Istri Kecil Tuan Ju

Tidak Mengerti.



Tidak Mengerti.

0"Anda mau cari siapa? " Tanya Qiara menggunakan bahasa Indonesia, karena dia lupa kalau lagi di Negara orang yang sudah tentu harus menggunakan bahasa Inggris.     

Tiga perempuan cantik dengan dandanan menor itu, terlihat mengerutkan keningnya karena mereka tidak mengerti apa yang di katakan oleh Qiara.      

"Apakah saya bisa bertemu dengan istrinya Tuan Ju?" tanya salah seorang perempuan itu menggunakan bahasa Inggris.     

"Hehehe ... Yes... Ummm... Oh No. Aduhhhh... Tadi dia bilang apa sih? Aku tidak mengerti. "     

Kata Qiara sambil menggaruk leher nya setelah memberi jawaban yang membuat bingung.     

'Ya Tuhan. Kenapa tidak bilang sih kalau aku akan ada nasib ke Amerika? Kan kalau tau, aku tidak akan tidur pas pelajaran Bahasa Inggris. Juga, kenapa aku tidak bisa ingat apa yang Julian ajarin dan dua guruku kemarin? ' Batin Qiara sambil menunduk dengab ekspresi yang buruk.     

"Yes Or No? " tanya perempuan itu lagi dengan ekspresi bingung.     

"Yaaa... Apa kamu tuli? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan. Apa kalian kesini mau nyanyi dangdut? Dandanan kalian tidak sebanding dengan ondel - ondel. " Kata Qiara dengan keras karena merasa frustasi menghadapi tiga perempuan itu. Dia sangat membenci bahasa Inggris.     

Buktinya dia tidak bisa ingat apapun yang sudah diajarkan Julian dan dua guru bahasa Inggrisnya yang bule. Mereka kaget melihat ekspresi Qiara serta suara kerasnya walaupun mereka tidak mengerti apa yang Qiara ucapkan.     

Tepat saat iti Julian datang dan segera berlari menghampiri tiga perempuan itu yang terlihat sangat ketakutan. Dia bisa tebak kalau istrinya pasti sudah memarahi orang.     

"Hallo Bella, Apakah kalian sudah lama? " Sapa Julian menggunakan bahasa Inggris yang fasih ketika dia sudah berada di depan tiga orang itu. Qiara menyeringai kepada Julian karena menganggap nya sok bisa bahasa Inggris dan pamer.     

'Dasar lelaki suka pamer. Dia fikir aku tidak bisa bahasa Inggris apa. Kebetulan saja aku lupa makanya tidak mengerti. ' Batin Qiara.     

"Tidak apa - apa Tuan Ju. Kami hanya kaget ketika mendengar perempuan ini berteriak seperti sedang marah sama kami. " Kata Bella dengan sopan.     

"Ohh, Maafkan istriku. Dia tidak bermaksud untuk marah. Dia orang nya memang begitu kalau ketemu orang asing. "Jelas Julian sambil merangkul Qiara.     

"Ohh ... Dia istri anda? Maaf karena sudah berprasangka buru!k!" Kata Bella lagi sambil tersenyum melihat Qiara yang otaknya sudah di kelilingi burung - burung kecil karena bingung dan tidak mengerti apa yang Julian dan Bella bicarakan.     

"Mereka siapa?" tanya Qiara sambil mendongak pada Julian.     

"Ohh... Mereka adalah tukang rias yang aku minta untuk mendadani kamu. Karena aku ingun istriku tampil sempurna di depan istri Klien ku. Dan tenang saja, karena dia bisa bahasa Indonesia sehingga kamu bisa berkomonikasi dengan lancar bersamanya. " Jelas Julian.     

"Kenalkan ini Bella! " Kata Julian memperkenalkan Bella pada Qiara.     

"Hallo Ny. Ju. Saya Bella yang Kan mengubah anda menjadi tuan putri yang cantik. " Kata Bella dengan penuh hormat.     

"Dia memperkenalkan dirinya padamu. Jadi, kamu harus balik mengenalkan dirimu padanya. " Bisik Julian sambil tersenyum karena dia tau kalau Qiara pasti merasa karena tidak mengerti bahasa Inggris. "Qiara... " Qiara hanya memperkenalkan diri dengan singkat. Sebab, dia bingung harus berkata apa dalam bahasa Inggris.     

Setelah perkenalan singkat itu. Mereka semua langsung masuk dan langsung merias Qiara karena kata Julian kalau dia tidak punya waktu banyak.     

Sembari menunggu Qiara di dandani. Julian terlihat sibuk memeriksa beberapa file. Tepat saat itu dia menerima panggilan dari Andi. Ia pun segera mengangkatnya.     

"Apa yang terjadi?" Tanya Julian setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.     

"Pihak WJ Grup telah mengkopi ide kita untuk peluncuran merek Leptop terbaru dari kita. Bagaimana ini Bos? Kita bisa di anggap membajak ide mereka jika saya tetap mempersentasikan ide kita ini. Karena mereka menjadi yang pertama untuk persentasi." Jelas Andi dengan panik. Karena dua orang yang bertanggung jawab dari perusahaannya juga ketakutan.     

Karena mereka takut kena marah Julian.     

"Jam berapa acara nya di mulai? " tanya Julian dengan santai. Bagi Julian, hal seperti itu adalah hal biasa yang terjadi di dunia bisnis. Kelicikan dan manipulasi adalah makanan keseharian bagi mereka di dunia bisnis untuk bertahan hidup.     

"Jam 10 tepat Bos. " Jawab Andi.     

"Lakukan yang terbaik. Saya akan datang tepat waktu. " Kata Julian tanpa banyak bicara lagi.     

"Baik bos. " Setelah mengatakan itu. Suara Julian tidak terdengar lagi. Andi pun langsung tau kalau Julian sudah mematikan ponselnya.     

"Bagaimana? Apa Bos marah sama kita? " Tanya dua staf itu.     

"Kalian tenang saja! Bos akan datang nanti. Sebaiknya kita susun rencana cadangan untuk menjaga-jaga. Karena kita tidak bisa mempercayai siapapun di sini." Jawab Andi dengan tenang.     

Mereka berdua pun langsung mengangguk. Karena mereka juga tau kalau mereka harus berhati-hati pada orang asing.     

Setelah itu mereka pun kembali berkumpul di Hotel yang berbeda dengan Julian sebab mereka datang belakangan. Sementara itu. Julian sudah selesai merapikan dasinya. Setelah itu Julian langsung keluar kamar untuk melihat apakah Qiara sudah siap atau belum.     

Tepat saat dia sampai ruang tamu. Julian tertegun melihat Qiara yang tampak berbeda dengan gaun berwarna krem di bawah lutut. Rambutnya yang pendek di tata dengan indah dan make up yang terlihat sempurna itu.     

"Apa aku cantik? Sepertinya iya, karena aku melihat bola matamu seakan melompat dari tempatnya. He" tanya Qiara seraya berputar dengan pelan. Senyum menghiasai wajah Qiara yang memperlihatkan betapa menggemaskannya Qiara.     

"Ya, cantik. Baiklah, kita berangkat sekarang! " Jawab Julian sambil tersenyum. Qiara pun langsung mengangguk dan segera menenteng tas kecilnya yang senada dengan warna gaunya. Lalu mengikuti Julian dengan patuh sambil menggandeng tangannya.     

"Apa kamu yakin tidak menampar Bella sehingga ia pergi sebelum berpamitan denganku? " Tanya Julian sambil berjalan meninggalkan kamar mereka.     

"Kamu fikir aku sekejam itu? Tidak lah. Mereka pergi setelah menerima panggilan. Entah mereka bilang apa, tapi aku hanya menjawab Yes saja dengan ramah. Sama bilang terimakasih. "Jelas Qiara Membela dirinya.     

"Aku percaya. Oh ya, kamu benar-benar cantik hari ini" ucap Julian sambil melirik Qiara yang berjalan di sebelahnya.     

Seketika itu, Qiara tersipu malu mendengar perkataan Julian.     

"Terimakasih!" Ucap Qiara dengan tatapan yang mulai berkaca-kaca." Awas nangis! Nanti make up mu rusak. Masak jagoan mudah banget nagisnya. " Kata Julian yang menyadari tatapan Qiara yang mulai berair. Mendengar perkataan Julian. Qiara langsung meliriknya dengan cemberut. Melihat itu Julian tersenyum geli, namun ia mencoba menahan senyumanya agar Qiara tidak tambah manyun lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.