan yang menggunakan kemeja putih tanpa dasi dengan lengan baju yang di cincing sampai siku. Lekaki itu berdiri tegak sambil menatapnya penuh arti.      

'Ya ampun si Qiara... Ada apa dengannya? Apa dia kerasukan? Atau dia terpesona. Tapi, wajar sih dia terspesona. Dosen nya tampan banget. Bisa betah aku di kelas. He he ... .' Batin Vega dengan tatapan yang tidak bisa berpaling dari dosen barunya itu.      

"Ada apa denganmu Nona? Pembelajaran akan kita mulai sebentar lagi. Jadi, jika kamu tidak tertarik untuk mengikuti kelasku. Kamu boleh keluar dari sini! " Kata Dosen itu dengan sinis.      

'Julian... Apa kamu mau cari masalah denganku? Beraninya kamu menjadi dosen baru di kelasku lagi. Tidakkah kamu hanya ingin pamer hah?' Batin Qiara sembari menggertakan giginya. Di dalam fikirannya. Dia sudah mencekik leher Julian sampai dia berhenti untuk bernafas.      

"Nona, apa anda tidak mau duduk? Atau pergi saja agar tidak menggangu pemandangan kelas ini! " Kata Julian lagi sembari menebak apa yang Qiara fikirkan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.