Istri Kecil Tuan Ju

Cara Agar tidak Bosan.



Cara Agar tidak Bosan.

0"Baiklah. Kalian harus hati - hati. Jangan lupa, nanti kalau kalian sudah sampai di Amerika, langsung hubungi mama, oke..! Mama juga akan segera pulang. Karena Papa mu katanya akan pulang sekarang." Kata Sarah setelah memeluk Qiara.     

Tidak lama setelah itu, Julian dan Qiara meninggalkan rumah setelah berpamitan dengan Sarah. Di dalam mobil, Julian hanya fokus mengecek semua pekerjaannya, sedangkan Qiara mulai merasa bosan, dia juga melihat pak Joni yang kelihatan tidak perduli dengan apa yang ada di sekelilingnya selain fokus memperhatikan jalan dan kaca sepion.     

Sektika itu, Qiara melirik Julian di sebelahnya. Dia ingin marah soal kejadian di meja makan tadi. Tapi, dia merasa tidak bersemangat.     

"Kenapa kamu melihatku begitu? Ada yang salah? " Tanya Julian ketika menyadari Qiara memperhatikannya sedari tadi.     

"Aku cuma bosan."Jawab Qiara dengan cemberut. Julian mengerutkan keningnya mendengar apa yang dikatakan oleh Qiara.     

Setelah itu ia melirik Qiara sambil tersenyum licik.     

"Mendekatlah! Aku akan memberitahumu bagaimana caranya agar tidak bosan! " Kata Julian sembari menarik pinggang Qiara. Seketika itu Qiara terkejut dan melotot menatap Julian. Tanpa mengatakan apapun, Julian langsung mencium bibirnya. Qiara mengedip-ngedipkan matanya, entah mengapa dia tidak menolak ciuman itu, sedang pak Joni tidak menghiraukan apa yang sedang terjadi di belakang.     

Sesaat kemudian Julian melepas ciumanya lalu menatap Qiara dengan lembut sambil memegang bibirnya dengan senyum nakal.     

"Yaaa... Julian! Dasar lelaki mesum! Beraninya kamu mengambil kesempatan dalam kesempitan. " Teriak Qiara sambil memukul bahu Julian.     

"Hei... Kenapa kamu selalu marah? Tidak bisakah kamu mengecilkan volume suaramu sedikit? Telingaku terasa sakit mendengarmu." Kata Julian dengan sinis.     

"Lagian, kamu kenapa melakukan ini padaku? " Tanya Qiara sambil membersihkan bibirnya seakan dia jijik telah di cium oleh Julian.     

"Aku melakukannya agar kamu tidak bosan. Selain itu, aku lebih suka kamu ribut dari pada diam saja. " Jawab Julian sambil tersenyum manis.     

Mendengar apa yang Julian katakan Qiara pun terdiam sesaat. Tidak lama setelah itu, tiba-tiba dia merebahkan kepalanya di bahu Julian dengan manja. Tidak hanya itu, dia pun memeluk lengan tangan Julian. Menyadari tingkah manja Qiara.     

Julian pun meliriknya dengan heran. Dia bingung dengan sikap Qiara yang sebentar-bentar marah dan sebentar nya lagi dia malah manja.     

"Ada apa?" Tanya Julian.     

"Aku lelah dan mengantuk. Semalam aku telat tidur dan gak bisa nyenyak. "Jawab Qiara sembari mengeratkan pelukannya di lengan Julian. 'Bagimana mungkin dia tidak nyenyak, tidurnya saja sudah kayak kukang. Hehe... Tapi, dia tetap istriku. ' Batin Julian.     

"Ya sudah. Kamu tidur saja. Kalau sudah sampai aku akan membangunkanmu. " kata Julian sambil memegang rambut Qiara.     

"Ummm... " Ucap Qiara seraya memejamkan matanya untuk berusaha tertidur. 'Ternyata bersandar begini cukup nyaman. Dia, memang paling bisa menaklukkanku. ' Batin Qiara.     

Setelah itu, Julian kembali fokus sama ponselnya dengan hanya menggunakan tangan kirinya untuk memeriksa beberapa email yang masuk.     

Setelah selesia ngobrol, keadaan kembali hening, Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya sampai di Bandara, sebelum keluar dari mobil. Julian melirik Qiara yang masih tertidur.     

"Qiara, ayo bangun! Kita sudah sampai. " Kata Julian sambil membelai pipi Qiara.     

"Ummm... Benarkah? " Ucap Qiara sambil mengucek matanya setelah melepaskam lengan Julian.     

"Iya. Ayo kita keluar! " Kata Julian sambil menganggukkan kepalanya.     

"Iya. " Sahut Qiara dengan malas, karena dia masih merasa mengantuk.     

"Tunggu! " Julian menarik lengan Qiara saat Qiara hendak keluar dari mobil.     

"Apa lagi? " Tanya Qiara dengan ketus. Tanpa mengatakan apapun. Julian menarik pundak Qiara agar bisa menghadap kearahnya.     

"Mukamu sangat lecek dan rambutmu berantakan. Jika dilihat orang, nanti kamu bisa di kira orang gila." Kata Julian sambil membantu Qiara merapikan rambutnya. Melihat perlakuan lembut Julian. Qiara hanya bisa menatap kosong kearah Julian dengan cemberut.     

"Sudah selesai. Sekarang senyumlah biar orang bisa melihat betapa cantiknya senyum istriku! " Kata Julian sambil mencubit pipi Qiara.     

Qiara pun langsung tersenyum meskipun itu terpaksa, tapi dia cukup nyaman dengan perhatian Julian hari ini. Sedikit berbeda dengan sebelumnya.     

Setelah selesai Julian pun langsung menggandeng tangan Qiara masuk ke Bandara setelah mereka turun dari mobil.     

"Tunggu dulu! Aku harus memakai maskerku. "Kata Qiara seraya mengeluarkan masker hitam dari tasnya. Karena dia tidak mau ada yang mengenalinya sedang jalan bersama Julian.     

"Kenapa kamu harus menggunakan masker? "Tanya Julian dengan heran.     

"Biar tidak ada yang mengenaliku. Kita tidak pernah tau ada wartawan diantara banyak orang ini. Kan, aku baru tau kalau suamiku orang yang berpengaruh di kota ini. Iya kan? " jawab Qiara sambil merapikan penampilanya yang sedikit berantakan.     

"Kamu bisa saja. Ya sudah, ayo masuk! " Kata Julian sambil tersenyum. Tidak lama kemudian mereka pun duduk di bangku tunggu Bandara karena mereka akan berangkat 15 menit lagi.     

"Aku fikir kita akan menggunakan pesawat pribadimu. " Kata Qiara sambil melirik Julian yang terlihat serius menatap layar ponselnya.     

"Aku tidak mau menggunakannya. "Jawab Julian tanpa melirik Qiara.     

"Ummm... Tidak mau menggunakannya atau kamu memang tidak punya? " Tanya Qiara lagi sambil menyeringai kepada Julian.     

"Itu milik perusahaan. Jadi, aku malas menggunKannya. Lebih enak seperti ini. " Kata Julian lagi, yang memang tidak begitu suka bepergian keluar negeri menggunakan pesawat pribadinya kecuali terdesak.     

"Bilang saja tidak punya. Begitu saja kok repot. " Ucap Qiara seraya memalingkan wajahnya dari Julian. Setelah itu, ia duduk dengan tenang sambil memainkan ponselnya karena Julian mulai mengabaikannya.     

Setelah lama menunggu, mereka berdua akhirnya naik ke pesawat, dan selama perjalanan Qiara tertidur lagi di bahu Julian dengan nyenyaknya. Melihat Qiara tertidur pulas sambil memeluk dirinya sendiri. Dengan pelan Julian membuka Jasnya lalu menyelimuti tubuh Qiara.     

Tepat saat itu. Julian menatap wajah manis Qiara yang tertidur. Seketika itu ia merasakan jantungya berdebar hebat. Setelah itu. Julian dengan lembut membelai rambut Qiara sambil berkata. '     

Aku baru tau sekarang, kenapa Vania tidak ingin melihatku menikah dengan wanita lain. Karena dia sudah menyiapkan gadis istimewa bagiku. Ya, dia adalah kamu. Aku menyukai segala hal yang berhubungan denganmu. Terlebih ketika kamu mulai tersenyum dan bersikap kesal karena sering kali aku membuatmu kesal. Apa mungkin aku sudah mulai jatuh cinta padamu?' Batin Julian seraya menarik Qiara kepelukannya. Waktu bergulir begitu cepat, Qiara dan Julian pun akhirnya sampai di salah satu Hotel berbintang di Amerika.     

"Kenapa kamu memesan satu kamar? " Tanya Qiara dengan cemberut ketika Julian mengajaknya masuk ke kamar kelas satu di Hotel itu.     

"Jangan banyak protes! Lebih baik sekarang kita istirahat. Karena beberapa jam lagi, kita akan bertemu Klien ku dan istrinya. " Ucap Julian sambil merebahkan tubuhnya yang lelah di kasur empuk dan lembut itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.