Istri Kecil Tuan Ju

Restauran



Restauran

0Sedangkan di Reastuaran itu. Qiara dan Natan masih makan dengan lahapnya. Mereka makann seperti orang yang sudah tidak makan selama berhari -hari.      

'Mereka kelaparan atau doyan sih? ' Batin Andi sembari memperhatikan dua orang yang sedang makan di depannya itu.      

"Natan, kamu akan diantar pulang oleh supir menggunakan mobilmu." Kata Andi ketika melihat Natan sudah berhenti makan.      

"Ummm... Mobilku? Bukankah masih di kampus seingatku? " Kata Natan dengan heran.      

"Tuan Ju sudah meminta anak buahnya untuk membawanya kesini. "Jelas Andi.      

"Ohhhh... Dia terlalu baik hingga aku ingin mencekiknya." Ucap Natan dengan kesal.      

"Aku akan menyampaikan apa yang kamu katakan kepada Tuan Ju. " Kata Andi sambil tersenyum.      

"Yaaa... Aku cuma bercanda kenapa kamu malah serius begitu. " Teriak Natan dengan ekspresi yang semakin buruk.      

"Yaaaa... Kalian para lelaki kenapa ribut sekali? Bisakah kalian tidak membahas manusia tidak punya hati itu? Sangat menghilangkan selera makanku. Rasanya aku pengen mencongkel kedua matanya menggunakan garpu ini. Kedua bola matanya akan aku jadikan makananan ulat. " Ucap Qiara sambil mengunyah makanannya.      

Mendengar apa yang dikatakan oleh Qiara. Natan dan Andi langsung bergidik ngeri. Mereka tidak habis fikir ada seorang istri yang tega mengatakan hal seperti itu.      

"Hei... Gadis bar-bar! Berani sekali kamu mengatakan begitu pada kakak ku! Bagaimana pun juga aku sayang sama dia. Istri macam apa kamu. Hahaha... Aku tidak percaya kalau nasib kakak ku sangat malang beristrikan kamu. " Kata Natan dengan kesal.      

"Sudah... Jangan bertengkar lagi kalau kalian tidak mau di hukum lagi!. " Kata Andi yang mencoba mematikan api yang baru saja dinyalakan oleh Qiara dan Natan.      

Mendengar apa yang Andi katakan. Qiara dan Natan pun langsung diam karena mereka benar-benar tidak ingin kena hukuman lagi.      

"Aku ke toilet sebentar! " Kata Qiara setelah menyeka mulutnya dengan tisu.      

"Toilet nya ada di sebalah sana! " Kata Andi sambil menunjuk kearah Toilet.      

"Aku tau. " Setelah mengatakan itu. Qiara pun langsung pergi tanpa memperhatikan Natan dan Andi.      

"Nasib kakak ku sangat buruk telah menikahi perempuan model Qiara. " Ucap Natan dengan cemberut.      

"Hee... Tuan Ju sangat menyanyangi istrinya. Dia memanjakannya tanpa ampun. Oleh karena itu, kamu jangan buat perkara dengannya. Bisa-bisa Tuan Ju akan mempersulitmu. " Kata Andi sambil tersenyum.      

"Aku tidak perduli. Bagaiman pun juga dia kakak ku dan dia tidak mungkin melakukan hal buruk padaku hanya gara-gara perempuan bar-bar itu. Tapi, kenapa Papa tidak mencegah pernikahannya? Bukankah Papa sangat hati-hati pada pergaulan anak-anak nya? " Kata Natan dengan bingung.      

"Setauku. Tuan besar juga menyukia istri Tuan Ju. Mereka beberapa kali bermain bulu tangkis sama-sama di rumah besar. " Mendengar apa yang dikatakan Andi. Natan terkejut dan tidak percaya kalau Papa nya yang otoriter itu juga menyukai gadis seperti Qiara.      

"Jhonatan?"     

Mendengar namanya di panggil. Natan pun langsung menoleh ke sumber suara.      

"Malam Nona Jasmin! " Sapa Andi dengan sopan karena Jasmin adalah kakak dari bos nya.      

"Kakak? Kenapa ada disini? "Tanya Natan dengan antusias karena dia sudah beberapa bulan tidak bertemu.      

Melihat Natan berdiri dengan wajah kucel serta pakaian yang berantakan. Ekspresi Jasmin berubah gelap.      

"Natan, ada apa denganmu? Kenapa pakaianmu begitu lecek dan wajah tampanmu sangat kucel dan kotor. Ada apa? Ceritakan pada kakak! " Kata Jasmin dengan panik tanpa menjawab pertanyaan Natan.      

"Ummm... Natan sudah... Olahraga lari kak. Dan, kebetulan aku ketemu Pak Andi sehingga dia mengajakku makan. "Jelas Natan dengan gugup. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya karena dia tidak mau membuat kedua kakak nya itu sampai berantem hanya karena dirinya.      

Memdengar penjelasan Natan. Jasmin duduk di kursi dan melepas kaca matanya. Sedangkan Managernya tetap berdiri untuk melindunginya dari fans yang mungkin akan melihat Jasmin.      

"Pak Andi. Bukankah anda Asisten baru Tuan Ju? Setauku, setiap Asistennya, tidak akan memiliki waktu luang untuk berjalan-jalan apalagi untuk makan malam seperti ini bersama adikku. Karena Tuan Ju itu orang yang sangat gila kerja. Apakah anda tidak takut di pecat? " Tanya Jasmin sambil menatap Andi dengan tajam untuk menemukan kekujuran dari tatapan Andi.      

"Saya hanya bekerja atas perintah Tuan Ju. Termasuk malam ini. Hehhehe.. " Jawab Andi sambil tersenyum.      

"Ohhh... Begitukah? Jadi, menemani adikku makan adalah perintah darinya? " Kata Jasmin lagi dengan ekspresi yang rumit.      

"Betul Nona! " sahut Andi sambil menganggukan kepalanya.      

"Baiklah. Aku anggap kamu jujur. Ya sudah, aku akan membawa adikku pergi sekarang! Katakan pada bos mu kalau aku membawanya pergi." Kata Jasmin sambil memasang kaca matanya kembali.      

"Natan, ayo pergi! " Seru Jasmin setelah ia kembali berdiri. .     

"Natan bawa mobil kak" Kata Natan lagi dengan ekspresi yang rumit.      

"Aku akan meminta supir untuk membawanya ke rumah. Aku ingin malam ini kamu menginap di rumah ku. Karena sudah lama kita tidak bertemu. "Jelas Jasmin.      

Natan melirik Andi dengan tatapan sendu untuk meminta saran. Karena Andi orang yang cerdas, ia pun langsung mengedipkan matanya untuk memberitahu kalau tidak apa-apa Natan ikut Jasmin.      

"Baik Kak. Aku akan ikut! " Kata Natan pada akhirnya setelah mendapat kedipan dari Andi.      

"Tolong hati-hati di jalan. Ini ponsel anda! " Kata Andi sambil menjulurkan ponsel Natan yang dikasih oleh Julian.      

"Terimakasih atas teraktirannya Pak Andi! Lain kali kita makan bersama lagi!" Kata Natan sambil meraih ponselnya.      

"Tentu. " Kata Andi.      

Tidak lama setelah itu, Natan dan Jasmin meninggalkan Restauran. Jasmin terlihat sangat tidak nyaman melihat adik kesayangan nya itu begitu kucel seperti orang yang tidak terurus.      

"Julian... Kenapa kamu ada disini? Dimana Pak Andi dan Natan? " Tanya Qiara dengan ketus ketika dia melihat Julian duduk di tempat duduk Natan setelah ia kembali dari kamar mandi.      

"Kenapa kamu mencari yang lain disaat suamimu ada di depan matamu? "Tanya Julian balik sambil memperhatikan Qiara dengan ekspresi yang lembut.      

Qiara menarik nafas dalam ketika mendengar apa yang Julian katakan. Dia masih marah tapi ekspresi Julian membuat amarahnya seakan mati rasa.      

"Tuggu dulu! Seingatku Restauran ini, tadinya ramai. Tapi, kenapa sekarang sudah sepi? Apakah ini sudah larut malam? Sehingga Restauran akan tutup? " Tanya Qiara setelah melempar pandangannya ke penjuru Restauran.      

Julian hanya tersenyum mendengar apa yang Qiara katakan. Melihat itu Qiara pun menjadi kesal.      

"Ayo pulang! Restauran ini sudah mau tutup! " Kata Qiara dengan malas. Sebab dia tidak mau berdebat atau berteriak sama Julian di tempat umum.      

Tepat saat itu, Qiara melangkah pergi, Julian tersenyum sambil menarik lengan Qiara. Seketika itu Qiara terkejut, lalu ia jatuh di pangkuan Julian.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.